Energi positif dan
energi negatif
Manusia dapat mengeluarkan energi positif atau negatif.
Tergantung manusia itu sendiri mau berbuat apa.
Setiap saat manusia mengeluarkan energi. Mau kita apakan
energi itu? Jenis energi apa yang keluar dari tubuh kita?
Apabila kita marah atau iri maka keluarlah energi
negatif. Jika kita dzikir atau mengerjakan hal-hal yang baik maka keluarlah
energi positif.
Dorongan fujur dan
dorongan takwa
Sebagaimana firman Allah: fujuroha wa taqwaha. Maka dalam diri manusia, terdapat dua
dorongan, yaitu: dorongan yang baik (taqwa) dan dorongan yang jelek (fujur).
Semuanya kembali kepada manusia, apakah orang itu mau memilih takwa atau
memilih fujur. Jika orang itu memilih fujur maka yang akan dia lakukan adalah
keburukan-keburukan. Jika sudah terjadi hal yang seperti ini maka ia akan
mengalami kesulitan untuk berbuat baik, sebaliknya ia akan memperoleh
kemudahan-kemudahan untuk berbuat buruk.
Adapun bagi orang yang memilih takwa maka ia akan
memperoleh kemudahan-kemudahan di dalam berbuat baik, sebaliknya ia akan
kesulitan disaat mau mengerjakan buruk. Jika diibaratkan dengan "hitam dan
putih." apabila hitam maka semua kotoran akan mudah masuk dan sulit
terdeteksi. Sulit sekali warna putih berkembang di tempat hitam, bahkan putih
bisa menjadi hitam. Adapun warna putih maka sekecil apapun noda hitam akan
mudah terdeteksi dan akan diubah menjadi putih. Tempat yang putih merupakan
tempat yang nyaman bagi kejernihan dan kesucian.
Teruslah beramal
Kita perlu menyibukkan diri untuk beramal. Ada beberapa
manfaat kita menyibukkan diri untuk beramal: (1) agar pikiran kita selalu
positif (2) agar rencana-rencana amal kita terwujud (3) agar waktu dapat kita
manfaatkan sebaik mungkin (4) agar diri kita dan orang lain dapat segera
menerima manfaat dari amal kita (5) memanfaatkan masa hidup kita sebelum datang
masa kematian.
Waktu terus bergulir
mengejar kita
Waktu akan terus bergulir, tidak bisa kita stop atau
berhenti sejenak. Ia terus mengurangi umur kita tanpa kompromi. Maka kita pun
perlu mengimbanginya dengan amal kebaikan yang gigih kita lakukan tanpa
kompromi, sebagaimana waktu yang terus bergulir tanpa kompromi.
Dalam hidup ini kita perlu meluangkan waktu untuk
merenung (menyendiri) untuk beberapa waktu. Hal ini berguan untuk: (1)
mengembalikan pikiran jernih (2) mengevaluasi semua pekerjaan yang telah kita
perbuat (3) pada saat itu ilham turun atau menjemput turunnya ilham.
Kita harus terus maju
Pemikiran kita harus terus maju seiring dengan usia yang
makin dewasa. Kemajuan itu meliputi (1) kemajuan iman (2) kemajuan sabar (3)
kemajuan amal kebaikan.
(1)
Kemajuan iman
ditunjukkan dengan intensitas kita di dalam mengingat
Allah semakin meningkat. Kedekatan dengan Allah semakin diperbaiki. Hati lebih
terbuka kepadaNya. Tekad yang semakin bulat untuk mengabdi kepadaNya.
(2)
Kemajuan sabar
jika sebelumnya kesabaran kita masih belum baik, seiring
dengan pertambahan usia maka kesabaran kita perlu lebih diperbaiki lagi, dan
terus di-upgrade lagi setiap saat sehingga kualitas sabar kita semakin
meningkat lagi. Adalah tidak pantas apabila kesabaran kita masih kalah
dibandingkan dengan orang yang usianya lebih muda daripada kita. Orang sabar
itu bagus, bahkan perlu lebih diasah lagi agar lebih bagus. Allah berfirman: wa shobiru wa robithu (dan bersabarlah
dan lebih perkuatlah kesabaran). Kita perlu berlatih sabar. Sudah cukup lama
sikap kita yang tak mencerminkan sabar, maka kini kita bangkitkan kembali sabar
dan terus kita tingkatkan kesabaran.
Banyak sekali
manfaat sabar, diantaranya (a) menghindari tipuan setan. Setan akan lahir atau
muncul melalui percikan api amarah (b) orang sabar banyak saudara (c) sabar
mengajarkan ulet, tekun, pantang menyerah dan optimis. Melalui sabar maka kita
akan diperkenalkan dengan sikap-sikap yang baik dimana sikap-sikap yang baik
itu tidak dapat kita peroleh kecuali melalui sifat sabar.
(3)
Kemajuan dalam berbuat baik
Seiring dengan bergulirnya waktu yang tidak mengenal
kompromi maka kita perlu untuk mengimbanginya dengan memperbanyak amal salih.
Oleh sebab waktu selalu berputar maka amal baik pun.
Waktu bergulir, amal
baik pun harus terus bergulir
Seiring dengan berputarnya waktu maka amal baik pun harus
terus berputar. Dalam arti, amal harus terus menerus dilakukan. Jika tidak maka
waktu akan "menggerus" kita tanpa kompromi. Berjalannya waktu yang
tidak diisi amal seperti sebuah tong yang tak berisi apa-apa.
Stabilitas jiwa perlu
disertai dengan stabilitas amal
Stabilitas jiwa sangat membutuhkan stabilitas karya
(amal). Jiwa tidak akan tenang manakala kita tidak beramal. Kalau di dalam ilmu
psikologi dikenal istilah "aktualisasi diri." yaitu perwujudan dari
situasi jiwa. Misalnya: jiwa mengatakan bahwa manusia membutuhkan ketenangan,
maka hal itu diwujudkan dalam perbuatan yang bertujuan memberi ketenangan untuk
sesama. Stabilitas jiwa membutuhkan pelaksanaan/pengamalan atau karya nyata,
sehingga jiwa pun makin kokoh, di sisi lain dirinya dan orang lain pun menerima
"karya nyata" dari suatu stabilitas jiwa dari seseorang.
Dirikan shalat
Mengerjakan shalat sama-halnya dengan mengerjakan
kemuliaan. Alangkah damainya orang yang sedang ruku, sujud, berdiri sedekap,
atau yang sedang duduk tasyahud. Keadaan orang shalat berada dalam payungan
perlindungan Allah SWT. Orang yang shalat akan memperoleh barokah dalam
hidupnya. Melalui shalat terbangun dan terbukalah komunikasi antara seseorang
dan sang pencipta.
Jangan lupa berdzikir
Di saat kita sedang melakukan aktifitas atau tidak
melakukan aktifitas maka sertailah dengan dzikir. Hati kita harus tetap terjaga
ingat kepada Allah. Dzikir kepada Allah mengandung makna: (1) bahwa kita selalu
berharap ridhoNya (2) kita mengakui diri sebagai hamba yang lemah (3) memohon
perlindungan, keselamatan, dan keberkahan.
kita perlu fokus dalam mengerjakan suatu kebaikan.
Lakukan kebaikan itu secara terus menerus. Jauhkan pengahalang-pengahalang
kebaikan, seperti ingin dipuji orang atau ingin mendapatkan keuntungan dunia.
Mengapa? Sebab suatu pekerjaan baik yang ingin dipuji orang kemudian orang
tidak memujinya maka akan berhentilah perbuatan baik itu, itulah yang dimaksud
para penghalang. Cukuplah berbuat baik dengan niat semata-mata untuk memperoleh
ridha dari Allah maka itulah sebaik-baik cara menggapai kehidupan yang lebih
baik.
Penutup
Manusia di saat ia berpikir jernih maka yang muncul ada
dorongan-dorongan kebaikan. Manusia memiliki kemampuan yang hebat,
talenta-talenta yang tak pernah habis, kreatifitas beramal yang tak dimiliki
oleh makhluk yang lainnya. Oleh sebab itu, pertahankan keunggulan yang telah
Allah berikan kepada kita sebagai manusia. Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam
golongan orang-orang yang beruntung, dijauhkan dari api neraka, dan dimasukkan
ke dalam surga, amin ya mujiba sa-ilin.
@dudi akasyah ihsan
jam 11:40, Kam
27-12-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar