Arsip Blog

Rabu, 18 September 2013

Keutamaan Iman dan Amal Salih



Pada kesempatan ini, perkenankan penulis untuk menyampaikan “iman dan amal salih.” Tentu, uraian yang akan disampaikan penulis hanya seperti setitik pasir di pantai. Kandungan hikmah yang luas hanya Allah SWT yang maha mengetahui.
Definisi
Iman artinya percaya dan yakin bahwa Allah itu ada, yakin bahwa Allah pencipta langit dan bumi. secara sederhana iman berarti “percaya.”
Adapun amal artinya “perbuatan yang dilakukan oleh manusia.” Setiap perbuatan maka ituah amal. Hal-hal yang dinamakan amal meliputi: tigkah laku, tindakan, atau perbuatan, pendengaran, penglihatan, ucapan, pikiran, dan semua organ tubuh yang dapat digerakkan secara sadar oleh manusia. Dari sekian banyak macam amal sebagaimana yang telah disebutkan di atas, terdapat amal yang paling halus, yaitu amalan hati.
Iman dan amal salih: Anugerah Surga
Orang yang selama di dunianya beriman dan gemar mengerjakan kebaikan maka di akhirat Allah akan memberikan surga kepadanya.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya (QS. Al-Baqarah, 2:25)
Kolaborasi hebat: Iman dan amal salih
Iman dan amal salih kolaborasi yang hebat. Keduanya merupakan perpaduan antara kekuatan rohani (iman) dan kekuatan jasmani (amal).
Seseorang yang mengaku dirinya beriman, belum tentu ia benar-benar beriman sebelum ditunjukkan dengan amal salih. Demikian juga seseorang yang berbuat baik, belum dikatakan benar-benar berbuat baik apabila tidak didasarkan kepada iman. Sebagai contoh: Seorang laki-laki yang “memberi” bingkisan kepada perempuan. Makna “memberi” merupakan kebaikan, akan tetapi jika nafsu yang melatar-belakanginya maka hal itu bukan kebaikan. Contoh lain: ada seseorang “memberi bingkisan” kepada si fulan, sepintas hal itu seperti kebaikan, namun sebenarnya hal itu merupakan kesalahan. Kenapa? Sebab ternyata orang yang memberi itu terdakwa, dan orang yang diberi bingkisan itu adalah hakim. Jika dmikian maka pemberian bingkisan seperti itu bukanlah sedekah melainkan risywah (menyuap) yang tidak diperbolehkan di dalam Islam.
Hal itulah yang menjadikan suatu kebaikan harus benar-benar dilandasi keimanan adalah kebaikan yang hakiki.
Hebatnya berbuat-baik yang dilandasi iman
Kebaikan yang dilandasi iman ibarat benih unggulan ditanam di tanah yang subur dengan curah hujan yang cukup. Kebaikan tersebut akan berkembang dan terus berkembang. Nilai manfaatnya semakin tinggi. Terlebih lagi akhirat telah menunggu bagi orang-orang tersebut.
Kebaikan yang disertai iman membuat kita berbuat baik secara terus menerus
Merenunglah kita sejenak, jika ada seseorang yang melakukan kebaikan namun pendorongnya adalah nafsu, apa yang akan terjadi? Ada seseorang melakukan kebaikan kebaikan, namun pendorongnya adalah ambisi harta, apa yang akan terjadi?
Bagi orang seperti itu maka akan terjadi: (1) kebaikan yang dia lakukan hanya sebentar saja. Hanya seremonial belaka. Ia tidak akan sanggup berlama-lama berbuat baik (seperti burung di dalam sangkar). Mudah sekali kebaikannya dirobohkan oleh nafsu. (2) kebaikan yang dia lakukan tidak akan mendatangkan manfaat sedikit pun.
Demikianlah kejadian seseorang yang berbuat baik karena nafsu atau ambisi harta, bukan dilandasi oleh keimanan.
Hiasi hati dengan iman, hiasi perbuatan dengan amal
Hati itu ada yang hitam dan kotor, ada pula hati yang bersih dan suci. Adapun hati kotor adalah hati yang diisi dengan nafsu. Adapun hati yang bersih-suci maka itulah hati yang diisi dengan iman. Demikian juga dengan perbuatan (amal). Perbuatan yang rusak, kotor, dan durjana, adalah perbuatan yang didorong oleh nafsu. Adapun perbuatan yang baik, sifat yang mulia, berbuat baik, atau beramal salih, adalah perbuatan yang dilandasi iman.
Iman dan amal: merupakan cara simpel dan akurat
Iman dan amal merupakan cara yang simpel namun akurat untuk meraih kemenangan dan akhirat. Jika diibaratkan dengan pesawat terbang, dapat diumpamakan sayap kanannya iman dan sayap kirinya amal salih.
Keseimbangan rohani dan jasmani; akan mengantarkan hidup kita melesat menuju derajat paling tinggi.
Iman dan amal akan membuat kedudukan kita semakin kuat
Iman jika diibaratkan seperti dahan pohon, ranting, dan daun yang menjulang tinggi ke langit. Adapun amal salih diibaratkan dengan pohon yang memiliki akar yang kuat menghujam bumi. Kita lihat betapa kuatnya kedudukan pohon itu. Hal itu adalah perumpamaan tentang kedudukan yang kuat dari iman dan amal salih.
Lihatlah pohon yang gagah itu, ia berdiri kokoh baik saat musim hujan maupun kemarau. Saat musim kemarau tiba maka akar pohon itu menjadi sumber mata air yang tak berkesudahan. Terdapat telaga kecil yang sekelilingnya melingkar akar-akar pohon. Banyak para musafir yang singgah dan mengambil mata air itu. Adapun daun-daunnya yang rindang membuat keteduhan suasana. Sinar terik matahari berubah menjadi sejuk yang menyegarkan. Banyak musafir yang berteduh saat kehujanan atau kepanasan. Daun-daunnya menjadi pupuk dan sumber makanan burung dan hewan ternak. Pohon-pohon tersebut memberi benih bagi tumbuhnya pohon-pohon baru sehingga semakin bertambahlah manfaat dari pohon tersebut.
Iman dan amal salih: Perpaduan Dua Energi Positif
Tidak ada perpaduan dua energi yang lebih baik di bumi ini selain berpadunya iman dan amal salih. Seorang manusia yang dapat memadukan kekuatan iman dan kekuatan amal salih maka diyakini ia akan memperoleh kejayaan dalam hidupnya.
Kekuatan iman dan kekuatan amal: kedua-duanya merupakan kekuatan dahsyat
Tak akan ada yang mampu mengalahkan kekuatan seorang manusia yang memiliki iman; dan tak akan ada yang mampu mengalahkan kehebatan seseorang yang banyak amal kebaikannya.
Jika kita mempunyai dua tangan maka tangan kanan seperti iman dan tangan kiri memegang amal sallih. Jika kita memiliki dua kaki maka kaki kanan berpijak kepada iman dan kaki kiri berjalan untuk amal. Jika kita mempunyai satu hati maka iman dan amal salih berpadunya di dalam hati. Jadikan hati kita sebagai tempat yang nyaman bagi tumbuhnya iman serta tempat yang nyaman bagi bergemanya dzikir dan munajat.
Iman adalah urusan hati dan amal urusan jasmani
Sebagai manusia kita terdiri dari dua bagian, yaitu hati dan jasad. Kedua-duanya perlu diisi dengan kebaikan (ika tidak, maka kejahatan yang akan mengambil-alih hati dan jasad). Adalah penting bagi kita untuk mengisi kebaikan kepada hati dan jasad, yaitu mengisi hati dengan iman dan menghiasi jasad dengan amal salih.
Penutup
Iman dan amal salih merupakan dua mutiara yang perlu kita miliki. Sebagai muslim, tentu kita sering mendengar perintah Allah SWT tentang keutamaan iman dan amal salih salih sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an. Melalui uraian singkat ini, semoga kita bangkit kembali untuk mewujudkan keimanan yang kuat dan semangat hidup untuk beramal salih. Amin ya Robbal ‘alamin.

Dudi Akasyah
Jakarta, 23 Desember 2013 
Jam 14.07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar