Pada kesempatan ini, perkenankan penulis untuk
menyampaikan “iman dan amal salih.” Tentu, uraian yang akan disampaikan penulis
hanya seperti setitik pasir di pantai. Kandungan hikmah yang luas hanya Allah
SWT yang maha mengetahui.
Definisi
Iman artinya percaya dan yakin bahwa Allah itu ada, yakin
bahwa Allah pencipta langit dan bumi. secara sederhana iman berarti “percaya.”
Adapun amal artinya “perbuatan yang dilakukan oleh manusia.”
Setiap perbuatan maka ituah amal. Hal-hal yang dinamakan amal meliputi: tigkah
laku, tindakan, atau perbuatan, pendengaran, penglihatan, ucapan, pikiran, dan
semua organ tubuh yang dapat digerakkan secara sadar oleh manusia. Dari sekian
banyak macam amal sebagaimana yang telah disebutkan di atas, terdapat amal yang
paling halus, yaitu amalan hati.
Iman dan amal
salih: Anugerah Surga
Orang yang selama di dunianya beriman dan gemar
mengerjakan kebaikan maka di akhirat Allah akan memberikan surga kepadanya.
Dan sampaikanlah
berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya (QS.
Al-Baqarah, 2:25)
Kolaborasi hebat:
Iman dan amal salih
Iman dan amal salih kolaborasi yang hebat. Keduanya
merupakan perpaduan antara kekuatan rohani (iman) dan kekuatan jasmani (amal).
Seseorang yang mengaku dirinya beriman, belum tentu ia
benar-benar beriman sebelum ditunjukkan dengan amal salih. Demikian juga
seseorang yang berbuat baik, belum dikatakan benar-benar berbuat baik apabila
tidak didasarkan kepada iman. Sebagai contoh: Seorang laki-laki yang “memberi”
bingkisan kepada perempuan. Makna “memberi” merupakan kebaikan, akan tetapi
jika nafsu yang melatar-belakanginya maka hal itu bukan kebaikan. Contoh lain:
ada seseorang “memberi bingkisan” kepada si fulan, sepintas hal itu seperti
kebaikan, namun sebenarnya hal itu merupakan kesalahan. Kenapa? Sebab ternyata
orang yang memberi itu terdakwa, dan orang yang diberi bingkisan itu adalah
hakim. Jika dmikian maka pemberian bingkisan seperti itu bukanlah sedekah
melainkan risywah (menyuap) yang tidak diperbolehkan di dalam Islam.
Hal itulah yang menjadikan suatu kebaikan harus
benar-benar dilandasi keimanan adalah kebaikan yang hakiki.
Hebatnya
berbuat-baik yang dilandasi iman
Kebaikan yang dilandasi iman ibarat benih unggulan
ditanam di tanah yang subur dengan curah hujan yang cukup. Kebaikan tersebut
akan berkembang dan terus berkembang. Nilai manfaatnya semakin tinggi. Terlebih
lagi akhirat telah menunggu bagi orang-orang tersebut.
Kebaikan yang
disertai iman membuat kita berbuat baik secara terus menerus
Merenunglah kita sejenak, jika ada seseorang yang
melakukan kebaikan namun pendorongnya adalah nafsu, apa yang akan terjadi? Ada
seseorang melakukan kebaikan kebaikan, namun pendorongnya adalah ambisi harta,
apa yang akan terjadi?
Bagi orang seperti itu maka akan terjadi: (1) kebaikan
yang dia lakukan hanya sebentar saja. Hanya seremonial belaka. Ia tidak akan
sanggup berlama-lama berbuat baik (seperti burung di dalam sangkar). Mudah
sekali kebaikannya dirobohkan oleh nafsu. (2) kebaikan yang dia lakukan tidak
akan mendatangkan manfaat sedikit pun.
Demikianlah kejadian seseorang yang berbuat baik karena
nafsu atau ambisi harta, bukan dilandasi oleh keimanan.
Hiasi hati dengan
iman, hiasi perbuatan dengan amal
Hati itu ada yang hitam dan kotor, ada pula hati yang
bersih dan suci. Adapun hati kotor adalah hati yang diisi dengan nafsu. Adapun
hati yang bersih-suci maka itulah hati yang diisi dengan iman. Demikian juga
dengan perbuatan (amal). Perbuatan yang rusak, kotor, dan durjana, adalah
perbuatan yang didorong oleh nafsu. Adapun perbuatan yang baik, sifat yang
mulia, berbuat baik, atau beramal salih, adalah perbuatan yang dilandasi iman.
Iman dan amal:
merupakan cara simpel dan akurat
Iman dan amal merupakan cara yang simpel namun akurat
untuk meraih kemenangan dan akhirat. Jika diibaratkan dengan pesawat terbang,
dapat diumpamakan sayap kanannya iman dan sayap kirinya amal salih.
Keseimbangan rohani dan jasmani; akan mengantarkan hidup
kita melesat menuju derajat paling tinggi.
Iman dan amal akan
membuat kedudukan kita semakin kuat
Iman jika diibaratkan seperti dahan pohon, ranting, dan
daun yang menjulang tinggi ke langit. Adapun amal salih diibaratkan dengan
pohon yang memiliki akar yang kuat menghujam bumi. Kita lihat betapa kuatnya
kedudukan pohon itu. Hal itu adalah perumpamaan tentang kedudukan yang kuat
dari iman dan amal salih.
Lihatlah pohon yang gagah itu, ia berdiri kokoh baik saat
musim hujan maupun kemarau. Saat musim kemarau tiba maka akar pohon itu menjadi
sumber mata air yang tak berkesudahan. Terdapat telaga kecil yang sekelilingnya
melingkar akar-akar pohon. Banyak para musafir yang singgah dan mengambil mata
air itu. Adapun daun-daunnya yang rindang membuat keteduhan suasana. Sinar
terik matahari berubah menjadi sejuk yang menyegarkan. Banyak musafir yang
berteduh saat kehujanan atau kepanasan. Daun-daunnya menjadi pupuk dan sumber
makanan burung dan hewan ternak. Pohon-pohon tersebut memberi benih bagi
tumbuhnya pohon-pohon baru sehingga semakin bertambahlah manfaat dari pohon
tersebut.
Iman dan amal
salih: Perpaduan Dua Energi Positif
Tidak ada perpaduan dua energi yang lebih baik di bumi
ini selain berpadunya iman dan amal salih. Seorang manusia yang dapat memadukan
kekuatan iman dan kekuatan amal salih maka diyakini ia akan memperoleh kejayaan
dalam hidupnya.
Kekuatan iman dan
kekuatan amal: kedua-duanya merupakan kekuatan dahsyat
Tak akan ada yang mampu mengalahkan kekuatan seorang
manusia yang memiliki iman; dan tak akan ada yang mampu mengalahkan kehebatan
seseorang yang banyak amal kebaikannya.
Jika kita mempunyai dua tangan maka tangan kanan seperti
iman dan tangan kiri memegang amal sallih. Jika kita memiliki dua kaki maka
kaki kanan berpijak kepada iman dan kaki kiri berjalan untuk amal. Jika kita
mempunyai satu hati maka iman dan amal salih berpadunya di dalam hati. Jadikan
hati kita sebagai tempat yang nyaman bagi tumbuhnya iman serta tempat yang
nyaman bagi bergemanya dzikir dan munajat.
Iman adalah urusan
hati dan amal urusan jasmani
Sebagai manusia kita terdiri dari dua bagian, yaitu hati
dan jasad. Kedua-duanya perlu diisi dengan kebaikan (ika tidak, maka kejahatan
yang akan mengambil-alih hati dan jasad). Adalah penting bagi kita untuk
mengisi kebaikan kepada hati dan jasad, yaitu mengisi hati dengan iman dan
menghiasi jasad dengan amal salih.
Penutup
Iman dan amal salih merupakan dua mutiara yang perlu kita
miliki. Sebagai muslim, tentu kita sering mendengar perintah Allah SWT tentang
keutamaan iman dan amal salih salih sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an.
Melalui uraian singkat ini, semoga kita bangkit kembali untuk mewujudkan
keimanan yang kuat dan semangat hidup untuk beramal salih. Amin ya Robbal ‘alamin.
Dudi Akasyah
Jakarta, 23 Desember 2013
Jam 14.07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar