Allah akan meninggikan derajat bagi orang beriman dan berilmu (QS. Al-Mujadalah, 58:11)
Bismillahirrahmanirrahim
Mukadimah
Di
dalam ilmu filsafat dikatakan bahwa: “Aku berpikir maka aku ada.” Seseorang
dikatakan ada jika ia mau berpikir, sebaliknya seseorang dikatakan tidak ada
jika ia tidak mampu berpikir. Saat berpikir maka kita akan bergerak, dari
pergerakan itulah maka melahirkan karya.
Jika
diibaratkan dengan mesin maka berpikir sama dengan menghidupkan mesin, jika
telah panas maka mesin akan berjalan untuk mengerjakan berbagai tugas.
Contoh
orang yang sudah tidak tidak eksis adalah orang gila (biasa disebut sakit
jiwa). Kenapa ia dipandang tidak eksis? Padahal raganya ada, jiwanya pun ada.
Oleh sebab kemampuan berpikirnya tidak ada maka ia dianggap sudah tidak eksis.
Ilmu
merupakan bekal agar manusia dapat berpikir logis, sistematis, factual, dan
memiliki visi ke depan. Ilmu merupakan kumpulan pemikiran brilian orang-orang
hebat. Orang yang menuntut ilmu maka ia berarti telah melakukan transfer
knowledge dari para ilmuwan kepada dirinya. Itulah kenapa Al-Qur’an sangat
menganjurkan kita agar giat menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu tak kenal
usia. Selama manusia masih mampu berpikir maka selama itu pula ia wajib
menuntut ilmu.
Dari
mana ilmu diperoleh?
Ilmu
dapat diperoleh dari: [1] Teoritis (Tulisan) dan [2] Empiris (Pengamatan)
seperti: melihat pemandangan dan pengalaman.
Tulisan
Kita
dapat mengambil ilmu dari kitab-kitab, buku, atau naskah. Para guru
menyampaikan ilmu kepada kita melalui kitab-kitab dan catatan lainnya.
Pemandangan
Ilmu
dapat diperoleh dari alam. Setiap objek yang ada di alam merupakan sumber ilmu.
Seorang murid yang mempelajari suatu ilmu kemudian ia mempraktikannya di alam
maka murid tersebut akan memperoleh ilmu yang lebih banyak ketimbang ia hanya
belajar dari buku.
Pelajaran
di alam merupakan sumber ilmu yang murah—sehingga siapa pun orangnya akan mudah
meng-akses ilmu—di sisi lain, secara kualitas pun belajar dari alam akan
menghasilkan ilmu yang tinggi. Belajar dari alam membeutuhkan kesungguhan,
ulet, minat, dan rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu objek
Pengalaman
Ilmu
dapat bersumber dari pengalaman. Ada pepatah mengatakan bahwa guru yang paling
baik adalah pengalaman. Perjalanan hidup yang paling berkesan mengkristal
menjadi pengalaman, melalui pengalaman lahirlah ilmu, sebab dari pengalaman
diperoleh suatu pemecahan masalah, strategi yang terbaik, berpikir logis,
pengetahuan mendalam, prediksi dan analisis.
Kreatifitas
Berpikir
Ilmu
dapat memancing kreatifitas berpikir. Pemikiran seseorang akan semakin bagus
dan uraiannya semakin menarik (namun tetap logis) manakala ia memiliki ilmu
pengetahuan. Namun yang tak boleh dilupakan dari seorang yang berilmu adalah
adalah pelaksanaan ilmu/aplikasi (ilmu yang diamalkan).
Anjuran
untuk Merenung atau Tafakur
Perenungan
berbeda dengan melamun. Adapun ciri-ciri melamun adalah: (1) Tidak jelas yang
dia pikirkan (2) memikirkan yang tidak berguna (3) Kemalasan (4) Berangan-angan
(5) Menunda-nunda pekerjaan (6) Menghambur-hamburkan waktu.
Dalam
cerita sunda, sering ditokohkan “si kabayan” seorang pemalas dan suka melamun.
Ceritanya: ia bangun kesiangan, kemudian berangkat ke sungai untuk mandi. Saat
tiba di tepi sungai si kabayan enggan mandi, ia menggigil saat melihat air. Ia
malahan melamun dan asyik berangan-angan. Lamunannya buyar saat emaknya
mendorong si kabayan ke sungai: “Byuuur, cepat kamu mandi kabayan.” Si kabayan
basah kuyup. Itulah contoh melamun.
Adapun
perenungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Direncanakan kapan akan
dilaksanakannya perenungan (2) Sudah mengetahui keuntungan dari objek tersebut
(3) Menaruh minat untuk mendalami suatu hal (4) Perenungan merupakan perpaduan
antara pikiran jernih, gagasan, pertimbangan, argumentasi-argumentasi, dan pelaksanaan
dari perenungan (5) Orang yang sering merenung biasanya sering menemukan
terobosan baru yang brilian.
Beberapa
Nasihat Tentang Ilmu
Allah akan meninggikan derajat bagi
orang beriman dan berilmu (QS. Al-Mujadalah, 58:11)
- Sungguh berbahagia orang yang membuat
taman ilmu, para guru yang mulia yang mengajarkan ilmu, para murid yang
menuntut ilmu, dan semua pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan belajar
mengajar.
- Ilmu itu suatu bekal. Ia banyak dicari
orang. Banyak tempat-tempat yang indah dibuat untuk para pencari ilmu, hal ini
menunjukan betapa istimewanya ilmu.
- Kita lihat perguruan yang memiliki
gedung megah. Kita juga sering berkunjung ke perpustakaan yang indah, tertata
rapi, bangunannya bagus, dan semua fasilitas yang ada di dalamnya lengkap
sehingga memanjakan para pengunjung agar nyaman membaca buku (menggali ilmu
pengetahuan).
- Ilmu laksana pajangan yang bagus
sehingga pantas dibingkai secara istimewa dan disimpan di tempat yang istimewa
pula.
- Ilmu dapat dipelajari dimana saja, di
gedung atau diluar gedung, yang terpenting adalah fokus dan niat tulus
- Ilmu dapat diperoleh di alam terbuka
- Apabila ilmu telah dimiliki maka ia akan
erat menempel kepada kita dimana tempelannya memberi manfaat yang tak
berkesudahan
- Ilmu akan datang kepada murid yang
ikhlas, tekun, fokus, semangat, dan takzim (hormat) kepada guru.
- Hama (virus) yang suka menerjang taman
ilmu adalah maksiyat, mengantuk saat belajar, dan menyia-nyiakan waktu belajar.
Ilmu:
Belajarnya Sebentar, Menikmatinya Lama
Seorang
murid hanya membutuhkan waktu sebentar kurang lebih 12 tahun untuk menuntut
ilmu. Waktu tersebut sangatlah sebentar jika dibandingkan dengan manfaatnya
kelak. Apabila seorang murid telah memiliki suatu ilmu maka ia tinggal
menikmatinya berlama-lama. Buah dari ilmu tidak hanya memberi manfaat untuk
dirinya melainkan orang banyak pun akan kebagian manfaatnya. Bahkan, buah ilmu
akan dinikmati secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Masa-masa
sulit selama menuntut ilmu masing terlalu singkat dibandingkan aat kelak memetik
hasilnya. Belajar hanya lima tahun namun menikmatinmya berpuluh-puluh tahun
bahkan lebih lama dari itu sesuai kehendak Allah SWT.
Kita
tahu bahwa menuntut ilmu perlu biaya besar, ketekunan, menghindari
godaan-godaan, dan menghadapi kepayahan-kepayahan; namun hal itu hanya
sebentar, sebab setelah selesai masa pendidikan maka akan segera berganti
dengan kebahagiaan demi kebahagiaan.
Penutup
Sebagai
Muslim kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Banyak fasilitas belajar yang
tersedia di tengah-tengah masyarakat, seperti: sekolah, pesantren, pengajian,
lokakarya, perpustakaan, dan sebagainya. Sebanyak kita memperoleh ilmu maka
akan semakin tinggi kemampuan kita di dalam memecahkan masalah (problem solving).
ý
Dudi Akasyah Ihsan
MAJLISUL ILMI
“SAKINAH”
|
Jakarta, SMK
Pelayaran
Selasa, 04 Desember 2012 M / 17 Muharram 1434 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar