HIKMAH MENYENDIRI
Sebelum dan Sesudah Bermasyarakat
Dudi Akasyah Ihsan
Mukadimah
Pada kesempatan ini, penulis akan menguraikan tentang hikmah menyendiri dan hikmah bermasyarakat. Mengapa kita perlu menyendiri dan mengapa kita perlu bermasyarakat? Hal ini untuk menangkal kata orang bahwa "menyendiri itu tak perlu" atau bermasyarakat itu tidak penting."
Sebenarnya, kedua-duanya penting untuk kita lakukan. Menyendiri sangat perlu untuk evaluasi atau interospeksi diri, serta merencanakan amal-amal apa yang akan dilakukan. Bermasyarakat juga penting untuk menebar kebaikan dan menerima kebaikan.
Memang, ada sebagian orang yang menyendiri karena kemalasan dan ada juga orang bermasyarakat untuk berbuat kejelekan. Bagi kita, menyendiri adalah saat yang baik untuk mengevaluasi diri, berdoa, bermunajat, dan beribadah. Saat bermasyarakat merupakan saat yang istimewa untuk berbuat baik kepada orang banyak.
Hikmah Menyendiri
Menjauhkan diri dari orang-orang tujuannya adalah untuk mensucikan pikir dan hati, serta memantapkan langkah apa yang akan ditempuh dalam kehidupan fana ini.
Kehidupan orang-orang seringkali lebih disibukkan dalam permainan, berbuat dosa, tipu daya, dan perbuatan sia-sia dimana menimbulkan kehampaan dan semakin menjauhkan dari tujuan hidup yang sebenarnya. Pada saat itu, akal tak lagi difungsikan, iman seolah-olah dilenyapkan, yang ada hanya permainan nafsu dan mengikuti bisikan setan, hal itu perlahan mengotori hati, merusak akal, dan merusak iman.
Kondisi diri diperbaiki lagi di saat menyendiri, pikiran diluruskan kembali, demikian juga hati dan keimanan. Sepatutnya, saat berada di masyarakat yang dilakukan adalah menolong sesama dan berbuat baik, bukan "malahan" tergoda berbuat yang jelek. Di masyarakat ada hal baik yang perlu ditiru, adapula hal tidak baik yang harus dihindari. Seringkali, diri tak menyadari bahwa ia melakukan kejelekan yang disebabkan lingkungan yang tidak baik.
Melalui menyendiri, akan memunculkan kesadaran tentang apa saja yang bagus untuk dilakukan dan apa saja perbuatan jelek sehingga perlu ditinggalkan.
Tak harus mencari gua yang jauh, atau gunung tinggi untuk menyepi, atau pulau terpencil, namun di sini juga, melalui tahajud atau ittikaf, merupakan tempat yang sangat baik untuk menyendiri di dalam rangka membangun diri, membangun hati, meningkatkan iman, dan meningkatkan rasa syukur.
Waktu-waktu yang lalu hanya mengikuti nafsu, amarah, kesombongan atau keluh kesah, melalui perenungan maka tampak bahwa sikap itu hanya menimbulkan penyesalan. Ingin sekali sifat tersebut dienyahkan sehingga di hari esok hal itu tidak terulang kembali.
Saat menyendiri juga dapat mengenang nikmat Allah selama bertahun-tahun dari dulu hingga kini. Sungguh telah banyak nikmat dari-Nya. Nikmat yang Dia berikan hingga saat ini semakin banyak. Semakin direnungkan semakin nyata nikmat yang telah menghampiri. Dari sekian banyak nikmat, ada satu hal yang perlu menjadi fokus, apakah keimanan kita lebih bagus dari tahun sebelumnya? Apakah kualitas dan kuantitas amal kita lebih baik dari tahun sebelumnya.
Saat marah maka menyingkirlah untuk menyendiri
Ada hal berbahaya di waktu sedang berada di masyarakat yaitu di saat marah. Setiap orang akan dimarahi. Pada saat marah lebih baik segera menyendiri. Demikian juga di saat nafsu muncul maka lebih baik menyendiri. Jiwa yang panas (nafsu) akan membakar apapun yang ada di sekitar orang itu; perkataannya menyakitkan, raut muka sangat tidak mengenakan, dan perbuatan tak patut dilakukan, di saat marah akan banyak orang-orang yang tersakiti, di samping itu ada orang yang mengompori. Hal itulah kenapa di saat marah lebih baik segera menyendiri, kemudian berwudhu dan membaca istighfar.
Manfaat menyendiri dan bermasyarakat
Menyendiri berguna untuk interospeksi diri, adapun bermasyarakat berguna untuk berbuat baik. Kedua-duanya perlu untuk dilakukan.
Menyendiri dalam Islam bermakna Uzlah
Menyendiri bermakna uzlah, yakni melepaskan ikatan dengan ambisi duniawi. Menjauhkan diri dari rusaknya jaman, membentengi penglihatan dan pendengaran dari situasi jeleknya jaman.
Tentang hikmah menyendiri, Nabi bersabda:
“Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berkata-kata yang baik lebih baik daripada diam dan berdiam lebih baik daripada berbicara yang buruk (HR. Al-Hakim).
Ibnu Taimiyah berkata: "Setiap hamba pasti membutuhkan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berzikir, shalat, merenung, berinterospeksi diri, dan memperbaiki hatinya (dikutip dari Kaifa Tatahammasu, hal 13).
Kita membutuhkan waktu untuk menyendiri setelah sekian lama berkecimpung dalam masyarakat, untuk menjernihkan pikir, menyegarkan akal, dan untuk memperbaiki keimanan. Di saat kembali ke masyarakat, kita juga perlu untuk mendekat dengan orang ahli ibadah dan ahli amal salih, sembari menebar kebaikan untuk orang umum.
Penutup
Jika kita terus-terusan bermasyarakat maka kita tak ada kesempatan untuk meng-evaluasi diri, maka kita butuh saat-saat menyendiri. Waktu menyendiri merupakan saat-saat dimana kita dapat merencanakan kebaikan apa yang akan dilakukan di saat terjun ke masyarakat dan mengerjakan amal yang lebih baik dari sebelumnya. Setelah selesai menyendiri (bermunajat) maka bersiaplah untuk beramal di masyarakat. Insya Allah, hati dan perbuatan kita akan lebih terarah di saat berada di tengah orang banyak. Wallahu a'lam bish shawab.
Jakarta, 06 Rabiul Awal 1437 H / 18 Desember 2015 M
_Mozaik Islam
KEAJAIBAN PENCIPTAAN HIDUNG
Allah Taala menciptakan hidung dengan sangat baik. Allah Taala melengkapi hidung dengan dua lubang yang dipisah dengan dinding pemisah, lalu memasang alat penciuman di dalamnya. Hidung dapat berfungsi untuk mencium wangi atau busuk, mencium yang bermanfaat atau berbahaya. Lubang hidung tidak bengkok atau banyak cabang, hal itu agar hidung tidak menyimpan aroma busuk yang dapat mengganggu fungsinya. Manusia dapat membedakan ribuan bau yang berbeda. Total luas permukaan di mukosa hidung diperkirakan sekitar 180 cm2, dimana 10 cm2 adalah mukosa penciuman dan 170 cm2 adalah mukosa pernafasan.
Hidung juga berfungsi untuk menghirup udara segar kemudian dialirkan ke jantung, dengan udara itu jantung dapat bekerja dengan baik.
Fungsi hidung yang lainnya adalah jalan keluarnya cairan yang berasal dari otak. Allah Taala menciptakan bagian bawah lubang hidung lebih besar daripada bagian atasnya adalah untuk mempermudah aliran cairan dari otak. Hidung diciptakan dua lubang, hikmahnya agar di saat alah-satunya kurang lancar, tersumbat, atau ada masalah maka lubang yang lainnya dapat digunakan mengingat pengambilan udara perlu terus menerus dilakukan, telat nafas sedikit saja akan berkibat fatal.
Kenapa lendir di hidung terasa asin (berbeda dengan air telinga yang pahit), sebab lendir dihidung kadang bisa tertelan sehingga tidak tenggorokan tak terganggu (air telinga pahit agar hewan kecil tak bisa masuk telinga). Sumber: Www.alsofwa.com dan www.tatangsma.com
Sebelum dan Sesudah Bermasyarakat
Dudi Akasyah Ihsan
Mukadimah
Pada kesempatan ini, penulis akan menguraikan tentang hikmah menyendiri dan hikmah bermasyarakat. Mengapa kita perlu menyendiri dan mengapa kita perlu bermasyarakat? Hal ini untuk menangkal kata orang bahwa "menyendiri itu tak perlu" atau bermasyarakat itu tidak penting."
Sebenarnya, kedua-duanya penting untuk kita lakukan. Menyendiri sangat perlu untuk evaluasi atau interospeksi diri, serta merencanakan amal-amal apa yang akan dilakukan. Bermasyarakat juga penting untuk menebar kebaikan dan menerima kebaikan.
Memang, ada sebagian orang yang menyendiri karena kemalasan dan ada juga orang bermasyarakat untuk berbuat kejelekan. Bagi kita, menyendiri adalah saat yang baik untuk mengevaluasi diri, berdoa, bermunajat, dan beribadah. Saat bermasyarakat merupakan saat yang istimewa untuk berbuat baik kepada orang banyak.
Hikmah Menyendiri
Menjauhkan diri dari orang-orang tujuannya adalah untuk mensucikan pikir dan hati, serta memantapkan langkah apa yang akan ditempuh dalam kehidupan fana ini.
Kehidupan orang-orang seringkali lebih disibukkan dalam permainan, berbuat dosa, tipu daya, dan perbuatan sia-sia dimana menimbulkan kehampaan dan semakin menjauhkan dari tujuan hidup yang sebenarnya. Pada saat itu, akal tak lagi difungsikan, iman seolah-olah dilenyapkan, yang ada hanya permainan nafsu dan mengikuti bisikan setan, hal itu perlahan mengotori hati, merusak akal, dan merusak iman.
Kondisi diri diperbaiki lagi di saat menyendiri, pikiran diluruskan kembali, demikian juga hati dan keimanan. Sepatutnya, saat berada di masyarakat yang dilakukan adalah menolong sesama dan berbuat baik, bukan "malahan" tergoda berbuat yang jelek. Di masyarakat ada hal baik yang perlu ditiru, adapula hal tidak baik yang harus dihindari. Seringkali, diri tak menyadari bahwa ia melakukan kejelekan yang disebabkan lingkungan yang tidak baik.
Melalui menyendiri, akan memunculkan kesadaran tentang apa saja yang bagus untuk dilakukan dan apa saja perbuatan jelek sehingga perlu ditinggalkan.
Tak harus mencari gua yang jauh, atau gunung tinggi untuk menyepi, atau pulau terpencil, namun di sini juga, melalui tahajud atau ittikaf, merupakan tempat yang sangat baik untuk menyendiri di dalam rangka membangun diri, membangun hati, meningkatkan iman, dan meningkatkan rasa syukur.
Waktu-waktu yang lalu hanya mengikuti nafsu, amarah, kesombongan atau keluh kesah, melalui perenungan maka tampak bahwa sikap itu hanya menimbulkan penyesalan. Ingin sekali sifat tersebut dienyahkan sehingga di hari esok hal itu tidak terulang kembali.
Saat menyendiri juga dapat mengenang nikmat Allah selama bertahun-tahun dari dulu hingga kini. Sungguh telah banyak nikmat dari-Nya. Nikmat yang Dia berikan hingga saat ini semakin banyak. Semakin direnungkan semakin nyata nikmat yang telah menghampiri. Dari sekian banyak nikmat, ada satu hal yang perlu menjadi fokus, apakah keimanan kita lebih bagus dari tahun sebelumnya? Apakah kualitas dan kuantitas amal kita lebih baik dari tahun sebelumnya.
Saat marah maka menyingkirlah untuk menyendiri
Ada hal berbahaya di waktu sedang berada di masyarakat yaitu di saat marah. Setiap orang akan dimarahi. Pada saat marah lebih baik segera menyendiri. Demikian juga di saat nafsu muncul maka lebih baik menyendiri. Jiwa yang panas (nafsu) akan membakar apapun yang ada di sekitar orang itu; perkataannya menyakitkan, raut muka sangat tidak mengenakan, dan perbuatan tak patut dilakukan, di saat marah akan banyak orang-orang yang tersakiti, di samping itu ada orang yang mengompori. Hal itulah kenapa di saat marah lebih baik segera menyendiri, kemudian berwudhu dan membaca istighfar.
Manfaat menyendiri dan bermasyarakat
Menyendiri berguna untuk interospeksi diri, adapun bermasyarakat berguna untuk berbuat baik. Kedua-duanya perlu untuk dilakukan.
Menyendiri dalam Islam bermakna Uzlah
Menyendiri bermakna uzlah, yakni melepaskan ikatan dengan ambisi duniawi. Menjauhkan diri dari rusaknya jaman, membentengi penglihatan dan pendengaran dari situasi jeleknya jaman.
Tentang hikmah menyendiri, Nabi bersabda:
“Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berkata-kata yang baik lebih baik daripada diam dan berdiam lebih baik daripada berbicara yang buruk (HR. Al-Hakim).
Ibnu Taimiyah berkata: "Setiap hamba pasti membutuhkan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berzikir, shalat, merenung, berinterospeksi diri, dan memperbaiki hatinya (dikutip dari Kaifa Tatahammasu, hal 13).
Kita membutuhkan waktu untuk menyendiri setelah sekian lama berkecimpung dalam masyarakat, untuk menjernihkan pikir, menyegarkan akal, dan untuk memperbaiki keimanan. Di saat kembali ke masyarakat, kita juga perlu untuk mendekat dengan orang ahli ibadah dan ahli amal salih, sembari menebar kebaikan untuk orang umum.
Penutup
Jika kita terus-terusan bermasyarakat maka kita tak ada kesempatan untuk meng-evaluasi diri, maka kita butuh saat-saat menyendiri. Waktu menyendiri merupakan saat-saat dimana kita dapat merencanakan kebaikan apa yang akan dilakukan di saat terjun ke masyarakat dan mengerjakan amal yang lebih baik dari sebelumnya. Setelah selesai menyendiri (bermunajat) maka bersiaplah untuk beramal di masyarakat. Insya Allah, hati dan perbuatan kita akan lebih terarah di saat berada di tengah orang banyak. Wallahu a'lam bish shawab.
Jakarta, 06 Rabiul Awal 1437 H / 18 Desember 2015 M
_Mozaik Islam
KEAJAIBAN PENCIPTAAN HIDUNG
Allah Taala menciptakan hidung dengan sangat baik. Allah Taala melengkapi hidung dengan dua lubang yang dipisah dengan dinding pemisah, lalu memasang alat penciuman di dalamnya. Hidung dapat berfungsi untuk mencium wangi atau busuk, mencium yang bermanfaat atau berbahaya. Lubang hidung tidak bengkok atau banyak cabang, hal itu agar hidung tidak menyimpan aroma busuk yang dapat mengganggu fungsinya. Manusia dapat membedakan ribuan bau yang berbeda. Total luas permukaan di mukosa hidung diperkirakan sekitar 180 cm2, dimana 10 cm2 adalah mukosa penciuman dan 170 cm2 adalah mukosa pernafasan.
Hidung juga berfungsi untuk menghirup udara segar kemudian dialirkan ke jantung, dengan udara itu jantung dapat bekerja dengan baik.
Fungsi hidung yang lainnya adalah jalan keluarnya cairan yang berasal dari otak. Allah Taala menciptakan bagian bawah lubang hidung lebih besar daripada bagian atasnya adalah untuk mempermudah aliran cairan dari otak. Hidung diciptakan dua lubang, hikmahnya agar di saat alah-satunya kurang lancar, tersumbat, atau ada masalah maka lubang yang lainnya dapat digunakan mengingat pengambilan udara perlu terus menerus dilakukan, telat nafas sedikit saja akan berkibat fatal.
Kenapa lendir di hidung terasa asin (berbeda dengan air telinga yang pahit), sebab lendir dihidung kadang bisa tertelan sehingga tidak tenggorokan tak terganggu (air telinga pahit agar hewan kecil tak bisa masuk telinga). Sumber: Www.alsofwa.com dan www.tatangsma.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar