Arsip Blog

Rabu, 18 September 2013

Masa Lapang, Gunakan Untuk Berbuat Baik



Dan berbuat-baiklah kamu (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
(QS. Al-Qashash, 28:77)
Setan tak senang kita bersyukur
Setan tak senang melihat kita bersyukur kepada Allah. Oleh sebab itu, mereka selalu mencari celah, mengarang-ngarang bahwa Allah tak pernah memberi nikmat, mereka juga suka merekayasa nikmat menjadi dosa-dosa.
Karunia dari Allah selalu berdatangan kepada kita
Yang kita rasakan adalah bahwa karunia Allah selalu berdatangan setiap saat kepada kita. Nikmat yang menjadi modal bagi kita untuk beramal dan menolong agama Allah. Hal ini perlu menjadi pelajaran bagi kita bahwa Allah hanya memberikan sedikit kesukaran namun Dia beribu kali lipat memberikan kelapangan.
Saat kemudahan datang, apa yang harus kita lakukan?
Apabila kita telah memperoleh banyak kemudahan dariNya maka kita pun perlu memberikan kemudahan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan kepada kita. Yakinlah, bahwa jika kita menggunakan kemudahan dari Allah untuk membantu orang lain memperoleh kemudahan maka Allah akan memberikan lebih banyak lagi kemudahan untuk kita.
Memang, cara jitu agar kita dapat mengerjakan syukur dengan tepat adalah menggunakan kemudahan dari-Nya untuk memberikan kemudahan kepada sesama.
Alhamdulillah, mumpung kita masih diberikan fasilitas oleh-Nya maka kita pergunakan sebaik mungkin fasilitas kita untuk menyemarakkan syiar Islam.  Saat anugerah Allah turun untuk kita maka saat itu kita perlu untuk gencar syiar Islam. Datangnya anugerah perlu disambut dengan semangat mengabdi kepada-Nya. Tentu, kita pun akan terus mengabdi kepada Allah dalam keadaan apapun situasi kita, baik di saat sempit maupun lapang.
Ilham merupakan Karunia
Alhamdulillah, kita telah diberikan kemudahan oleh-Nya. Sungguh, ternyata suatu ide seringkali lebih berharga dari materi. Hal ini banyak kita rasakan untuk banyak peristiwa.
Hati ini terasa girang penuh syukur kepada Allah bahwa betapa Dia selalu memberikan kemudahan-kemudahan kepada kita.
Tujuan kita diberi nikmat
Bagi kita, semua nikmat yang Allah berikan maka kita pergunakan untuk lebih aktif dalam kegiatan keislaman. Jika diibaratkan: saat lapang kita semakin melaju di dalam kegiatan keislaman. Di saat sempit, kita bertahan agar kegiatan keislaman yang selama ini ditekuni tak sampai pudar. Alhamdulillah, jika sikap kita demikian maka sama halnya kita telah melangkah maju untuk menggapai kehidupan yang lebih baik sebagai seorang muslim.
Allah selalu memberi kemudahan
Allah SWT selalu memberikan kemudahan, adapun masa-masa sulit sebelumnya adalah untuk melatih ketekunan kita dan menyeleksi siapa saja yang sungguh-sungguh dan siapa yang tidak serius.
Kita tak perlu membuang-buang waktu dengan mengatas-namakan "menunggu atau belum saatnya beramal" padahal untuk beramal detik ini kita sudah mendapat kesempatan emas untuk mengerjakannya.
Saat kita berhasil: Tetap rendah hati
Rendah hati. Meskipun saat lapang datang, kita perlu rendah-hati, waspada, dan tetap jaga-jaga agar kita tidak terpeleset. Teruslah memohon bimbingan kepada Allah SWT agar kiranya Dia selalu memberikan bimbingan, keselamatan, dan ilham agar kita dapat menggunakan "kelapangan" secara tepat sasaran dan menimbulkan manfaat yang istimewa untuk agama Allah.
Keberhasilan kita adalah atas izin Allah
Di saat masa-masa lapang datang, maka katakanlah bahwa hal itu terjadi atas izin Allah. Bahwa Allah yang memberi kelapangan. Janganlah mengatakan bahwa kelapangan yang sekarang terjadi adalah atas upaya dan kecerdasan kita sendiri. Katakan bahwa kelapangan itu terjadi atas ebaikan Allah untuk kita. Dia telah memberikan izin kepada kita sehingga kelapangan itu datang.
Boleh saja kita mengatakan bahwa kesuksesan yang diraih itu didapat oleh ilmu kita, namun sebelum berkata seperti itu harus diawali dengan pujian kepada Allah dan pengakuan bahwa anugerah itu terjadi atas izin-Nya.
Karunia untuk kita adalah sebagai kasih sayang (rahmat) Allah
Pembaca yang berbahagia, jika kita renungi, adalah betul bahwa karunia yang datang kepada kita adalah merupakan kasih-sayang dan izin Allah SWT. Tanpa pemberian dari Dia tidak mungkin kita dapat memperoleh nikmat-nikmat dariNya. Sedikit saja Allah cabut salah satu nikmat dari kita maka kita langsung kelimpungan dan tak berdaya untuk meraih nikmat itu lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas penuh pemberi nikmat, pemberi kelapangan, dan pemberi kemudahan-kemudahan.
Jika Allah mencabut nikmat dari kita...
Kita tidak berdaya jika Allah mencabut kembali nikmat-nikmat dari diri kita. Tidak berdaya kita sedikit pun kita. Hal inilah yang perlu kita camkan bahwa kelapangan itu adalah dari Allah, bukan karena kepintaran kita.
Tugas kita adalah mensyukurinya, yakni menggunakan nikmat itu untuk kita gunakan di jalan Allah. Kalaupun pada suatu saat nikmat itu dicabut, maka Allah akan memberi gantinya dengan ganti yang lebih baik lagi.
Sikap terpuji di saat memperoleh keberhasilan
Di saat lapang tiba, kita jangan berlebihan di dalam mengekspresikannya. Orang bodoh melakukannya dengan pesta-fora, berpoya-poya, dan sejenisnya. Sebagai mukmin, cara bersyukur kita adalah dengan sujud syukur, giat beramal, dan semakin meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Allah.
Orang bodoh, di saat mereka mendapat keberhasilan mereka berpesta, di saat mendapat kesulitan mereka berputus asa dan menjambak-jambak rambutnya. Bagi seorang mukmin, di saat memperoleh kesuksesan ia tetap rendah hati, mengatakan bahwa kesuksesan itu atas izin Allah, mereka bersyukur dengan meningkatkan kualitas kebaikan. Di saat kesempitan mendatangi seorang mukmin, mereka bersabar, lapang dada, tenang, dekat kepada Allah, dan optimis bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada mereka.
Kendalikan diri
Perjalanan itu, secara fitrah, selalu menuju ke arah yang lebih baik. Manusia, jika mengikuti fitrahnya, bergerak / mengalir ke arah yang lebih baik.  Mengingat fitrahnya demikian maka manusia perlu meminimalisir kesalahan agar ia dapat meraih situasi yang lebih baik. Melalui kegigihan di dalam beramal maka cepat-lambat akan menghasilkan sesuatu yang besar.
Gelorakan semangat beramal
Gelora hati (semangat) untuk beramal memang terasa panas, disisi lain gelora itu jangan sampai padam, sebab jika sudah padam untuk menghidupkannya lebih sulit lagi.
Penutup
Gunakanlah masa lapang dengan semangat beramal dan semangat meningkatkan iman. Gunakan masa sempit sebagai masa bertahan, lapang dada, tekun, berjuang keras, istiqamah, dan optimis bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada kita. Di saat keberhasilan datang maka tetap rendah hati seraya mengatakan bahwa keberhasilan itu terjadi semata-mata atas izin Allah. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Amin YRA.
Dudi Akasyah

Jam 19:42, Rabu 26-12-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar