Pembaca yang berbahagia. Pada edisi sekarang, penulis
ambilkan pesan-pesan yang diperoleh dari tausiyah yang terdapat di handphone
penulis. Pesan-pesan itu kemudian penulis kumpulkan di dalam artikel edisi ini.
Oleh sebab itu mohon maklum apabila subjudulnya berdiri sendiri. Semoga Allah
meridhai kita. Semoga catatan ini bermanfaat.
Penulis menggunakan istilah “aku” atau “anda” semata-mata
agar lebih mengena kepada diri penulis pribadi sehingga memudahkan pemahaman
dan memacu semangat. Semoga pembaca pun dapat merasakan dorongan yang lebih
tinggi lagi untuk menjalankan tuntunan Allah SWT.
Rezeki yang selalu mengalir
Alhamdulillah, rezeki yang aku terima semakin
banyak. Semakin mudah, berbeda di saat
aku berada pada beberapa tahun ke belakang. Nyatalah bahwa Allah selalu
mencukupkan kebutuhan hamba-hamba-Nya.
Hal yang harus aku lakukan di dalam menyikapi pemberian
rezeki adalah bangkit untuk menghidupkan agama Allah dan berbuat baik/beramal
sesuai dengan anugerah yang telah Allah berikan kepadaku. Intinya, pergunakan
nikmat Allah yang datang kepadamu, kemudian pergunakan nikmat itu untuk
menyuburkan agama Allah. Misalnya, saat kamu mendapat rezeki maka berikan itu
kekeluargamu, kemudian setelah itu kamu keluar rumah dan berjalan menuju tempat
syiar Islam dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Hidupmu aman
Hidupku akan aman jika aku terus melakukan syiar Islam.
Yang merasakan aman, tidak hanya kamu tetapi orang-orang yang berada di
sekitarmu, bahkan masyarakat akan merasakan keamanan. Lambat laun “istiqamah”
akan menghantarkan aman tersebut ke seluruh pelosok bumi.
Hidupmu akan aman jika obsesimu adalah kemaslahatan umat.
Rezeki telah diatura Allah sebagaimana yang sering kamu sampaikan di dalam
nasihat-nasihatmu. Adalah supaya kamu tenang di dalam berjuang untuk agama-Mu.
Waktu yang tersedia gunakan sebaik mungkin untuk hal-hal
yang berguna untuk orang banyak.
Kamu berada pada posisi beruntung, doa-doa yang selama
ini dipanjatkan akhirnya Allah kabulkan jua. Tentu, nikmat-nikmat itu akan
semakin ditambah jika kamu terus melakukan kebaikan dan pengabdian.
Nafsu
Jangan hiraukan nafsu, sebab pikiran picik adalah pikiran
nafsu. Jangan ikut sertakan ia dalam berbagai kegiatanmu agar kamu tidak rugi.
Nafsu itu kecil sehingga tidak usah ia dilibatkan dalam kegiatan besar (amal)
Perjuangan manusia bukan untuk
mempertahankan hidup, namun untuk ibadah
Perjuangan manusia yang inti adalah untuk ibadah, untuk
mengabdi, untuk menjalankan perintah Allah SWT. Inilah inti hidup. Dahulu aku
belum paham dengan ungkapan “hidup untuk ibadah.” Aku pun tak sadar jika hidupku selama ini
selalu diisi dengan nafsu, bukan diisi dengan ibadah, makanya waktuku terasa
rugi terus.
Hikmah Musibah
Di saat terjadi musibah. Terdapat beberapa hikmah bagi
kita: pertama, adalah saat tepat kita
untuk menolong orang yang terkena musibah, membantunya, meringankannya, dan
memberi semangat kepadanya. Kedua, jadikan
musibah yang menimpa orang lain sebagai pecut kita agar semakin terdorong
beramal untuk kepentingan orang banyak. Ketiga,
ternyata kesulitan itu tidak hanya melanda kita namun menimpa orang lain,
dan setiap manusia memiliki tantangan masaing-masing. Sikap tersebut akan
membuat kita berbesar hati sehingga tidak terseret di dalam duka
berkepanjangan.
Ingat Allah
Ingat Allah, ingat Allah, agar hidupmu terus terbimbing.
Mengingat-Nya merupakan jalan (thariqah) terbukanya cahaya Illahi, sebagaimana
terbukanya jendela menyambutsinar matahari.
Menjaga Hati agar tetap selamat
Jaga hati agar tetap selamat. Darinya akan muncul
semangat. Selamatnya hati mampu menerangi jiwa meski keadaan sekitar sedang
gelap gulita. Hati yang selamat akan selalu cerdas di dalam menyikapi suatu
keadaan. Tidak mudah emosi, tergesa-gesa, atau berbuat yang merugikan. Ia
tenang sebab Allah akan memberikan pertolongan di saat ia memohon pertolongan.
Adapun keputusan Allah maka hal itu sebaik-baik keputusan dan sumber
kebijaksanaan.
Hidup bermasyarakat
Hidup bermasyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan
individu yang memiliki karakteristik masing-masing. Perbedaan karakter bukanlah
merupakan ganjalan atau hambatan bagi berjalannya syiar Islam, bahkan
sebaliknya hal itu merupakan karunia, sebab di balik heterogenitas (keragaman)
kita dapat memperoleh pengalaman, tentunya akan melahirkan ilmu yang berguna.
ada istilah “learning by doing” benar,
kata pepatah bahwa masyarakat merupakan pendidikan yang sesungguhnya, berhasil
tidaknya seseorang yang berilmu maka tolok ukurnya sejauhmana ia mampu
memanfaatkan ilmunya: semakin patuh kepada Allah, memberi sumbangsih kepada
sesama, bersosialisasi, berperan aktif, peduli, serta memiliki kepekaan sosial
yang tinggi.
Syiar Islam sesuai dengan potensi kita
masing-masing
Silahkan saja berdakwah dengan cara masing-masing, dan
sesuai kemampuan. Kita ditugaskan Allah sebagai penyebar agama Islam. Rasul
bersabda: “Sampaikan dariku meskipun satu
ayat.” Allah SWT berfirman: “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk menyeru manusia kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.”
Syiar melalui Ilmu dan Amal
Pendekatan syiar, yaitu ilmu dan amal. Pendekatan pertama yaitu ilmu ditujukan
kepada kaum intelektual dimana mereka sering memahami keislaman dalam
perspektif literatur (kitab-kitab) dan akal pikiran. Pendekatan semacam ini
membutuhkan wawasan yang cukup luas sehingga kita dituntut untuk terus menerus
belajar agar dakwah kita dari hari ke hari semakin luas.
Pendekatan kedua yaitu amal. Pendekatan amal merupakan
cara efektif, langsung terasa manfaatnya, serta menghindari adu argumentasi
(perdebatan). Pendekatan amal sangat efektif dibandingkan “hanya berbicara
saja.” Ada peribahasa “sedikit bicara banyak bekerja.” Banyak orang tertarik
kepada sesuatu yang disertai dengan kerja nyata
ketimbang kepada seseorang yang hanya pandai bicara. Kecuali seorang
guru yang sedang menyampaikan ilmunya kepada murid maka bicara lebih utama
baginya.
Kita dapat menjadi orang hebat
Kamu dapat menjadi orang hebat, jika kamu terus menerus berbuat kebaikan.
Bisakah? Tentu bisa, sebab Allah telah sediakan kehidupan baik bagi orang-orang
yang berbuat baik. Janganlah hidupmu dipepet dengan keburukan melainkan pepet
keburukan agar kebaikan berkuasa atas keburukan di dalam kerajaan jiwamu.
Fokuskan kamu untuk mensyiarkan agama Allah. Merencanakan
bagaimana syiar Islam akan kamu kibarkan. Allah tahu bahwa kamu mempunyai
kebutuhan keluarga, tentu Allah akan mencukupi semua kebutuhan keluargamu,
alhamdulillah, amin.
Hati yang Lembut
Hati yang lembut (qolbun
layyinun). Bahwa kelembutan hati merupakan pemersatu manusia. Kelembutan
hati selalu melahirkan kekuatan. Kelembutan hati selalu membuat orang simpatik.
Sebaliknya, hati yang keras selalu memecah belah manusia.
Sikap qolbun
layyinun apabila dilakukan secara terus menerus (istiqamah) maka akan
menjadi modal dasar terwujudnya persaudaraan dan kebersamaan.
Dudi Akasyah
15 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar