Nasihat dari Wahab bin
Munabbih
Wahab
bin Munabbih ra berkata bahwa di
dalam Kitab Taurat tertulis:
Orang
yang rakus adalah fakir walaupun
ia memiliki seluruh dunia.
Orang yang rakus adalah fakir walaupun ia memiliki seluruh dunia. Orang seperti
orang ini merasakan kehausan yang sangat kepada dunia. Di saat orang lain
memperoleh rezeki, ia mengatakan bahwa seharusnya rezeki itu untuk dirinya. Ia
merasa belum punya apa-apa, sedangkan orang lain miskin dipandang oleh dirinya sebagai suatu kewajaran.
Dirinya yang pantas menyandang gelar orang kata, tak ada yang dia pikirkan
selain bagaimana kekayaannya bertambah. Tak sudi sepeser pun
hartanya berpindah tangan. Meski kekayaannya sudah banyak, tetapi ia merasakan
kekeringan yang sangat dari dunia.
Oleh sebab itulah, orang kaya yang tamak maka ia
sesungguhnya adalah orang miskin. Ia tidak akan mampu berbuat amal dengan
kekayaannya. Bagi orang tamak, maka kekayaannya ebih mendorong si empu ke
lembah dosa, ketimbang ke pintu surga.
Orang
yang taat kepada Allah maka akan ditaati manusia
Allah SWT adalah pengatur alam semesta. Semua yang
ada di langit patuh kepadanya, demikian juga sebagian besar penghuni yang ada
di bumi. Oleh sebab itu, jika ada manusia yang taat kepada Allah maka manusia
tersebut akan ditaati oleh banyak orang.
Allah yang membolak-balik hati, Dia akan
mengarahkan hati manusia kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Orang taat kepada
Allah maka Dia akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan unggulan. Tentu, jika Allah menyukai, maka manusia pun
menyukai.
Orang
qanaah adalah kaya sekalipun ia sering kelaparan
Bagi orang
qanaah maka semua yang terjadi kepadanya selalu dia terima dengan lapang dada
(qanaah artinya puas atau cukup dengan apa yang ada). Dalam keadaan apapun
orang qanaah selalu merasa dirinya serba berkecukupan. Sesulit apapun keadaan
yang dia alami, ia selalu berdada lapang. Tak terbetik oleh dirinya untuk
meminta-minta keada orang lain. Baginya cukup hanya Allah yang memberikan
bantuan. Di dalam Kitab Nashaihul Ibad,
disebutkan bahwa orang yang qanaah adalah orang kaya, meskipun ia dalam keadaan
lapar.
Nasihat Dzunnun Al-Mishry
Dzunnun
Al-Misry (p. 84). Berkata: Orang yang makrifat (telah mengenal dengan baik)
kepada Allah, maka ia akan:
Hatinya
selalu terpaut kepada Allah
Orang yang telah mengenal Allah, maka ia akan
sangat peka kepada-Nya. Setiap orang yang menyebut asma-Nya maka hatinya
bergetar. Kemana pun ia melangkah, hatinya selalu terpaut kepada Allah.
Meskipun mulut tidak berucap namun pikiran dan hatinya selalu mengenang Allah.
Amal
baiknya bertambah
Orang yang makrifat (telah mengenal Allah) maka ia
akan menambah amal baiknya, oleh sebab Allah selalu menyampaikan di dalam
firman-Nya agar manusia berbuat baik. Allah memberi tahu banyak keutamaan
berbuat baik.
Amal
jeleknya berkurang
Allah selalu melarang manusia berbuat jelek. Di
dalam banyak ayat, Allah menyatakan kerugian berbuat jelek. Oleh sebab itu,
siapa saja orangnya yang telah makrifat (mengenal Allah) maka ia akan berupaya
menjauhi perbuatan yang tidak baik.
Nasihat Para Ahi Hikmah
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Syarah Muhammad Nawawi bin
Umar, di dalam Kitab Nashaihul Ibad, bahwa sebagian para ahli hikmah
mengatakan, bahwa iman mempunyai empat ciri, yaitu:
1) Takwa
Takwa artinya takut kepada Allah. Menjalankan
segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Orang yang percaya kepada
Allah maka ia tidak akan takut kecuali kepada Allah. Ia juga akan merasakan besar sekali manfaat
takwa di dalam kehidupannya. Hidupnya akan lebih disiplin, sebab Allah selalu
mengawasinya. Jika sebelumnya orang itu banyak yang ditakuti (seperti: takut
miskin, takut kurang makan, takut kepada manusia, jin, dan sebagainya) maka
bagi orang takwa yang ditakutinya hanya Allah.
Takut kepada Allah bukan ditunjukkan dengan
menjauhi-Nya namun perlu semakin dekat kepada-Nya. Patuh dan taat kepada-Nya.
Melalui kepatuhan dan ketundukan kita di dalam
menjalankan perintahNya maka kita akan memperoleh kebahagiaan dan kemenangan
hidup yang hakiki.
2) Hayya
Hayya artinya malu. Di saat akan melakukan
kejelakan, orang yang memiliki sifat hayya akan malu saat hendak melakukan
kejelekan tersebut. Malu (hayya) bermakna enggan untuk mengerjakan kejelekan.
Setiap kali akan melakukan hal yang tidak baik, ia
berkata: saya malu untuk mengerjakan ini. Oleh sebab itu saya tidak mau.
Perasaan malu muncul oleh sebab ia merasakan
betapa banyak nikmat Allah yang telah dia terima sehingga “masa iya” dirinya
harus melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah. Hal itulah yang menjadikan
seorang mukmin mempunyai sifat hayya (mau berbuat jelek)
3) Syukur
Syukur adalah “menggunakan nikmat yang diberikan
Allah untuk perbuatan yang disukai Allah.” Seorang mukmin akan sadar bahwa
semua potensi (anugerah) yang Allah berikan maka perlu dipergunakan unuk
memperoleh keridhoanNya.
Seorang mukmin akan merasakan bahwa Allah SWT
telah memberikan banyak rezeki kepadanya, oleh sebab itu mereka sangat
bersyukur kepada-Nya.
Allah SWT telah memberikan karunia yang sangat
besar, yaitu iman dan Islam. Keduanya merupakan merupakan nikmat terbesar.
Melalui keduanya, kita dapat mengenal Allah, menyebut asma-Nya, mengetahui
ajaran-ajaran-Nya, dan diberikan taufik untuk beribadah kepada-Nya (seperti:
shalat, zakat, puasa, dan ibadah lainnya).
Nikmat selanjutnya berupa karunia makan, minum, ilmu,
sehat, nikmat siang dan malam, dan sebagainya.
Melalui syukur maka kita akan sadar bahwa betapa
Allah telah memberikan kepada kita nikmat yang banyak.
4) Sabar
Sabar artinya “menahan diri” dari perbuatan yang
tidak disukai Allah. Sorang mukmin akan berupaya menjaga dirinya dari hal-hal
yang tidak disukai Allah. Dalam situasi apapun mereka akan sabar di dalam
mengendalikan diri. Di saat mereka berada dalam kelapangan maka mereka berupaya
untuk rendah hati dan membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah. Di saat
mereka berada dalam kesempitan maka mereka tetap lapang dada, ridha, dan
menghindarkan diri dari perbuatan buruk.
Penutup
Nasihat
dari para ulama dan orang-orang salih merupakan penyejuk hati, penglipur lara,
pemantap hati yang sedang bimbang, penyadar bagi yang sedang lalai,
membangkitkan orang yang sedang terpuruk, dan penyemangat bagi yang sedang
malas. Semoga kehidupan kita selalu dibimbing oleh nasihat-nasihat orang salih
sehingga perjalanan hidup kita lebih terbimbing menuju keselamatan. Amin ya
Mujiiba sa-iliin.
Dudi Akasyah
Ahad, 24 Des 2012, jam 15:38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar