HIKMAH ITTIKAF
Dudi Akasyah Ihsan
Definisi Ittikaf
Secara istilah, ittikaf yaitu "al muktsu fil masjidi li 'ibadatillahi min syakhshin makhshushin bi shifatin makhshushotin" artinya "berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu.” Ittikaf bermakna "menetapnya seseorang di masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah Taala.
Imam Nawawi menyatakan bahwa hukum ittikaf adalah sunah berdasarkan ijma, dan ulama sepakat bahwa i'tikaf tidak berhukum wajib kecuali seorang bernadzar untuk ber-i'tikaf (fal i'tikafu sunnatun bil ijma'i wa la yajibu illa binnadzri bil ijma'i) (al-majmu', asy syamilah).
Di Saat Kita Sibuk dengan Berbagai Kegiatan
Kegiatan kita di tengah-tengah manusia membuat kita sibuk, baik sibuk secara fisik maupun sibuk secara ingatan; pekerjaan yang satu belum selesai muncul pekerjaan selanjutnya, demikian juga dengan pikiran kita berputar terus menerus, tanpa henti. Telah banyak tempat yang dikunjungi, banyak pula gedung-gedung yang kita singgahi. Seringkali terbetik dalam pikiran, tempat manakah gerangan yang paling bermakna untuk dikunjungi kemudiaan beberapa saat kita tinggal di sana. Dari sekian banyak yang terlintas dalam pikiran, ada satu tempat yang sebenarnya sangat berharga namun kita hampir lupa mengingatnya, yakni: masjid. Mengunjungi masjid kemudian kita tinggal beberapa saat di dalamnya, atau yang disebut dengan ittikaf. Pernahkah kita ittikaf di gedung itu (masjid)? Ataukah sering menundanya dengan alasan kesibukkan; padahal sesibuk apapun bukankah kita sering menyempatkan rekreasi atau mengunjungi tempat-tempat wisata. Berkunjung ke masjid dan melaksanakan ittikaf, sebenarnya merupakan obsesi hati yang sering tertutup tabir oleh sebab ambisi dunia dan menuruti hawa nafsu, sehingga mudah sekali masjid dan ibadah di dalamnya terhapus dari ingatan.
Keuntungan ittikaf
Jauh dari kehidupan mewah dan zuhud
Seringkali kesibukan dunia membuat membuat diri penat dan bertanya-tanya: apa yang mau dicari, apakah ini semua menguntungkan di akhirat nanti? Melalui ittikaf kita diajak untuk sejenak menjauhi duniawi dan belajar zuhud (melepaskan ikatan rasa dengan dunia), hal ini akan menumbuhkan pikiran yang cerdas, hati yang tajam, dan kegiatan lebih terarah.
Menjauhkan kebiasaan yang tak bermanfaat
Dalam berinteraksi dengan sesama manusia seringkali melakukan hal tak bermanfaat, hal itu dapat diperbaiki melalui ittikaf.
Mengekang diri dari banyak makan, kasur empuk, dan sebagainya
Meneladani Rasulullah yang hidupnya penuh kesederhanaan, di dalam ittikaf kita akan belajar hidup secara sederhana, makan dan tidur sekedarnya dan memperbanyak ibadah.
Ittikaf untuk interospeksi diri
Di dalam ittikaf kita digiring untuk merenung tentang apa-apa yang telah kita lakukan di masyarakat, muncul berbagai penyesalan, muncul pula tekad untuk memperbaiki diri.
Membaca Al-Quran, dzikir, dan mengerjakan shalat sunah.
Di dalam ittikaf akan muncul berbagai dorongan yang sangat baik, seperti: dorongan membaca Al-Quran, berdzikir, dan mengerjakan shalat sunah. Dorongan itu sangat berbeda jika kita sedang berada di luar masjid. Oleh sebab itulah di dalam Islam kita dianjurkan untuk mengerjakan ittikaf. Melalui ittikaf, Al-Quran terasa sangat dekat, dzikir pun sangat mudah, dan shalat sunah pun terasa ringan dilaksanakan berkali-kali.
Mendekatkan diri kepada Allah
Melalui ittikaf kita akan lebih dekat dengan Allah Taala. Banyak karunia tak terlihat yang turun di saat orang berittikaf yang dapat dirasakan oleh orang yang mengerjakannya (ittikaf).
Suasana dekat dengan Allah merupakan dambaan setiap insan sehingga setiap saat yang dijalaninya benar-benar memberi makna yang sangat berarti, baik untuk hidup yang fana (dunia), terlebih lagi untuk kehidupan sebenarnya di akhirat nanti.
Melaksanakan ibadah
Ittikaf dapat menciptakan suasana di sekeliling kita sangat mendukung untuk ibadah. Saat ittikaf keadaan tempat dan jiwa sangat mendukung untuk ibadah.
Diri dan hati bersimpuh di hadapan Allah
Saat ittikaf sangatlah terasa bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah, tak terasa shalat berkali-kali dikerjakan, dzikir tak pernah henti, dan Al-Quran selalu menemani. Kita pun berdoa dan bersimpuh di hadapan-Nya yang Agung.
Berkhalwat (menyendiri) dengan Allah
Saat kita sedang berkhalwat, maka pada saat itu kita memutuskan hubungan sementara dengan makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.
Berkomunikasi dengan Yang memiliki makhluk, merenungkan berbagai ciptaan-Nya, serta bercermin tentang kelakuan diri selama ini, dan hendak berbuat apakah diri selanjutnya.
Merenung di masjid jauh lebih baik daripada merenung di pasar/mall. Masa-masa ittikaf merupakan masa yang sangat baik untuk merenung.
Waspada dari perbuatan maksiyat
Kemaksiyatan apa yang telah dikerjakan akan nampak jelas di saat ittikaf. Melalui ittikaf di masjid, pikiran yang muncul sangat bagus, yang ada hanya dorongan ibadah.
Mudah melaksanakan shalat wajib berjamaah
Jika sebelumnya untuk mengerjakan shalat terasa berat dan jarang tepat waktu, melalui ittikaf kita akan dibiasakan shalat tepat waktu dan mengikuti shalat berjamaah.
Membiasakan tinggal di masjid
Kita perlu menjadikan masjid sebagai rumah kedua kita, berlama-lama ittikaf di masjid sangat bagus untuk meningkatkan ibadah, doa, dan berbuat baik. Masjid merupakan tempatnya ilham (inspirasi).
Menghapus kesedihan
Ittikaf dapat menghapus kesedihan. Di saat ittikaf kita dapat mengadukannya kepada Allah, merenungi setiap peristiwa yang dilalui, di samping itu mengingat pula rezeki yang telah Dia berikan.
Orang yang Ittikaf didoakan Malaikat
Selama kita berada di dalam masjid untuk ittikaf maka selama itu pula malaikat berdoa. Mereka (para malaikat) berdoa agar orang yang sedang ittikaf tersebut memperoleh ampunan dan diberikan kasih-sayang dari Allah Taala. Nabi bersabda:
"Sesungguhnya malaikat mendoakan kalian selama di masjid dan dalam keadaan suci, (malaikat berdoa) 'Ya Allah ampunilah dan kasihanilah'... (HR. Bukhari).
Para Nabi menyukai ittikaf, misalnya: Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as. Allah berfirman:
"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang ittikaf, yang ruku', dan yang sujud" (QS. Al-Baqarah, 2:125).
Nabi Zakariya juga sering ittikaf. Salah-satunya di saat Malaikat Jibril turun ke mihrab dimana Zakariya sedang berittikaf, pada saat itu Jibril mengabarkan bahwa Zakariya akan dikaruniai anak yaitu Yahya
Siti Maryam juga setiap harinya ber-ittikaf di masjid sehingga ia selalu diberikan hidangan buah-buahan terbaik dari surga. Nabi Muhammad sangat menyukai ittikaf, banyak waktu-waktu beliau yang diisi dengan ittikaf.
Penutup
Seorang mu'takif (orang yang berittikaf) akan memperoleh banyak keuntungan. Kapan kita mau datang ke masjid? Kapan kita mau ittikaf. Telah banyak orang yang belum sempat ke masjid keburu ajal menjemput. Padahal pahala akhirat banyak diberikan dari ibadah kita di masjid. Ataukah datang ke masjid hanya satu kali yaitu saat digotong ke masjid dan dishalatkan di sana? Pintu untuk beramal sudah tertutup pada saat itu. Semoga kita dapat menyisihkan waktu kita untuk tinggal beberapa saat di masjid, untuk ittikaf, sehingga berbagai manfaat ittikaf dapat kita raih. Wallahu a’lam bish shawab.
Dudi Akasyah Ihsan
Selasa, 19 Shafar 1437 H / 01 Desember 2015 M
Jam 08:15 WIB
Dudi Akasyah Ihsan
Definisi Ittikaf
Secara istilah, ittikaf yaitu "al muktsu fil masjidi li 'ibadatillahi min syakhshin makhshushin bi shifatin makhshushotin" artinya "berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu.” Ittikaf bermakna "menetapnya seseorang di masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah Taala.
Imam Nawawi menyatakan bahwa hukum ittikaf adalah sunah berdasarkan ijma, dan ulama sepakat bahwa i'tikaf tidak berhukum wajib kecuali seorang bernadzar untuk ber-i'tikaf (fal i'tikafu sunnatun bil ijma'i wa la yajibu illa binnadzri bil ijma'i) (al-majmu', asy syamilah).
Di Saat Kita Sibuk dengan Berbagai Kegiatan
Kegiatan kita di tengah-tengah manusia membuat kita sibuk, baik sibuk secara fisik maupun sibuk secara ingatan; pekerjaan yang satu belum selesai muncul pekerjaan selanjutnya, demikian juga dengan pikiran kita berputar terus menerus, tanpa henti. Telah banyak tempat yang dikunjungi, banyak pula gedung-gedung yang kita singgahi. Seringkali terbetik dalam pikiran, tempat manakah gerangan yang paling bermakna untuk dikunjungi kemudiaan beberapa saat kita tinggal di sana. Dari sekian banyak yang terlintas dalam pikiran, ada satu tempat yang sebenarnya sangat berharga namun kita hampir lupa mengingatnya, yakni: masjid. Mengunjungi masjid kemudian kita tinggal beberapa saat di dalamnya, atau yang disebut dengan ittikaf. Pernahkah kita ittikaf di gedung itu (masjid)? Ataukah sering menundanya dengan alasan kesibukkan; padahal sesibuk apapun bukankah kita sering menyempatkan rekreasi atau mengunjungi tempat-tempat wisata. Berkunjung ke masjid dan melaksanakan ittikaf, sebenarnya merupakan obsesi hati yang sering tertutup tabir oleh sebab ambisi dunia dan menuruti hawa nafsu, sehingga mudah sekali masjid dan ibadah di dalamnya terhapus dari ingatan.
Keuntungan ittikaf
Jauh dari kehidupan mewah dan zuhud
Seringkali kesibukan dunia membuat membuat diri penat dan bertanya-tanya: apa yang mau dicari, apakah ini semua menguntungkan di akhirat nanti? Melalui ittikaf kita diajak untuk sejenak menjauhi duniawi dan belajar zuhud (melepaskan ikatan rasa dengan dunia), hal ini akan menumbuhkan pikiran yang cerdas, hati yang tajam, dan kegiatan lebih terarah.
Menjauhkan kebiasaan yang tak bermanfaat
Dalam berinteraksi dengan sesama manusia seringkali melakukan hal tak bermanfaat, hal itu dapat diperbaiki melalui ittikaf.
Mengekang diri dari banyak makan, kasur empuk, dan sebagainya
Meneladani Rasulullah yang hidupnya penuh kesederhanaan, di dalam ittikaf kita akan belajar hidup secara sederhana, makan dan tidur sekedarnya dan memperbanyak ibadah.
Ittikaf untuk interospeksi diri
Di dalam ittikaf kita digiring untuk merenung tentang apa-apa yang telah kita lakukan di masyarakat, muncul berbagai penyesalan, muncul pula tekad untuk memperbaiki diri.
Membaca Al-Quran, dzikir, dan mengerjakan shalat sunah.
Di dalam ittikaf akan muncul berbagai dorongan yang sangat baik, seperti: dorongan membaca Al-Quran, berdzikir, dan mengerjakan shalat sunah. Dorongan itu sangat berbeda jika kita sedang berada di luar masjid. Oleh sebab itulah di dalam Islam kita dianjurkan untuk mengerjakan ittikaf. Melalui ittikaf, Al-Quran terasa sangat dekat, dzikir pun sangat mudah, dan shalat sunah pun terasa ringan dilaksanakan berkali-kali.
Mendekatkan diri kepada Allah
Melalui ittikaf kita akan lebih dekat dengan Allah Taala. Banyak karunia tak terlihat yang turun di saat orang berittikaf yang dapat dirasakan oleh orang yang mengerjakannya (ittikaf).
Suasana dekat dengan Allah merupakan dambaan setiap insan sehingga setiap saat yang dijalaninya benar-benar memberi makna yang sangat berarti, baik untuk hidup yang fana (dunia), terlebih lagi untuk kehidupan sebenarnya di akhirat nanti.
Melaksanakan ibadah
Ittikaf dapat menciptakan suasana di sekeliling kita sangat mendukung untuk ibadah. Saat ittikaf keadaan tempat dan jiwa sangat mendukung untuk ibadah.
Diri dan hati bersimpuh di hadapan Allah
Saat ittikaf sangatlah terasa bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah, tak terasa shalat berkali-kali dikerjakan, dzikir tak pernah henti, dan Al-Quran selalu menemani. Kita pun berdoa dan bersimpuh di hadapan-Nya yang Agung.
Berkhalwat (menyendiri) dengan Allah
Saat kita sedang berkhalwat, maka pada saat itu kita memutuskan hubungan sementara dengan makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.
Berkomunikasi dengan Yang memiliki makhluk, merenungkan berbagai ciptaan-Nya, serta bercermin tentang kelakuan diri selama ini, dan hendak berbuat apakah diri selanjutnya.
Merenung di masjid jauh lebih baik daripada merenung di pasar/mall. Masa-masa ittikaf merupakan masa yang sangat baik untuk merenung.
Waspada dari perbuatan maksiyat
Kemaksiyatan apa yang telah dikerjakan akan nampak jelas di saat ittikaf. Melalui ittikaf di masjid, pikiran yang muncul sangat bagus, yang ada hanya dorongan ibadah.
Mudah melaksanakan shalat wajib berjamaah
Jika sebelumnya untuk mengerjakan shalat terasa berat dan jarang tepat waktu, melalui ittikaf kita akan dibiasakan shalat tepat waktu dan mengikuti shalat berjamaah.
Membiasakan tinggal di masjid
Kita perlu menjadikan masjid sebagai rumah kedua kita, berlama-lama ittikaf di masjid sangat bagus untuk meningkatkan ibadah, doa, dan berbuat baik. Masjid merupakan tempatnya ilham (inspirasi).
Menghapus kesedihan
Ittikaf dapat menghapus kesedihan. Di saat ittikaf kita dapat mengadukannya kepada Allah, merenungi setiap peristiwa yang dilalui, di samping itu mengingat pula rezeki yang telah Dia berikan.
Orang yang Ittikaf didoakan Malaikat
Selama kita berada di dalam masjid untuk ittikaf maka selama itu pula malaikat berdoa. Mereka (para malaikat) berdoa agar orang yang sedang ittikaf tersebut memperoleh ampunan dan diberikan kasih-sayang dari Allah Taala. Nabi bersabda:
"Sesungguhnya malaikat mendoakan kalian selama di masjid dan dalam keadaan suci, (malaikat berdoa) 'Ya Allah ampunilah dan kasihanilah'... (HR. Bukhari).
Para Nabi menyukai ittikaf, misalnya: Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as. Allah berfirman:
"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang ittikaf, yang ruku', dan yang sujud" (QS. Al-Baqarah, 2:125).
Nabi Zakariya juga sering ittikaf. Salah-satunya di saat Malaikat Jibril turun ke mihrab dimana Zakariya sedang berittikaf, pada saat itu Jibril mengabarkan bahwa Zakariya akan dikaruniai anak yaitu Yahya
Siti Maryam juga setiap harinya ber-ittikaf di masjid sehingga ia selalu diberikan hidangan buah-buahan terbaik dari surga. Nabi Muhammad sangat menyukai ittikaf, banyak waktu-waktu beliau yang diisi dengan ittikaf.
Penutup
Seorang mu'takif (orang yang berittikaf) akan memperoleh banyak keuntungan. Kapan kita mau datang ke masjid? Kapan kita mau ittikaf. Telah banyak orang yang belum sempat ke masjid keburu ajal menjemput. Padahal pahala akhirat banyak diberikan dari ibadah kita di masjid. Ataukah datang ke masjid hanya satu kali yaitu saat digotong ke masjid dan dishalatkan di sana? Pintu untuk beramal sudah tertutup pada saat itu. Semoga kita dapat menyisihkan waktu kita untuk tinggal beberapa saat di masjid, untuk ittikaf, sehingga berbagai manfaat ittikaf dapat kita raih. Wallahu a’lam bish shawab.
Dudi Akasyah Ihsan
Selasa, 19 Shafar 1437 H / 01 Desember 2015 M
Jam 08:15 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar