Arsip Blog

Rabu, 18 September 2013

Mutiara Ilmu


Allah akan meninggikan derajat bagi orang beriman dan berilmu (QS. Al-Mujadalah, 58:11)
Bismillahirrahmanirrahim
Mukadimah
Di dalam ilmu filsafat dikatakan bahwa: “Aku berpikir maka aku ada.” Seseorang dikatakan ada jika ia mau berpikir, sebaliknya seseorang dikatakan tidak ada jika ia tidak mampu berpikir. Saat berpikir maka kita akan bergerak, dari pergerakan itulah maka melahirkan karya.
Jika diibaratkan dengan mesin maka berpikir sama dengan menghidupkan mesin, jika telah panas maka mesin akan berjalan untuk mengerjakan berbagai tugas.
Contoh orang yang sudah tidak tidak eksis adalah orang gila (biasa disebut sakit jiwa). Kenapa ia dipandang tidak eksis? Padahal raganya ada, jiwanya pun ada. Oleh sebab kemampuan berpikirnya tidak ada maka ia dianggap sudah tidak eksis.
Ilmu merupakan bekal agar manusia dapat berpikir logis, sistematis, factual, dan memiliki visi ke depan. Ilmu merupakan kumpulan pemikiran brilian orang-orang hebat. Orang yang menuntut ilmu maka ia berarti telah melakukan transfer knowledge dari para ilmuwan kepada dirinya. Itulah kenapa Al-Qur’an sangat menganjurkan kita agar giat menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu tak kenal usia. Selama manusia masih mampu berpikir maka selama itu pula ia wajib menuntut ilmu.
Dari mana ilmu diperoleh?
Ilmu dapat diperoleh dari: [1] Teoritis (Tulisan) dan [2] Empiris (Pengamatan) seperti: melihat pemandangan dan pengalaman.
Tulisan
Kita dapat mengambil ilmu dari kitab-kitab, buku, atau naskah. Para guru menyampaikan ilmu kepada kita melalui kitab-kitab dan catatan lainnya.
Pemandangan
Ilmu dapat diperoleh dari alam. Setiap objek yang ada di alam merupakan sumber ilmu. Seorang murid yang mempelajari suatu ilmu kemudian ia mempraktikannya di alam maka murid tersebut akan memperoleh ilmu yang lebih banyak ketimbang ia hanya belajar dari buku.
Pelajaran di alam merupakan sumber ilmu yang murah—sehingga siapa pun orangnya akan mudah meng-akses ilmu—di sisi lain, secara kualitas pun belajar dari alam akan menghasilkan ilmu yang tinggi. Belajar dari alam membeutuhkan kesungguhan, ulet, minat, dan rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu objek
Pengalaman
Ilmu dapat bersumber dari pengalaman. Ada pepatah mengatakan bahwa guru yang paling baik adalah pengalaman. Perjalanan hidup yang paling berkesan mengkristal menjadi pengalaman, melalui pengalaman lahirlah ilmu, sebab dari pengalaman diperoleh suatu pemecahan masalah, strategi yang terbaik, berpikir logis, pengetahuan mendalam, prediksi dan analisis.
Kreatifitas Berpikir
Ilmu dapat memancing kreatifitas berpikir. Pemikiran seseorang akan semakin bagus dan uraiannya semakin menarik (namun tetap logis) manakala ia memiliki ilmu pengetahuan. Namun yang tak boleh dilupakan dari seorang yang berilmu adalah adalah pelaksanaan ilmu/aplikasi (ilmu yang diamalkan).
Anjuran untuk Merenung atau Tafakur
Perenungan berbeda dengan melamun. Adapun ciri-ciri melamun adalah: (1) Tidak jelas yang dia pikirkan (2) memikirkan yang tidak berguna (3) Kemalasan (4) Berangan-angan (5) Menunda-nunda pekerjaan (6) Menghambur-hamburkan waktu.
Dalam cerita sunda, sering ditokohkan “si kabayan” seorang pemalas dan suka melamun. Ceritanya: ia bangun kesiangan, kemudian berangkat ke sungai untuk mandi. Saat tiba di tepi sungai si kabayan enggan mandi, ia menggigil saat melihat air. Ia malahan melamun dan asyik berangan-angan. Lamunannya buyar saat emaknya mendorong si kabayan ke sungai: “Byuuur, cepat kamu mandi kabayan.” Si kabayan basah kuyup. Itulah contoh melamun.
Adapun perenungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Direncanakan kapan akan dilaksanakannya perenungan (2) Sudah mengetahui keuntungan dari objek tersebut (3) Menaruh minat untuk mendalami suatu hal (4) Perenungan merupakan perpaduan antara pikiran jernih, gagasan, pertimbangan, argumentasi-argumentasi, dan pelaksanaan dari perenungan (5) Orang yang sering merenung biasanya sering menemukan terobosan baru yang brilian.
Beberapa Nasihat Tentang Ilmu
Allah akan meninggikan derajat bagi orang beriman dan berilmu (QS. Al-Mujadalah, 58:11)
-   Sungguh berbahagia orang yang membuat taman ilmu, para guru yang mulia yang mengajarkan ilmu, para murid yang menuntut ilmu, dan semua pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan belajar mengajar.
-   Ilmu itu suatu bekal. Ia banyak dicari orang. Banyak tempat-tempat yang indah dibuat untuk para pencari ilmu, hal ini menunjukan betapa istimewanya ilmu.
-   Kita lihat perguruan yang memiliki gedung megah. Kita juga sering berkunjung ke perpustakaan yang indah, tertata rapi, bangunannya bagus, dan semua fasilitas yang ada di dalamnya lengkap sehingga memanjakan para pengunjung agar nyaman membaca buku (menggali ilmu pengetahuan).
-   Ilmu laksana pajangan yang bagus sehingga pantas dibingkai secara istimewa dan disimpan di tempat yang istimewa pula.
-   Ilmu dapat dipelajari dimana saja, di gedung atau diluar gedung, yang terpenting adalah fokus dan niat tulus
-   Ilmu dapat diperoleh di alam terbuka
-   Apabila ilmu telah dimiliki maka ia akan erat menempel kepada kita dimana tempelannya memberi manfaat yang tak berkesudahan
-   Ilmu akan datang kepada murid yang ikhlas, tekun, fokus, semangat, dan takzim (hormat) kepada guru.
-   Hama (virus) yang suka menerjang taman ilmu adalah maksiyat, mengantuk saat belajar, dan menyia-nyiakan waktu belajar.
Ilmu: Belajarnya Sebentar, Menikmatinya Lama
Seorang murid hanya membutuhkan waktu sebentar kurang lebih 12 tahun untuk menuntut ilmu. Waktu tersebut sangatlah sebentar jika dibandingkan dengan manfaatnya kelak. Apabila seorang murid telah memiliki suatu ilmu maka ia tinggal menikmatinya berlama-lama. Buah dari ilmu tidak hanya memberi manfaat untuk dirinya melainkan orang banyak pun akan kebagian manfaatnya. Bahkan, buah ilmu akan dinikmati secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Masa-masa sulit selama menuntut ilmu masing terlalu singkat dibandingkan aat kelak memetik hasilnya. Belajar hanya lima tahun namun menikmatinmya berpuluh-puluh tahun bahkan lebih lama dari itu sesuai kehendak Allah SWT.
Kita tahu bahwa menuntut ilmu perlu biaya besar, ketekunan, menghindari godaan-godaan, dan menghadapi kepayahan-kepayahan; namun hal itu hanya sebentar, sebab setelah selesai masa pendidikan maka akan segera berganti dengan kebahagiaan demi kebahagiaan.
Penutup
Sebagai Muslim kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Banyak fasilitas belajar yang tersedia di tengah-tengah masyarakat, seperti: sekolah, pesantren, pengajian, lokakarya, perpustakaan, dan sebagainya. Sebanyak kita memperoleh ilmu maka akan semakin tinggi kemampuan kita di dalam memecahkan masalah (problem solving).
ý Dudi Akasyah Ihsan

MAJLISUL ILMI “SAKINAH”

Jakarta, SMK Pelayaran
Selasa, 04 Desember 2012 M / 17 Muharram 1434 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar