Arsip Blog

Rabu, 18 September 2013

Hidup Untuk Meraih Kemuliaan




(Allah) memberi balasan kepada orang yang berbuat kebajikan dengan pahala yang lebih baik (QS. Annajm, 53:31)
Mengisi Detik-Detik dengan Kebaikan
Isilah detik-detik dengan kebaikan, apapun bentuknya. Tidak ada waktu untuk menunggu kapan dapat berbuat, sebab sekarang juga kita sedang berbuat. Lebih baik perbuatan kita sekarang jadikan sebagai amal. Allah SWT menyampaikan bahwa waktu itu rugi jika tidak diisi dengan iman, amal, dan nasihat.
Menenangkan Pikir
Menenangkan pikir adalah baik agar pikiran kembali bersih. Setelah itu kegiatan mulai berjalan lagi sebagaimana biasanya. Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Kitab Nasha-ihul Ibad menyatakan bahwa Sufyan Ats-Tsauri diantara sifat yang terpuji adalah rohatan nafsi (ketenangan jiwa) dan faroghotal qolbi (ketentraman hati). Abdullah Al-Intaqi menyatakan bahwa cara penawar hati adalah ikhla-ul bathin yaitu membersihkan hati.
Hari Keberuntungan
Hari yang beruntung adalah hari yang diisi oleh kebaikan-kebaikan. Hari yang jelek adalah hari yang diisi oleh perbuatan yang tak bermanfaat. Hari yang celaka adalah hari yang diisi dengan maksiyat. Jika demikian maka yang membuat hari itu sebagai hari baik atau hari buruk adalah perbuatan kita sendiri yang menentukan.
Dada Lapang
Hati harus luas, kita harus lapang dada. Hati yang sempit membuat racun mudah menguasai. Sebaliknya, hati lapang mampu menetralisir racun.
Ada sebuah perumpamaan. Ada air jernih di wadah kecil, kemudian tiba-tiba termasuki setetes tinta hitam, maka mendadak air jernih itu berubah menjadi hitam. Itulah contoh seseorang yang dadanya sempit. Kemudian, ada air jernih di sebuah wadah yang besar atau sebuah telaga, maka ketika ada setetes tinta hitam maka tak akan memberikan pengaruh apa-apa terhadap air jernih itu, bahkan air jernih itu dapat menjernihkan air yang semula keruh. Demikianlah suatu contoh tentang seseorang yang berdada lapang.
Hakikat Kedudukan Tinggi
Sufyan Ats-Tsauri menyatakan bahwa diantara sifat terpuji adalah wakhtarod darojatal ‘ulya yakni memilih derajat yang tinggi di sisi Allah.
Tempat yang tinggi, adalah sebuah tempat dimana kita dapat munajat, mensucikan jiwa, dan dapat mendekatkan diri (taqorub) kepada Allah SWT. Tempat yang rendah adalah suatu tempat yang dipakai untuk berbuat dosa atau maksiyat. Jika demikian maka sebuah bangunan dikatakan terhormat jika bangunan tersebut menjadi tempat orang untuk beribadah, dan sejelek-jelek bangunan adalah bangunan yang digunakan untuk maksiyat. Jika kita ingin rumah kita sebagai bangunan mulia nan terhormat maka gunakan bangunan itu untuk munajat, dzikir, taqarub, amal salih, dan tempat ilmu.
Hidup untuk Apa?
Hidup untuk apa? Ilmuwan atheis menjawab bahwa manusia beraktifitas adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Mempertahankan hidup? Apa bedanya dengan kambing yang juga untuk mempertahankan hidup.
Jika manusia berusaha untuk mencari makan, maka apa bedanya dengan hewan ternak yang mencari rumput untuk mencari makan.
Jika demikian, apa sebenarnya tujuan manusia hidup di dunia? Jawabannya adalah untuk ibadah, untuk beramal salih, untuk menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Urusan makan, minum, tempat berteduh telah dijamin Allah. Tugas kita adalah ibadah dan berbuat baik. Orang yang taat ibadah maka hidupnya berkah, orang yang suka berbuat baik maka rezekinya mudah.
Nikmat sehat
Nikmat sehat. Nikmat yang satu ini seringkali kita lupakan, nikmat sehat, bahkan ia kerap dikorbankan untuk meraih nikmat yang sepele, akhirnya sehat berganti sakit.
Orang rela mengeluarkan biaya besar untuk menyembuhkan penyakitnya, sebab jika tubuh sakit makanan selezat apapun terasa pahit. Ruangan senyaman apapun terasa panas menyiksa.
Kesehatan harus kita syukuri. Dalam keadaan sehat, kita dapat melaksanakan tugas-tugas sebagaimana mestinya. Jika tidak disyukuri maka lambat laun kesehatan mulai kita lupakan, hanya lantaran mengejar angan-angan akhirnya kesehatan digadaikan, tubuh pun roboh diterjang sakit.
Di saat sakit, kita baru sadar bahwa kesehatan itu ternyata berharga.
Rajin Membaca Al-Qur'an
Luangkan waktu kita untuk membaca Al-Qur'an. Melalui bacaan Al-Qur'an kita akan memperoleh ketenangan, kecerdasan, keberkahan, dan ilmu.
Kadangkala kita suka buat-buat alasan untuk tidak membaca Al-Qur'an, seperti: saya sibuk dengan pekerjaan atau alasan tidak ada waktu (tahu-tahu sudah bertahun-tahun ia tidak membaca Al-Qur'an). Anehnya, kalau membaca surat kabar, ia suka baca berlama-lama, bahkan langganan koran setiap bulannya. Berkaitan dengan membaca surat kabar ia berkata: baca koran penting untuk informasi. Kemudian, kenapa untuk baca Al-Qur'an ia berkata: tidak punya waktu? Mudah-mudahan uraian ini dapat menyadarkan kita agar kembali gemar membaca Al-Qur'an.
Rajin Sedekah
jadilah kita sebagai orang yang kuat. Jadilah kita sebagai orang yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Jadilah kita sebagai orang yang mampu, jadilah kita sebagai orang kaya. Bagaimana caranya agar kita menempati kedudukan itu? Caranya adalah: jadilah kita sebagai orang yang gemar sedekah. Tumbuhkan tekad di dalam hati suatu keinginan untuk memberi, ingin menolong, dan ingin membantu; kemudian segera wujudkan suara hati dalam bentuk karya nyata. Sedekah dapat berwujud harta, ilmu, tenaga, waktu, doa, senyum, atau motivasi. Rasulullah saw menyatakan bahwa seseorang yang menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah. Semua di antara kita dapat menjadi orang kuat pada saat ini juga, ketika kita bersma-sama bertekad untuk bersedekah sesuai dengan potensi kita masing-masing.
Rajin Shalat
Kita dapat mewujudkan saat-saat yang istimewa dalam hidup kita. Melalui shalat kita dapat menciptakan suasana hidup yang amat berkesan. Shalat membawa jiwa dan raga kita kepada suatu ruangan yang penuh dengan kemuliaan dan keutamaan. Pada saat itu, kita sedang bertemu dengan penguasa tertinggi, dengan yang bertahtakan ilmu dan kemuliaan, yakni Allah SWT.
Pada saat itu, kiat dapat berkomunikasi denganNya; sebuah komunikasi tingkat tinggi.
Hal itulah kenapa penulis menyatakan bahwa saat shalat merupakan saat-saat yang sangat istimewa di dalam kehidupan manusia.
Seandainya bisa dihitung (sebenarnya tidak bisa dihitung) berapa banyak manfaat shalat dilihat dari berbagai segi? Maka jawabannya terdapat 1.000 manfaat shalat bagi 1.000 segi kehidupan. (simbol angka 1.000 menandakan manfaat yang tak terhitung banyaknya). Oleh sebab itulah, kenapa shalat sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan untuk beberapa shalat tertentu. Makna Islam memerintahkan shalat berarti terdapat segudang manfaat dari ibadah shalat. Kita jangan terpaku melihat shalat sebagai wajib, melainkan melihat shalat sebagai suatu pekerjaan yang mengandung manfaat yang sangat banyak, manfaat yang sangat agung, dan manfaat yang disadari oleh manusia atau manfaat yang tidak disadari manusia melainkan hanya Allah dan para malaikatnya yang mengetahui keutamaan di balik shalat
Penutup
Pembaca yang berbahagia, kita hidup adalah untuk meraih kebahagiaan, meraih kemuliaan, mencari pahala, dan mengerjakan amal salih. Kita memohon kepada Allah agar kiranya Dia menganugerahi taufik kepada kita untuk mengerjakan semua yang Dia perintahkan, Amin Ya Robbal 'Alamin.
@Dudi Akasyah Ihsan
jam 19:58, Sab 29-12-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar