*) Dudi
Akasyah
Mukadimah
Pembaca yang berbahagia, Allah SWT telah menciptakan umat
manusia. Mereka memiliki keunggulan antara satu dengan yang lainnya. Setiap
manusia memiliki kekuatan masing-masing dimana melalui kekuatan tersebut mereka
dapat menggapai keutamaan Allah SWT.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan menyampaikan
dan menguraikan nasihat yang diberikan oleh Syeikh Abdul Kadir Jailani sebagaimana termaktub dalam Kitab Nasha-ihul Ibad yang ditulis Syeikh Ibnu Hajar Al-Asaqalani. Sebagiannya
merupakan nasihat dari beliau, dan sebagiannya penambahan dari penulis. Semoga
Allah berkenan menjadikan catatan ini sebagai nasihat yang bermanfaat, amin
YRA.
Menghormati Orang Lain
Syeikh Abdul Qadir
Jailani berkata: “Apabila
engkau bertemu dengan seseorang, hendaklah engkau memandangnya lebih utama dari
kamu, dan engkau mengatakan “mungkin dia lebih baik di sisi Allah daripada aku,
dan lebih tinggi derajatnya.”
Apabila dia lebih
muda daripada kita, hendaklah engkau mengatakan: “Orang ini tidak berbuat dosa
kepada Allah, sedangkan aku telah berbuat dosa.” Apabila orang yang ditemui
lebih tua, hendaklah engkau mengatakan: “Orang ini telah banyak beribadah
kepada Allah, sedangkan aku belum bisa.”
Apabila keadaan
orang yang ditemui adalah seorang alim (ustadz, kyai, atau ulama), hendaklah
engkau mengatakan: “Orang ini telah diberi suatu anugerah yang belum aku
dapatkan dan ia telah mengetahui apa yang belum kuketahui serta telah
mengamalkan ilmunya.”
Apabila orang itu bodoh,
hendaklah engkau mengatakan: ”Ia telah berbuat dosa karena kebodohannya,
sementara aku berbuat dosa padahal aku berilmu. Aku tidak tahu apakah aku su-ul
khatimah sedangkan dia khusnul khatimah.”
Apabila yang dilihat orang kafir, hendaklah mengatakan: “Aku tidak tahu,
apakah akhir hidupku kafir, sedangkan dia diakhir hidupnya bertaubat.”
Bertemu dengan Orang yang Usianya lebih
Muda
Saat kita memandang orang yang usianya lebih muda,
hendaknya kita rendah hati, dan memandangnya dengan pandangan yang memuliakan.
Ia masih memiliki masa depan yang lebih panjang dari
kita. Mempunyai kesempatan menempati derajat yang lebih tinggi dari kita. Ia
masih lebih muda dari kita, mungkin dosa dia lebih sedikit dibandingkan dosa
kita.
Di saat kita telah renta maka ia masih segar bugar, kuat,
dan gagah adapun kita telah lemah, dan menghiba-hiba kepada anak muda itu untuk
menolong kita. Janganlah sombong memandang orang yang lebih muda dari kita,
boleh jadi pada suatu saat ia akan menolong kita yang lunglai dalam kelemahan.
Bertemu dengan Orang yang Usianya lebih
Tua
Ketika kita bertemu dengan orang yang lebih tua dari
kita, hendaknya kita rendah hati dan takzim
(memberi penghormatan). Ia memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak dari
kita. Usia mereka sampai kepada usia yang banyak, kita belum tentu sampai
kepada usia mereka.
Sangat mungkin amal mereka lebih banyak daripada kita.
Kebaikan mereka lebih tinggi dari kita. Mereka telah banyak melakukan aktivitas
(amaliah) daripada kita. Kita belum lahir mereka telah beramal, kita masih
memasuki tahap pengenalan, mereka telah memasuki tahap memetik hasilnya. Kita
tidak boleh melihat keadaan fisiknya, sebab amal salih dibuktikan secara
sempurna di akhirat.
Alhamdulillah, kita masih diberi
kekuatan, maka gunakan kekuatan itu untuk membantu orang yang lebih tua usianya
dari kita.
Bertemu dengan Orang Alim
Jika kita bertemu dengan orang alim (yang memiliki ilmu)
maka ucapkan salam penuh penghormatan (takzim).
Allah telah memberikan ilmu kepadanya. Jika kita menghormati seseorang karena
ilmunya maka kita akan memperoleh hikmah dari ilmu tersebut. Seorang alim maka
ia memiliki banyak murid. Ia banyak dibutuhkan orang. Ia telah banyak memberi
manfaat melalui ilmunya.
Kita harus rendah hati kepadanya oleh sebab Allah telah
memberikan keunggulan kepadanya (keunggulan illmu). Jika kita sombong maka
bersiaplah kita menyesal disaat kita sangat membutuhkannya dan ia menolong kita
dengan ilmunya.
Bertemu dengan Orang Bodoh
Di saat kita berjumpa dengan orang bodoh, rendah hatilah
kita; Jangan permainkan dia, jangan memandang rendah dia.
sebab orang bodoh
banyak dimaafkan Allah karena kebodohannya. Orang bodoh masih ada kemungkinan
menggapai ilmu lebih tinggi dari kita jika ia sungguh-sungguh di dalam menuntut
ilmu.
Adapun kita yang memiliki ilmu, belum tentu dapat
mengamalkan ilmu. Kita menyampaikan ilmu namun kita tidak melaksanakan ilmu
tersebut. Kita mempunyai tugas yang tidak ringan; apakah kita dapat mengamalkan
ilmu yang telah kita miliki? Jika kita tidak menjalankan ilmu yang telah
dimiliki maka derajat orang bodoh lebih tinggi daripada orang berilmu yang
tidak bisa mengamalkan ilmunya.
Bertemu dengan Orang Kafir
Jangan sombong di hadapan orang kafir, sebab ada
kemungkinan di akhir hayatnya ia memeluk Islam dan mengerjakan amal salih. Hari
ini cahaya dari Allah belum datang kepadanya; namun esok cahaya itu mungkin
akan datang kepadanya sebab Allah selalu memberi petunjuk kepada siapa saja
yang Dia kehendaki.
Bertemu dengan Kaum Laki-Laki
Allah telah memberikan kelebihan kepada laki-laki. Mereka
ditetapkan Allah sebagai imam bagi keluarga. Mereka juga memiliki kemampuan berupa
fisik yang kuat dan banyak keunggulan lainnya.
Bertemu dengan Kaum Perempuan
Mereka
adalah para pahlawan keluarga. Yang membesarkan melindungi dan membesarkan
putra/putri penerus bangsa. Mereka tangguh dan andalan utama di dalam
mencurahkan kasih-sayang kepada anak-anaknya. Saat anak telah tumbuh dewasa
maka ibu yang mereka junjung tinggi.
Bertemu dengan Orang Kaya
atau Orang Miskin
Saat
bertemu dengan orang kaya atau orang miskin maka pandanglah ia sama dengan
kita. Ia adalah saudara kita. Memuliakan dia sama dengan memuliakan kita.
Menghinakan dia sama dengan menghinakan kita.
Saat
bertemu orang kaya atau orang miskin maka kita lakukan amal, bantulah ia sesuai
yang kita mampu. Saat ia sakit maka jenguklah, saat ia membutuhkan pertolongan
maka tolonglah dia.
Boleh
jadi orang kaya yang kita temui adalah seorang yang gemar zakat, suka sedekah,
dan suka membantu orang lain; maka kita hormati dia. Di samping itu, kita pun
terus beramal sesuai dengan kemampuan yang kita miliki agar hidup kita tidak
sia-sia.
Saat
bertemu orang miskin, boleh jadi ia mempunyai kesabaran yang lebih tinggi
daripada kita, rasa syukur, dan istiqamah di dalam ketaatan. Boleh jadi di
balik kemiskinannya terdapat keistimewaan yang tinggi dalam pandangan Allah.
Oleh sebab itu, hormati dia sebagaimana kita menghormati diri sendiri. Bantulah
ia, tolonglah ia, sebab pada saat itu doa-doa dia mustajab.
Penutup
Semua
manusia ditakdirkan memiliki keunggulan masing-masing sehingga tidak ada alasan
kita tidak membutuhkan dia sama sekali. Hormatilah dia sebagaimana kita menghormati
diri sendiri. Menghina sesame maka sama dengan menghinakan diri sendiri.
Ketahuilah bahwa seseorang yang memiliki kedudukan terhormat dan mulia adalah
disebabkan ia selalu menghormati dan memuliakan orang lain. Ia terus
melakukannya secara istiqamah, sehingga umat manusia pun menghormati dan
memuliakannya.
15
Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar