Arsip Blog

Rabu, 18 September 2013

Keluarga: Ridha Allah, Anugerah, Ibadah, dan Amal Salih



Mukadimah
Seorang manusia akan merasakan kebahagiaan hidup tatkala ia sudah berkeluarga. Kebahagiaan itu akan semakin bertambah manakala keluarga tersebut tumbuh menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah (keluarga yang kokoh, penuh cinta, dan kasih sayang).
Berkeluarga itu Berkah
Berkeluarga itu berkah. Pada masa bujangan seringkali keuangan tidak teratur dan waktu dihambur-hamburkan, namun setelah berkeluarga semuanya menjadi terarah. Waktu lebih teratur, keuangan lebih termenej, dan yang lebih penting ibadah pun terasa semakin lengkap. Itulah yang dinamakan dengan keberkahan keluarga.
Keluarga: rezeki pun bertambah
Rezeki di sini bermakna luas, tidak hanya berupa materi, melainkan semua hal yang mendatangkan manfaat dan kebahagiaan untuk kita itulah yang dinamakan rezeki.
Setelah berkeluarga maka rezeki bertambah. Jika sebelumnya saat punya masalah dipikul sendirian, sekarang dipikul berdua bersama isteri. Kemudian, silaturahmi juga bertambah luas, keluarga suami bertemu dengan keluarga isteri, terjalinlah kekerabatan, silaturahmi, serta manfaat lainnya.
Rezeki berikutnya yaitu berupa hadirnya anak-anak sebagai anugerah dari Allah SWT. Jika sebelumnya hanya berdua dengan isteri, kini anggota keluarga telah bertambah, menjadi tiga orang, empat orang, dan seterusnya. Anugerah rezeki dalam keluarga merupakan kebahagiaan yang tidak ternilai.
Saat masih bujangan, sering terngiang apakah sanggup memberi makan keluarga kelak. Ketahuilah bahwa yang memberi makan atau rezeki itu hanya Allah. Dialah yang akan memberikan rezeki untuk keluarga. Asalkan kita berupaya mematuhi perintah Allah maka Dia akan mencukupkan semua kebutuhan keluarga kita, bahkan Dia akan memberikan anugerah-anugerah yang lainnya.
Keluarga: merupakan madrasah
Di dalam ilmu sosial, keluarga itu merupakan institusi sosial yang paling kecil namun telah tersusun pembagian tugas yang jelas, akurat, dan alamiah. Berdasarkan hal tersebut maka secara otomatis terbentuk pula sistem pendidikan dimana seorang suami membimbing isteri, dan isteri berperan sebagai ibu bagi anak-anak. Ayah dan ibu membimbing, mengajari, memberi tahu, dan melatih anak-anaknya. Keluarga merupakan wadah pendidikan yang efektif secara turun temurun. Harus diakui bahwa anak-anak bisa berkata-kata, mengenal bahasa, tahu cara makan, minum, dan berpakaian; kesemuanya itu adalah hasil didikan dari orang tuanya.
Mengingat peranan keluarga sebagai madrasah maka orang tua perlu memaksimalkan transfer ilmu agama, ilmu pengetahuan, dan sikap-sikap yang baik bagi anak-anaknya agar kelak mereka menjadi generasi unggulan.
Keluarga: rumahku surgaku
keluarga merupakan sumber semangat dan sumber inspirasi. Alangkah bahagianya saat suami hendak berangkat kerja keadaan isteri dan anak dalam keadaan berbahagia.
Keluarga yang berbahagia selalu memunculkan inspirasi, yang mana dari hal tersebut keadaan keluarga dapat semakin baik lagi.
Anak-anak pun mendapat perhatian yang serius. Keilmuan mereka, budi pekertinya dan kasih-sayangnya mendapat porsi yang utama dari keluarga. Yang merasakan "keluargaku surgaku," tidak hanya dirasakan oleh orang tua melainkan anak-anak pun merasakan hal yang sama.
Tentu, untuk mewujudkan baiti jannati (rumahku adalah surgaku) membutuhkan proses, pembelajaran, dan tahapan-tahapan; maka seyogyanya kita sungguh-sungguh di dalam mewujudkannya agar kita beserta anak-anak dapat memiliki baiti jannati.
Isteri salihah: perhiasan yang paling berharga
isteri yang salihah adalah ia yang dapat menentramkan hati suami, mendukung jihadnya suami, membesarkan hati suami, dan menghibur suami. Ia juga dapat menjadi panutan, guru, dan perlindungan yang nyaman bagi anak-anak. Isteri salihah taat kepada Allah, taat kepada suami. Ia tekun ibadah, tekun berdoa, dan sabar di dalam mendampingi suami dan anak-anak. Terhadap isteri yang salihah maka Allah SWT akan memberinya surga.
Anak Salih: harapan tertinggi dari orang tua

  Sebagai orang-tua, kita mempunyai harapan tertinggi untuk anak-anak kelak, yakni mereka tumbuh menjadi anak yang salih, taat kepada Allah, kehadiran mereka kelak memberi manfaat amal salih untuk dirinya, keluarganya, dan orang banyak, derajat tinggi di dunia dan akhirat.
Anak salih merupakan idaman semua orang tuaterhadap anak-anaknya. Ia merupakan karunia dari Allah SWT. Kita diperintahkan Allah untuk mengajari anak-anak shalat, membaca Al-Qur'an, mengajak mereka dzikir, mengajari ilmu pengetahuan, budi pekerti (akhlak), dan hal-hal lainnya yang bermanfaat.
Cara mendidik anak
Di dalam mendidik anak, orang tua perlu: (1) memberi keteladanan (2) mendidik anak dengan penuh kelembutan dan kesabaran (3) Jangan bosan mendidik atau memberi ilmu kepada anak.
Berdoa
hendaknya suami dan isteri rajin berdoa untuk memohon perlindungan dan keselamatan keluarga. Anak-anak juga perlu diajak untuk mengadakan doa bersama atau doa sendiri-sendiri. Suami yang selalu didoakan isterinya maka Allah akan kabulkan doanya itu. Demikian juga, suami yang selalu mendoakan isterinya maka Allah akan mengabulkan doanya itu. Demikian juga orang tua kepada anak, dan anak berdoa untuk orang tuanya. Allah sangat menyukai mereka yang gemar berdoa. Sering berdoa merupakan salah satu tanda keluarga bahagia.
Mengajarkan kesederhanaan.
Alangkah pentingnya mengajarkan kepada anak-anak tentang kesederhanaan. Hidup yang sederhana akan meringankan mental anak-anak di saat mereka dewasa kelak. Jika dari sekarang mereka dibiasakan hidup mewah maka kelak mereka akan "nelangsa" jika kehidupan ekonominya pas-pasan. Lain halnya hidup sederhana, jika pada suatu saat mereka menerima rezeki berlimpah maka kelebihannya itu akan dipergunakan untuk sedekah dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan.
Parameter Keluarga Teladan
Parameter keluarga teladan adalah sejauhmana keluarga itu mampu memberi kontribusi kepada ibadah dan kebaikan. Berhasil tidaknya sebuah keluarga tidak ditentukan oleh seberapa bagus rumahnya, berapa jumlah hartanya, atau berapa banyak anak-anaknya; namun ditentukan oleh seberapa banyak masyarakat yang memperoleh kebaikan dari keluarga tersebut. Jika demikian maka sangat dianjurkan sebuah keluarga untuk rajin sedekah, suka membantu, peduli, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Peranan suami memiliki peranan sentral di dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat. Di sisi lain, isteri memberikan dukungan dan disiplin di dalam menjaga anak-anak di dalam rumah.
Penutup
Keluarga merupakan rahmat (kasih-sayang) dari Allah SWT. Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang dapat diperoleh dari keluarga. Allah juga akan menurunkan berkah bagi keluarga yang rajin beribadah dan beramal salih. Kebahagiaan selanjutnya adalah hadirnya anak-anak yag kelak mereka akan menjadi generasi penerus yang salih bertakwa, menempati derajat mulia baik di dunia maupun akhirat. Amin ya Robbal 'alamin.
@dudi akasyah ihsan
jam 14:34, Kam 27-12-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar