Arsip Blog

Rabu, 18 September 2013

Menghormati Sesama

MENGHORMATI ORANG LAIN
*) Dudi Akasyah

Mukadimah
Pembaca yang berbahagia, Allah SWT telah menciptakan umat manusia. Mereka memiliki keunggulan antara satu dengan yang lainnya. Setiap manusia memiliki kekuatan masing-masing dimana melalui kekuatan tersebut mereka dapat menggapai keutamaan Allah SWT.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan menyampaikan dan menguraikan nasihat yang diberikan oleh Syeikh Abdul Kadir Jailani sebagaimana termaktub dalam Kitab Nasha-ihul Ibad yang ditulis Syeikh Ibnu Hajar Al-Asaqalani. Sebagiannya merupakan nasihat dari beliau, dan sebagiannya penambahan dari penulis. Semoga Allah berkenan menjadikan catatan ini sebagai nasihat yang bermanfaat, amin YRA.
Menghormati Orang Lain
Syeikh Abdul Qadir Jailani berkata: “Apabila engkau bertemu dengan seseorang, hendaklah engkau memandangnya lebih utama dari kamu, dan engkau mengatakan “mungkin dia lebih baik di sisi Allah daripada aku, dan lebih tinggi derajatnya.”
Apabila dia lebih muda daripada kita, hendaklah engkau mengatakan: “Orang ini tidak berbuat dosa kepada Allah, sedangkan aku telah berbuat dosa.” Apabila orang yang ditemui lebih tua, hendaklah engkau mengatakan: “Orang ini telah banyak beribadah kepada Allah, sedangkan aku belum bisa.”
Apabila keadaan orang yang ditemui adalah seorang alim (ustadz, kyai, atau ulama), hendaklah engkau mengatakan: “Orang ini telah diberi suatu anugerah yang belum aku dapatkan dan ia telah mengetahui apa yang belum kuketahui serta telah mengamalkan ilmunya.”
Apabila orang itu bodoh, hendaklah engkau mengatakan: ”Ia telah berbuat dosa karena kebodohannya, sementara aku berbuat dosa padahal aku berilmu. Aku tidak tahu apakah aku su-ul khatimah sedangkan dia khusnul khatimah.”  Apabila yang dilihat orang kafir, hendaklah mengatakan: “Aku tidak tahu, apakah akhir hidupku kafir, sedangkan dia diakhir hidupnya bertaubat.”
Bertemu dengan Orang yang Usianya lebih Muda
Saat kita memandang orang yang usianya lebih muda, hendaknya kita rendah hati, dan memandangnya dengan pandangan yang memuliakan.
Ia masih memiliki masa depan yang lebih panjang dari kita. Mempunyai kesempatan menempati derajat yang lebih tinggi dari kita. Ia masih lebih muda dari kita, mungkin dosa dia lebih sedikit dibandingkan dosa kita.
Di saat kita telah renta maka ia masih segar bugar, kuat, dan gagah adapun kita telah lemah, dan menghiba-hiba kepada anak muda itu untuk menolong kita. Janganlah sombong memandang orang yang lebih muda dari kita, boleh jadi pada suatu saat ia akan menolong kita yang lunglai dalam kelemahan.
Bertemu dengan Orang yang Usianya lebih Tua
Ketika kita bertemu dengan orang yang lebih tua dari kita, hendaknya kita rendah hati dan takzim (memberi penghormatan). Ia memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak dari kita. Usia mereka sampai kepada usia yang banyak, kita belum tentu sampai kepada usia mereka.
Sangat mungkin amal mereka lebih banyak daripada kita. Kebaikan mereka lebih tinggi dari kita. Mereka telah banyak melakukan aktivitas (amaliah) daripada kita. Kita belum lahir mereka telah beramal, kita masih memasuki tahap pengenalan, mereka telah memasuki tahap memetik hasilnya. Kita tidak boleh melihat keadaan fisiknya, sebab amal salih dibuktikan secara sempurna di akhirat.
Alhamdulillah, kita masih diberi kekuatan, maka gunakan kekuatan itu untuk membantu orang yang lebih tua usianya dari kita.
Bertemu dengan Orang Alim
Jika kita bertemu dengan orang alim (yang memiliki ilmu) maka ucapkan salam penuh penghormatan (takzim). Allah telah memberikan ilmu kepadanya. Jika kita menghormati seseorang karena ilmunya maka kita akan memperoleh hikmah dari ilmu tersebut. Seorang alim maka ia memiliki banyak murid. Ia banyak dibutuhkan orang. Ia telah banyak memberi manfaat melalui ilmunya.
Kita harus rendah hati kepadanya oleh sebab Allah telah memberikan keunggulan kepadanya (keunggulan illmu). Jika kita sombong maka bersiaplah kita menyesal disaat kita sangat membutuhkannya dan ia menolong kita dengan ilmunya.
Bertemu dengan Orang Bodoh
Di saat kita berjumpa dengan orang bodoh, rendah hatilah kita; Jangan permainkan dia, jangan memandang rendah dia.  lebih sedikit dibandingkan dosa kita.
 ia nyai h hati, dan memandangnya dengan p-andangan ; adapun kita telah lemah  sebab orang bodoh banyak dimaafkan Allah karena kebodohannya. Orang bodoh masih ada kemungkinan menggapai ilmu lebih tinggi dari kita jika ia sungguh-sungguh di dalam menuntut ilmu.
Adapun kita yang memiliki ilmu, belum tentu dapat mengamalkan ilmu. Kita menyampaikan ilmu namun kita tidak melaksanakan ilmu tersebut. Kita mempunyai tugas yang tidak ringan; apakah kita dapat mengamalkan ilmu yang telah kita miliki? Jika kita tidak menjalankan ilmu yang telah dimiliki maka derajat orang bodoh lebih tinggi daripada orang berilmu yang tidak bisa mengamalkan ilmunya.
Bertemu dengan Orang Kafir
Jangan sombong di hadapan orang kafir, sebab ada kemungkinan di akhir hayatnya ia memeluk Islam dan mengerjakan amal salih. Hari ini cahaya dari Allah belum datang kepadanya; namun esok cahaya itu mungkin akan datang kepadanya sebab Allah selalu memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Bertemu dengan Kaum Laki-Laki
Allah telah memberikan kelebihan kepada laki-laki. Mereka ditetapkan Allah sebagai imam bagi keluarga. Mereka juga memiliki kemampuan berupa fisik yang kuat dan banyak keunggulan lainnya.
Bertemu dengan Kaum Perempuan
Mereka adalah para pahlawan keluarga. Yang membesarkan melindungi dan membesarkan putra/putri penerus bangsa. Mereka tangguh dan andalan utama di dalam mencurahkan kasih-sayang kepada anak-anaknya. Saat anak telah tumbuh dewasa maka ibu yang mereka junjung tinggi.
Bertemu dengan Orang Kaya atau Orang Miskin
Saat bertemu dengan orang kaya atau orang miskin maka pandanglah ia sama dengan kita. Ia adalah saudara kita. Memuliakan dia sama dengan memuliakan kita. Menghinakan dia sama dengan menghinakan kita.
Saat bertemu orang kaya atau orang miskin maka kita lakukan amal, bantulah ia sesuai yang kita mampu. Saat ia sakit maka jenguklah, saat ia membutuhkan pertolongan maka tolonglah dia.
Boleh jadi orang kaya yang kita temui adalah seorang yang gemar zakat, suka sedekah, dan suka membantu orang lain; maka kita hormati dia. Di samping itu, kita pun terus beramal sesuai dengan kemampuan yang kita miliki agar hidup kita tidak sia-sia.
Saat bertemu orang miskin, boleh jadi ia mempunyai kesabaran yang lebih tinggi daripada kita, rasa syukur, dan istiqamah di dalam ketaatan. Boleh jadi di balik kemiskinannya terdapat keistimewaan yang tinggi dalam pandangan Allah. Oleh sebab itu, hormati dia sebagaimana kita menghormati diri sendiri. Bantulah ia, tolonglah ia, sebab pada saat itu doa-doa dia mustajab.
Penutup
Semua manusia ditakdirkan memiliki keunggulan masing-masing sehingga tidak ada alasan kita tidak membutuhkan dia sama sekali. Hormatilah dia sebagaimana kita menghormati diri sendiri. Menghina sesame maka sama dengan menghinakan diri sendiri. Ketahuilah bahwa seseorang yang memiliki kedudukan terhormat dan mulia adalah disebabkan ia selalu menghormati dan memuliakan orang lain. Ia terus melakukannya secara istiqamah, sehingga umat manusia pun menghormati dan memuliakannya.

15 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar