(Allah) memberi
balasan kepada orang yang berbuat kebajikan dengan pahala yang lebih baik (QS.
Annajm, 53:31)
Mengisi Detik-Detik
dengan Kebaikan
Isilah detik-detik dengan kebaikan, apapun bentuknya.
Tidak ada waktu untuk menunggu kapan dapat berbuat, sebab sekarang juga kita
sedang berbuat. Lebih baik perbuatan kita sekarang jadikan sebagai amal. Allah
SWT menyampaikan bahwa waktu itu rugi jika tidak diisi dengan iman, amal, dan
nasihat.
Menenangkan Pikir
Menenangkan pikir adalah baik agar pikiran kembali
bersih. Setelah itu kegiatan mulai berjalan lagi sebagaimana biasanya. Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Kitab Nasha-ihul Ibad menyatakan bahwa Sufyan Ats-Tsauri diantara sifat yang
terpuji adalah rohatan nafsi (ketenangan jiwa) dan faroghotal qolbi (ketentraman hati). Abdullah Al-Intaqi menyatakan bahwa
cara penawar hati adalah ikhla-ul bathin
yaitu membersihkan hati.
Hari Keberuntungan
Hari yang beruntung adalah hari yang diisi oleh
kebaikan-kebaikan. Hari yang jelek adalah hari yang diisi oleh perbuatan yang
tak bermanfaat. Hari yang celaka adalah hari yang diisi dengan maksiyat. Jika
demikian maka yang membuat hari itu sebagai hari baik atau hari buruk adalah
perbuatan kita sendiri yang menentukan.
Dada Lapang
Hati harus luas, kita harus lapang dada. Hati yang sempit
membuat racun mudah menguasai. Sebaliknya, hati lapang mampu menetralisir
racun.
Ada sebuah perumpamaan. Ada air jernih di wadah kecil,
kemudian tiba-tiba termasuki setetes tinta hitam, maka mendadak air jernih itu
berubah menjadi hitam. Itulah contoh seseorang yang dadanya sempit. Kemudian,
ada air jernih di sebuah wadah yang besar atau sebuah telaga, maka ketika ada
setetes tinta hitam maka tak akan memberikan pengaruh apa-apa terhadap air
jernih itu, bahkan air jernih itu dapat menjernihkan air yang semula keruh.
Demikianlah suatu contoh tentang seseorang yang berdada lapang.
Hakikat Kedudukan
Tinggi
Sufyan
Ats-Tsauri menyatakan
bahwa diantara sifat terpuji adalah wakhtarod
darojatal ‘ulya yakni memilih derajat yang tinggi di sisi Allah.
Tempat yang tinggi, adalah sebuah tempat dimana kita
dapat munajat, mensucikan jiwa, dan dapat mendekatkan diri (taqorub) kepada
Allah SWT. Tempat yang rendah adalah suatu tempat yang dipakai untuk berbuat
dosa atau maksiyat. Jika demikian maka sebuah bangunan dikatakan terhormat jika
bangunan tersebut menjadi tempat orang untuk beribadah, dan sejelek-jelek
bangunan adalah bangunan yang digunakan untuk maksiyat. Jika kita ingin rumah
kita sebagai bangunan mulia nan terhormat maka gunakan bangunan itu untuk
munajat, dzikir, taqarub, amal salih, dan tempat ilmu.
Hidup untuk Apa?
Hidup untuk apa? Ilmuwan atheis menjawab bahwa manusia
beraktifitas adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Mempertahankan
hidup? Apa bedanya dengan kambing yang juga untuk mempertahankan hidup.
Jika manusia berusaha untuk mencari makan, maka apa
bedanya dengan hewan ternak yang mencari rumput untuk mencari makan.
Jika demikian, apa sebenarnya tujuan manusia hidup di
dunia? Jawabannya adalah untuk ibadah, untuk beramal salih, untuk menjalankan
ketaatan kepada Allah SWT. Urusan makan, minum, tempat berteduh telah dijamin
Allah. Tugas kita adalah ibadah dan berbuat baik. Orang yang taat ibadah maka
hidupnya berkah, orang yang suka berbuat baik maka rezekinya mudah.
Nikmat sehat
Nikmat sehat. Nikmat yang satu ini seringkali kita
lupakan, nikmat sehat, bahkan ia kerap dikorbankan untuk meraih nikmat yang
sepele, akhirnya sehat berganti sakit.
Orang rela mengeluarkan biaya besar untuk menyembuhkan
penyakitnya, sebab jika tubuh sakit makanan selezat apapun terasa pahit. Ruangan
senyaman apapun terasa panas menyiksa.
Kesehatan harus kita syukuri. Dalam keadaan sehat, kita
dapat melaksanakan tugas-tugas sebagaimana mestinya. Jika tidak disyukuri maka
lambat laun kesehatan mulai kita lupakan, hanya lantaran mengejar angan-angan
akhirnya kesehatan digadaikan, tubuh pun roboh diterjang sakit.
Di saat sakit, kita baru sadar bahwa kesehatan itu
ternyata berharga.
Rajin Membaca
Al-Qur'an
Luangkan waktu kita untuk membaca Al-Qur'an. Melalui
bacaan Al-Qur'an kita akan memperoleh ketenangan, kecerdasan, keberkahan, dan
ilmu.
Kadangkala kita suka buat-buat alasan untuk tidak membaca
Al-Qur'an, seperti: saya sibuk dengan pekerjaan atau alasan tidak ada waktu
(tahu-tahu sudah bertahun-tahun ia tidak membaca Al-Qur'an). Anehnya, kalau
membaca surat kabar, ia suka baca berlama-lama, bahkan langganan koran setiap
bulannya. Berkaitan dengan membaca surat kabar ia berkata: baca koran penting
untuk informasi. Kemudian, kenapa untuk baca Al-Qur'an ia berkata: tidak punya
waktu? Mudah-mudahan uraian ini dapat menyadarkan kita agar kembali gemar
membaca Al-Qur'an.
Rajin Sedekah
jadilah kita sebagai orang yang kuat. Jadilah kita
sebagai orang yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Jadilah kita sebagai
orang yang mampu, jadilah kita sebagai orang kaya. Bagaimana caranya agar kita
menempati kedudukan itu? Caranya adalah: jadilah kita sebagai orang yang gemar
sedekah. Tumbuhkan tekad di dalam hati suatu keinginan untuk memberi, ingin
menolong, dan ingin membantu; kemudian segera wujudkan suara hati dalam bentuk
karya nyata. Sedekah dapat berwujud harta, ilmu, tenaga, waktu, doa, senyum,
atau motivasi. Rasulullah saw menyatakan bahwa seseorang yang menyingkirkan
duri dari jalan adalah sedekah. Semua di antara kita dapat menjadi orang kuat
pada saat ini juga, ketika kita bersma-sama bertekad untuk bersedekah sesuai
dengan potensi kita masing-masing.
Rajin Shalat
Kita dapat mewujudkan saat-saat yang istimewa dalam hidup
kita. Melalui shalat kita dapat menciptakan suasana hidup yang amat berkesan.
Shalat membawa jiwa dan raga kita kepada suatu ruangan yang penuh dengan
kemuliaan dan keutamaan. Pada saat itu, kita sedang bertemu dengan penguasa
tertinggi, dengan yang bertahtakan ilmu dan kemuliaan, yakni Allah SWT.
Pada saat itu, kiat dapat berkomunikasi denganNya; sebuah
komunikasi tingkat tinggi.
Hal itulah kenapa penulis menyatakan bahwa saat shalat
merupakan saat-saat yang sangat istimewa di dalam kehidupan manusia.
Seandainya bisa dihitung (sebenarnya tidak bisa dihitung)
berapa banyak manfaat shalat dilihat dari berbagai segi? Maka jawabannya
terdapat 1.000 manfaat shalat bagi 1.000 segi kehidupan. (simbol angka 1.000
menandakan manfaat yang tak terhitung banyaknya). Oleh sebab itulah, kenapa
shalat sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan untuk beberapa shalat tertentu.
Makna Islam memerintahkan shalat berarti terdapat segudang manfaat dari ibadah
shalat. Kita jangan terpaku melihat shalat sebagai wajib, melainkan melihat
shalat sebagai suatu pekerjaan yang mengandung manfaat yang sangat banyak,
manfaat yang sangat agung, dan manfaat yang disadari oleh manusia atau manfaat
yang tidak disadari manusia melainkan hanya Allah dan para malaikatnya yang
mengetahui keutamaan di balik shalat
Penutup
Pembaca yang berbahagia, kita hidup adalah untuk meraih
kebahagiaan, meraih kemuliaan, mencari pahala, dan mengerjakan amal salih. Kita
memohon kepada Allah agar kiranya Dia menganugerahi taufik kepada kita untuk
mengerjakan semua yang Dia perintahkan, Amin
Ya Robbal 'Alamin.
@Dudi Akasyah
Ihsan
jam 19:58, Sab
29-12-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar