Arsip Blog

Minggu, 04 September 2016

Hikmah Ittikaf

HIKMAH ITTIKAF

Dudi Akasyah Ihsan

Definisi Ittikaf
Secara istilah, ittikaf yaitu "al muktsu fil masjidi li 'ibadatillahi min syakhshin makhshushin bi shifatin makhshushotin" artinya "berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu.” Ittikaf bermakna "menetapnya seseorang di masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah Taala.
Imam Nawawi menyatakan bahwa hukum ittikaf adalah sunah berdasarkan ijma, dan ulama sepakat bahwa i'tikaf tidak berhukum wajib kecuali seorang bernadzar untuk ber-i'tikaf (fal i'tikafu sunnatun bil ijma'i wa la yajibu illa binnadzri bil ijma'i) (al-majmu', asy syamilah).
Di Saat Kita Sibuk dengan Berbagai Kegiatan
Kegiatan kita di tengah-tengah manusia membuat kita sibuk, baik sibuk secara fisik maupun sibuk secara ingatan; pekerjaan yang satu belum selesai muncul pekerjaan selanjutnya, demikian juga dengan pikiran kita berputar terus menerus, tanpa henti. Telah banyak tempat yang dikunjungi, banyak pula gedung-gedung yang kita singgahi. Seringkali terbetik dalam pikiran, tempat manakah gerangan yang paling bermakna untuk dikunjungi kemudiaan beberapa saat kita tinggal di sana. Dari sekian banyak yang terlintas dalam pikiran, ada satu tempat yang sebenarnya sangat berharga namun kita hampir lupa mengingatnya, yakni: masjid. Mengunjungi masjid kemudian kita tinggal beberapa saat di dalamnya, atau yang disebut dengan ittikaf. Pernahkah kita ittikaf di gedung itu (masjid)? Ataukah sering menundanya dengan alasan kesibukkan; padahal sesibuk apapun bukankah kita sering menyempatkan rekreasi atau mengunjungi tempat-tempat wisata. Berkunjung ke masjid dan melaksanakan ittikaf, sebenarnya merupakan obsesi hati yang sering tertutup tabir oleh sebab ambisi dunia dan menuruti hawa nafsu, sehingga mudah sekali masjid dan ibadah di dalamnya terhapus dari ingatan.
Keuntungan ittikaf
Jauh dari kehidupan mewah dan zuhud
Seringkali kesibukan dunia membuat membuat diri penat dan bertanya-tanya: apa yang mau dicari, apakah ini semua menguntungkan di akhirat nanti? Melalui ittikaf kita diajak untuk sejenak menjauhi duniawi dan belajar zuhud (melepaskan ikatan rasa dengan dunia), hal ini akan menumbuhkan pikiran yang cerdas, hati yang tajam, dan kegiatan lebih terarah.
Menjauhkan kebiasaan yang tak bermanfaat
Dalam berinteraksi dengan sesama manusia seringkali melakukan hal tak bermanfaat, hal itu dapat diperbaiki melalui ittikaf.
Mengekang diri dari banyak makan, kasur empuk, dan sebagainya
Meneladani Rasulullah yang hidupnya penuh kesederhanaan, di dalam ittikaf kita akan belajar hidup secara sederhana, makan dan tidur sekedarnya dan memperbanyak ibadah.
Ittikaf untuk interospeksi diri
Di dalam ittikaf kita digiring untuk merenung tentang apa-apa yang telah kita lakukan di masyarakat, muncul berbagai penyesalan, muncul pula tekad untuk memperbaiki diri.
Membaca Al-Quran, dzikir, dan mengerjakan shalat sunah.
Di dalam ittikaf akan muncul berbagai dorongan yang sangat baik, seperti: dorongan membaca Al-Quran, berdzikir, dan mengerjakan shalat sunah. Dorongan itu sangat berbeda jika kita sedang berada di luar masjid. Oleh sebab itulah di dalam Islam kita dianjurkan untuk mengerjakan ittikaf. Melalui ittikaf, Al-Quran terasa sangat dekat, dzikir pun sangat mudah, dan shalat sunah pun terasa ringan dilaksanakan berkali-kali.
Mendekatkan diri kepada Allah
Melalui ittikaf kita akan lebih dekat dengan Allah Taala. Banyak karunia tak terlihat yang turun di saat orang berittikaf yang dapat dirasakan oleh orang yang mengerjakannya (ittikaf).
Suasana dekat dengan Allah merupakan dambaan setiap insan sehingga setiap saat yang dijalaninya benar-benar memberi makna yang sangat berarti, baik untuk hidup yang fana (dunia), terlebih lagi untuk kehidupan sebenarnya di akhirat nanti.
Melaksanakan ibadah
Ittikaf dapat menciptakan suasana di sekeliling kita sangat mendukung untuk ibadah. Saat ittikaf keadaan tempat dan jiwa sangat mendukung untuk ibadah.
Diri dan hati bersimpuh di hadapan Allah
Saat ittikaf sangatlah terasa bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah, tak terasa shalat berkali-kali dikerjakan, dzikir tak pernah henti, dan Al-Quran selalu menemani. Kita pun berdoa dan bersimpuh di hadapan-Nya yang Agung.
Berkhalwat (menyendiri) dengan Allah
Saat kita sedang berkhalwat, maka pada saat itu kita memutuskan hubungan sementara dengan makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.
Berkomunikasi dengan Yang memiliki makhluk, merenungkan berbagai ciptaan-Nya, serta bercermin tentang kelakuan diri selama ini, dan hendak berbuat apakah diri selanjutnya.
Merenung di masjid jauh lebih baik daripada merenung di pasar/mall. Masa-masa ittikaf merupakan masa yang sangat baik untuk merenung.
Waspada dari perbuatan maksiyat
Kemaksiyatan apa yang telah dikerjakan akan nampak jelas di saat ittikaf. Melalui ittikaf di masjid, pikiran yang muncul sangat bagus, yang ada hanya dorongan ibadah.
Mudah melaksanakan shalat wajib berjamaah
Jika sebelumnya untuk mengerjakan shalat terasa berat dan jarang tepat waktu, melalui ittikaf kita akan dibiasakan shalat tepat waktu dan mengikuti shalat berjamaah.
Membiasakan tinggal di masjid
Kita perlu menjadikan masjid sebagai rumah kedua kita, berlama-lama ittikaf di masjid sangat bagus untuk meningkatkan ibadah, doa, dan berbuat baik. Masjid merupakan tempatnya ilham (inspirasi).
Menghapus kesedihan
Ittikaf dapat menghapus kesedihan. Di saat ittikaf kita dapat mengadukannya kepada Allah, merenungi setiap peristiwa yang dilalui, di samping itu mengingat pula rezeki yang telah Dia berikan.
Orang yang Ittikaf didoakan Malaikat
Selama kita berada di dalam masjid untuk ittikaf maka selama itu pula malaikat berdoa. Mereka (para malaikat) berdoa agar orang yang sedang ittikaf tersebut memperoleh ampunan dan diberikan kasih-sayang dari Allah Taala. Nabi bersabda:
"Sesungguhnya malaikat mendoakan kalian selama di masjid dan dalam keadaan suci, (malaikat berdoa) 'Ya Allah ampunilah dan kasihanilah'... (HR. Bukhari).
Para Nabi menyukai ittikaf, misalnya: Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as. Allah berfirman:
"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang ittikaf, yang ruku', dan yang sujud" (QS. Al-Baqarah, 2:125).
Nabi Zakariya juga sering ittikaf. Salah-satunya di saat Malaikat Jibril turun ke mihrab dimana Zakariya sedang berittikaf, pada saat itu Jibril mengabarkan bahwa Zakariya akan dikaruniai anak yaitu Yahya
Siti Maryam juga setiap harinya ber-ittikaf di masjid sehingga ia selalu diberikan hidangan buah-buahan terbaik dari surga. Nabi Muhammad sangat menyukai ittikaf, banyak waktu-waktu beliau yang diisi dengan ittikaf.
Penutup
Seorang mu'takif (orang yang berittikaf) akan memperoleh banyak keuntungan. Kapan kita mau datang ke masjid? Kapan kita mau ittikaf. Telah banyak orang yang belum sempat ke masjid keburu ajal menjemput. Padahal pahala akhirat banyak diberikan dari ibadah kita di masjid. Ataukah datang ke masjid hanya satu kali yaitu saat digotong ke masjid dan dishalatkan di sana? Pintu untuk beramal sudah tertutup pada saat itu. Semoga kita dapat menyisihkan waktu kita untuk tinggal beberapa saat di masjid, untuk ittikaf, sehingga berbagai manfaat ittikaf dapat kita raih. Wallahu a’lam bish shawab.

Dudi Akasyah Ihsan
Selasa, 19 Shafar 1437 H / 01 Desember 2015 M
Jam 08:15 WIB

Jumat, 02 September 2016

Manfaat menyendiri dan manfaat bermasyarakat

HIKMAH MENYENDIRI
Sebelum dan Sesudah Bermasyarakat

Dudi Akasyah Ihsan

Mukadimah
Pada kesempatan ini, penulis akan menguraikan tentang hikmah menyendiri dan hikmah bermasyarakat. Mengapa kita perlu menyendiri dan mengapa kita perlu bermasyarakat? Hal ini untuk menangkal kata orang bahwa "menyendiri itu tak perlu" atau bermasyarakat itu tidak penting."
Sebenarnya, kedua-duanya penting untuk kita lakukan. Menyendiri sangat perlu untuk evaluasi atau interospeksi diri, serta merencanakan amal-amal apa yang akan dilakukan. Bermasyarakat juga penting untuk menebar kebaikan dan menerima kebaikan.
Memang, ada sebagian orang yang menyendiri karena kemalasan dan ada juga orang bermasyarakat untuk berbuat kejelekan. Bagi kita, menyendiri adalah saat yang baik untuk mengevaluasi diri, berdoa, bermunajat, dan beribadah. Saat bermasyarakat merupakan saat yang istimewa untuk berbuat baik kepada orang banyak.
Hikmah Menyendiri
Menjauhkan diri dari orang-orang tujuannya adalah untuk mensucikan pikir dan hati, serta memantapkan langkah apa yang akan ditempuh dalam kehidupan fana ini.
Kehidupan orang-orang seringkali lebih disibukkan dalam permainan, berbuat dosa, tipu daya, dan perbuatan sia-sia dimana menimbulkan kehampaan dan semakin menjauhkan dari tujuan hidup yang sebenarnya. Pada saat itu, akal tak lagi difungsikan, iman seolah-olah dilenyapkan, yang ada hanya permainan nafsu dan mengikuti bisikan setan, hal itu perlahan mengotori hati, merusak akal, dan merusak iman.
Kondisi diri diperbaiki lagi di saat menyendiri, pikiran diluruskan kembali, demikian juga hati dan keimanan. Sepatutnya, saat berada di masyarakat yang dilakukan adalah menolong sesama dan berbuat baik, bukan "malahan" tergoda berbuat yang jelek. Di masyarakat ada hal baik yang perlu ditiru, adapula hal tidak baik yang harus dihindari. Seringkali, diri tak menyadari bahwa ia melakukan kejelekan yang disebabkan lingkungan yang tidak baik.
Melalui menyendiri, akan memunculkan kesadaran tentang apa saja yang bagus untuk dilakukan dan apa saja perbuatan jelek sehingga perlu ditinggalkan.
Tak harus mencari gua yang jauh, atau gunung tinggi untuk menyepi, atau pulau terpencil, namun di sini juga, melalui tahajud atau ittikaf, merupakan tempat yang sangat baik untuk menyendiri di dalam rangka membangun diri, membangun hati, meningkatkan iman, dan meningkatkan rasa syukur.
Waktu-waktu yang lalu hanya mengikuti nafsu, amarah, kesombongan atau keluh kesah, melalui perenungan maka tampak bahwa sikap itu hanya menimbulkan penyesalan. Ingin sekali sifat tersebut dienyahkan sehingga di hari esok hal itu tidak terulang kembali.
Saat menyendiri juga dapat mengenang nikmat Allah selama bertahun-tahun dari dulu hingga kini. Sungguh telah banyak nikmat dari-Nya. Nikmat yang Dia berikan hingga saat ini semakin banyak. Semakin direnungkan semakin nyata nikmat yang telah menghampiri. Dari sekian banyak nikmat, ada satu hal yang perlu menjadi fokus, apakah keimanan kita lebih bagus dari tahun sebelumnya? Apakah kualitas dan kuantitas amal kita lebih baik dari tahun sebelumnya.
Saat marah maka menyingkirlah untuk menyendiri
Ada hal berbahaya di waktu sedang berada di masyarakat yaitu di saat marah. Setiap orang akan dimarahi. Pada saat marah lebih baik segera menyendiri. Demikian juga di saat nafsu muncul maka lebih baik menyendiri. Jiwa yang panas (nafsu) akan membakar apapun yang ada di sekitar orang itu; perkataannya menyakitkan, raut muka sangat tidak mengenakan, dan perbuatan tak patut dilakukan, di saat marah akan banyak orang-orang yang tersakiti, di samping itu ada orang yang mengompori. Hal itulah kenapa di saat marah lebih baik segera menyendiri, kemudian berwudhu dan membaca istighfar.
Manfaat menyendiri dan bermasyarakat
Menyendiri berguna untuk interospeksi diri, adapun bermasyarakat berguna untuk berbuat baik. Kedua-duanya perlu untuk dilakukan.
Menyendiri dalam Islam bermakna Uzlah
Menyendiri bermakna uzlah, yakni melepaskan ikatan dengan ambisi duniawi. Menjauhkan diri dari rusaknya jaman, membentengi penglihatan dan pendengaran dari situasi jeleknya jaman.
Tentang hikmah menyendiri, Nabi bersabda:
“Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berkata-kata yang baik lebih baik daripada diam dan berdiam lebih baik daripada berbicara yang buruk (HR. Al-Hakim).
Ibnu Taimiyah berkata: "Setiap hamba pasti membutuhkan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berzikir, shalat, merenung, berinterospeksi diri, dan memperbaiki hatinya (dikutip dari Kaifa Tatahammasu, hal 13).
Kita membutuhkan waktu untuk menyendiri setelah sekian lama berkecimpung dalam masyarakat, untuk menjernihkan pikir, menyegarkan akal, dan untuk memperbaiki keimanan. Di saat kembali ke masyarakat, kita juga perlu untuk mendekat dengan orang ahli ibadah dan ahli amal salih, sembari menebar kebaikan untuk orang umum.
Penutup
Jika kita terus-terusan bermasyarakat maka kita tak ada kesempatan untuk meng-evaluasi diri, maka kita butuh saat-saat menyendiri. Waktu menyendiri merupakan saat-saat dimana kita dapat merencanakan kebaikan apa yang akan dilakukan di saat terjun ke masyarakat dan mengerjakan amal yang lebih baik dari sebelumnya. Setelah selesai menyendiri (bermunajat) maka bersiaplah untuk beramal di masyarakat. Insya Allah, hati dan perbuatan kita akan lebih terarah di saat berada di tengah orang banyak. Wallahu a'lam bish shawab.

Jakarta, 06 Rabiul Awal 1437 H / 18 Desember 2015 M





_Mozaik Islam

KEAJAIBAN PENCIPTAAN HIDUNG

Allah Taala menciptakan hidung dengan sangat baik. Allah Taala melengkapi hidung dengan dua lubang yang dipisah dengan dinding pemisah, lalu memasang alat penciuman di dalamnya. Hidung dapat berfungsi untuk mencium wangi atau busuk, mencium yang bermanfaat atau berbahaya. Lubang hidung tidak bengkok atau banyak cabang, hal itu agar hidung tidak menyimpan aroma busuk yang dapat mengganggu fungsinya. Manusia dapat membedakan ribuan bau yang berbeda. Total luas permukaan di mukosa hidung diperkirakan sekitar 180 cm2, dimana 10 cm2 adalah mukosa penciuman dan 170 cm2 adalah mukosa pernafasan.
Hidung juga berfungsi untuk menghirup udara segar kemudian dialirkan ke jantung, dengan udara itu jantung dapat bekerja dengan baik.
Fungsi hidung yang lainnya adalah jalan keluarnya cairan yang berasal dari otak. Allah Taala menciptakan bagian bawah lubang hidung lebih besar daripada bagian atasnya adalah untuk mempermudah aliran cairan dari otak. Hidung diciptakan dua lubang, hikmahnya agar di saat alah-satunya kurang lancar, tersumbat, atau ada masalah maka lubang yang lainnya dapat digunakan mengingat pengambilan udara perlu terus menerus dilakukan, telat nafas sedikit saja akan berkibat fatal.
Kenapa lendir di hidung terasa asin (berbeda dengan air telinga yang pahit), sebab lendir dihidung kadang bisa tertelan sehingga tidak tenggorokan tak terganggu (air telinga pahit agar hewan kecil tak bisa masuk telinga). Sumber: Www.alsofwa.com dan www.tatangsma.com

Kamis, 01 September 2016

KEUTAMAAN SABAR

Dudi Akasyah

Mukadimah
Seseorang yang memiliki sifat sabar berarti orang itu telah memiliki sebagian dari sifat-sifat orang yang baik kedudukannya di bumi. Orang sabar akan memiliki kedudukan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang diberikan kesabaran oleh Allah berarti orang itu telah menerima pemberian yang sangat baik dan pemberian yang sangat luas dibandingkan dengan pemberian lainnya. Nabi Muhammad bersabda:

Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran (HR. Bukhari Muslim)
Definisi
Sabar artinya menahan diri, yaitu menahan diri dari hal-hal yang tidak diridhai Allah Taala. Sabar adalah kemampuan di dalam mengendalikan nafsu yang sering membujuk dan memprovokasi. Termasuk sabar adalah (1) Menahan marah (2) Memaafkan atau memberi maaf. Di dalam semua situasi, peranan sabar sangat dibutuhkan. Di saat sempit kita membutuhkan kesabaran, demikian juga di saat lapang.
Sabar di saat Sehat maupun Sakit
Di saat sakit kita membutuhkan kesabaran agar tidak meratapi, putus-asa, sumpah serapah, dan sejenisnya; lebih baik diisi dengan dzikir dan berpasrah kepada Allah. Di saat sehat juga membutuhkan sabar, yaitu: tidak menggunakan sehat untuk hal yang tak ada manfaatnya, tidak merusak kesehatan, dan tidak menyalahgunakan sehat untuk maksiyat. Di saat sehat, nafsu sering menyuruh untuk berbuat dosa; hal itu dapat dicegah melalui sabar.
Sabar di saat Sempit maupun Lapang
Kita membutuhkan sabar di saat sedang diuji dengan sebuah kesulitan, yaitu: menjauhi putus asa, menahan marah, tidak menyalahkan orang lain, ridha atas pembagian dari-Nya, dan tidak mengumpat orang lain. Di saat lapang, kesabaran juga dibutuhkan, sebab godaan dikala sehat tak kalah banyaknya. Sabar di saat lapang berfungsi menghalau datangnya godaan-godaan tersebut.
Godaan di saat miskin berupa bujukan melakukan kejahatan dan dorongan menjadi peminta-minta, keduanya (meminta-minta dan berbuat jahat) merupakan godaan di saat miskin. Ada ulama mengatakan, bahwa kesabaran di saat miskin lebih ringan dibandingkan kesabaran di saat kaya; di saat miskin yang dipikirkan hanya bagaimana mencari sesuap nasi; di saat kaya yang dipikirkan bagaimana membelanjakan kekayaan secara tepat di saat banyak godaan mengelilinginya serta menghadapi banyak orang iri dengki (banyak yang tidak lulus uji di saat seperti itu).
Kunci Sabar
Di dalam menjalani kesabaran, kunci utamanya yaitu menahan diri dari dorongan nafsu yang muncul dari dalam (internal) dan pengaruh dari luar (eksternal). Upaya-upaya sabar ditempuh juga melalui menjaga hati, menjaga mulut, dan menjaga tingkah-laku. Melalui sabar perilaku orang akan lebih terkontrol. Untuk menjaga kesabaran, perlu melaksanakan shalat, puasa, dzikir, membaca Al-Quran
Sabar di dalam Shalat
Di saat shalat kita juga membutuhkan kesabaran, seperti: menjauhi kemalasan, belajar konsentrasi, mempersiapkan diri sebelum shalat, dan menjalani shalat dengan sabar. Sabar di dalam menjauhi godaan penghambat shalat, sabar di dalam mengendalikan nafsu, sabar di dalam meningkatkan kualitas (khusyu) dan kuantitas shalat (sabar di dalam menjalani shalat 5 waktu dan berupaya menambah shalat-shalat sunah). Shalat merupakan inti dari penghambaan kita kepada Allah, oleh sebab itu setan dan nafsu selalu menghambat shalat, kita perlu sabar di dalam mempertahankan shalat.
Sabar dalam ibadah
Di saat akan melaksanakan ibadah, banyak godaan yang muncul, misalnya: "bujukan untuk menunda-nunda serta membikin alasan-alasan lain." Seringkali kita dilalaikan dengan berbagai kesibukan, padahal kita tahu bahwa yang tersisa dalam hidup/yang akan dibawa mati adalah ibadah, sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran bahwa tugas manusia adalah ibadah.
Kita perlu sabar dalam ibadah, ibadah merupakan prioritas utama. Kita perlu sabar di dalam mengatur kegiatan lain sehingga semua aktifitas kita bisa mendukung kegiatan ibadah. Melalui hal demikian, kita akan memiliki waktu untuk membaca Al-Quran, berdzikir, dan melaksanakan ibadah lainnya sehingga kita dapat menjalin hubungan sebaik mungkin dengan Allah Taala.
Menjalankan ibadah membutuhkan kesabaran, baik di kala meraihnya maupun mempertahankannya. Percayalah, bahwa kesabaran akan berbuah kebaikan dan akan melahirkan lebih banyak kebaikan sehingga hidup kita akan lebih baik dari waktu ke waktu. Ketika manusia mati, maka semuanya akan meninggalkan kita, ibadah itulah yang akan terus menemani. Sabar hanya sebentar, setelah itu hasilnya kekal.
Sabar dalam beramal
Sabar dibutuhkan saat mengerjakan amal, yaitu bagaimana agar kita tekun dalam beramal. Menjalani amal setiap hari, setiap saat, setiap waktu; tentu, hal itu sangat membutuhkan sabar. Ketika kita sedekah, kita perlu sabar di dalam menyingkirkan tamak yang ada dalam diri, sabar di saat setan berbisik, atau sabar di dalam menghadapi cacian atau pujian orang-orang. Inti dari sabar dalam beramal adalah bangkit untuk berbuat kebaikan, bersedekah harta, sedekah ilmu, sedekah tenaga, sedekah doa, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
Kita perlu sabar di dalam menunaikan amal, terus beramal meski hambatan menerjang. Buah dari kesabaran dalam beramal akan mengantarkan kita pada ketekunan di dalam berbuat baik, ketangguhan, dan kegigighan dalam beramal-salih.
Eksistensi (kedudukan) manusia di tengah-tengah manusia lainnya adalah dilihat dari amal salihnya (perbuatan baiknya). Kesabaran dalam beramal akan memberikan masa depan yang sangat menggembirakan. Semoga kita diberikan oleh Allah berupa sabar, istiqamah, ikhlas, dan amalan yang diterima oleh-Nya, amin ya Rabbal 'alamin.
Penutup
Sabar merupakan nasihat Allah yang sering kita jumpai di dalam Al-Quran. Hal ini menunjukan bahwa dalam segala situasi, maka kesabaran senantiasa kita butuhkan. Tidak ada suatu saat yang tidak membutuhkan kesabaran. Kehidupan adalah seperti sebuah jalanan yang panjang. Bagaimana pun juga kondisi jalannya maka selalu dibutuhkan kesabaran. Demikian pula dengan kehidupan manusia, segala situasi yang yang menimpanya dibutuhkan kesabaran agar sampai ke tempat tujuan (akhirat) dengan selamat dan bahagia.
Rabu, 01 Jumadil Awal 1437 H / 10 Februari 2016 M
Jam 17.53 WIB

Mozaik Islam

KEISTIMEWAAN KA'BAH

Ka'bah memiliki banyak keistimewaan. Dari sekian banyak keistimewaan Ka'bah, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Ka'bah, merupakan tempat ibadah tertua di dunia. Direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail. Ka'bah pertama kali dibangun oleh malaikat, kemudian oleh Nabi Adam as.
2. Jarum kompas tidak berfungsi di sekitar ka'bah di saat kita menggunakannya, sebab di sana merupakan pertemuan antara kutub utara dengan kutub selatan (zero magnetism area).
3. Kota Mekkah dimana Ka'bah berada merupakan wilayah di dunia yang memiliki tingkat gaya gravitasi yang tinggi yang membuat kekebalan tubuh sangat bagus yang membuat rata-rata usia penduduk lebih panjang. Tak heran, jika anda sepulang dari tanah suci terlihat lebih muda dan muka bercahaya.
4. Kota Mekkah dan Madinah merupakan tempat yang paling terang di bumi, hal ini setelah diamati dari ruang angkasa. Bahkan, empat astronot Rusia Andrey Borisenko, Alexander Samokutyaev, Anton Shkaplerov, serta penerjemah mereka Boris Meshcherykov, ketika berkunjung ke Lembaga Ilmu Penelitian Antariksa OASIS (PSSO) Arab Saudi pada Sabtu (10/11/2012) mengakui bahwa Kota Mekkah dan Madinah terlihat sangat terang meski gambar diambil pada malam hari (Kota New York atau Las Vegas saja gelap, pen).
5. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa Kota Mekkah berada tepat di tengah-tengah bumi, kota Mekkah merupakan wilayah 0 bujur sangkar. Seharusnya dasar penentuan waktu bukan di Greenwich (Inggris) tetapi Kota Mekkah.
6. Ka'bah sebagai tempat thawaf dan pusat ibadah imat Islam, dan di saat thawwaf (mengelilingi ka'bah) berlawanan dengan arah jarum jam, menjelaskan teori bahwa ketika putaran suatu energi berlawanan dengan arah jarum jam maka energi itu akan terpancar ke atas. Ditambah lagi dengan shalat selama 24 jam silih berganti di berbagai negara yang arahnya tertuju ke ka'bah akan melahirkan energi dahsyat di sekitar ka'bah, disambut dengan thawaf maka seperti mesin generator yang kekuatannya kemudian naik ke atas menuju langit, menembus alam semesta. Gerakan thawaf menunjukan rotasi. Demikian juga bumi, matahari, planet, galaksi, galaksi super cluster; semuanya berputar mengikuti aturan Tuhan. Tak dapat dibayangkan jika bumi keluar dari jalur maka tabrakan besar dan tabrakan beruntun akan terjadi menghancurkan semesta raya. Karena itu sebagai manusia, kita perlu berjalan sesuai dengan fitrah (sumber: edi abdullah, www.kompasiana.com).

Manfaat Sabar

KEUTAMAAN SABAR

Dudi Akasyah

Mukadimah
Seseorang yang memiliki sifat sabar berarti orang itu telah memiliki sebagian dari sifat-sifat orang yang baik kedudukannya di bumi. Orang sabar akan memiliki kedudukan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang diberikan kesabaran oleh Allah berarti orang itu telah menerima pemberian yang sangat baik dan pemberian yang sangat luas dibandingkan dengan pemberian lainnya. Nabi Muhammad bersabda:

Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran (HR. Bukhari Muslim)
Definisi
Sabar artinya menahan diri, yaitu menahan diri dari hal-hal yang tidak diridhai Allah Taala. Sabar adalah kemampuan di dalam mengendalikan nafsu yang sering membujuk dan memprovokasi. Termasuk sabar adalah (1) Menahan marah (2) Memaafkan atau memberi maaf. Di dalam semua situasi, peranan sabar sangat dibutuhkan. Di saat sempit kita membutuhkan kesabaran, demikian juga di saat lapang.
Sabar di saat Sehat maupun Sakit
Di saat sakit kita membutuhkan kesabaran agar tidak meratapi, putus-asa, sumpah serapah, dan sejenisnya; lebih baik diisi dengan dzikir dan berpasrah kepada Allah. Di saat sehat juga membutuhkan sabar, yaitu: tidak menggunakan sehat untuk hal yang tak ada manfaatnya, tidak merusak kesehatan, dan tidak menyalahgunakan sehat untuk maksiyat. Di saat sehat, nafsu sering menyuruh untuk berbuat dosa; hal itu dapat dicegah melalui sabar.
Sabar di saat Sempit maupun Lapang
Kita membutuhkan sabar di saat sedang diuji dengan sebuah kesulitan, yaitu: menjauhi putus asa, menahan marah, tidak menyalahkan orang lain, ridha atas pembagian dari-Nya, dan tidak mengumpat orang lain. Di saat lapang, kesabaran juga dibutuhkan, sebab godaan dikala sehat tak kalah banyaknya. Sabar di saat lapang berfungsi menghalau datangnya godaan-godaan tersebut.
Godaan di saat miskin berupa bujukan melakukan kejahatan dan dorongan menjadi peminta-minta, keduanya (meminta-minta dan berbuat jahat) merupakan godaan di saat miskin. Ada ulama mengatakan, bahwa kesabaran di saat miskin lebih ringan dibandingkan kesabaran di saat kaya; di saat miskin yang dipikirkan hanya bagaimana mencari sesuap nasi; di saat kaya yang dipikirkan bagaimana membelanjakan kekayaan secara tepat di saat banyak godaan mengelilinginya serta menghadapi banyak orang iri dengki (banyak yang tidak lulus uji di saat seperti itu).
Kunci Sabar
Di dalam menjalani kesabaran, kunci utamanya yaitu menahan diri dari dorongan nafsu yang muncul dari dalam (internal) dan pengaruh dari luar (eksternal). Upaya-upaya sabar ditempuh juga melalui menjaga hati, menjaga mulut, dan menjaga tingkah-laku. Melalui sabar perilaku orang akan lebih terkontrol. Untuk menjaga kesabaran, perlu melaksanakan shalat, puasa, dzikir, membaca Al-Quran
Sabar di dalam Shalat
Di saat shalat kita juga membutuhkan kesabaran, seperti: menjauhi kemalasan, belajar konsentrasi, mempersiapkan diri sebelum shalat, dan menjalani shalat dengan sabar. Sabar di dalam menjauhi godaan penghambat shalat, sabar di dalam mengendalikan nafsu, sabar di dalam meningkatkan kualitas (khusyu) dan kuantitas shalat (sabar di dalam menjalani shalat 5 waktu dan berupaya menambah shalat-shalat sunah). Shalat merupakan inti dari penghambaan kita kepada Allah, oleh sebab itu setan dan nafsu selalu menghambat shalat, kita perlu sabar di dalam mempertahankan shalat.
Sabar dalam ibadah
Di saat akan melaksanakan ibadah, banyak godaan yang muncul, misalnya: "bujukan untuk menunda-nunda serta membikin alasan-alasan lain." Seringkali kita dilalaikan dengan berbagai kesibukan, padahal kita tahu bahwa yang tersisa dalam hidup/yang akan dibawa mati adalah ibadah, sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran bahwa tugas manusia adalah ibadah.
Kita perlu sabar dalam ibadah, ibadah merupakan prioritas utama. Kita perlu sabar di dalam mengatur kegiatan lain sehingga semua aktifitas kita bisa mendukung kegiatan ibadah. Melalui hal demikian, kita akan memiliki waktu untuk membaca Al-Quran, berdzikir, dan melaksanakan ibadah lainnya sehingga kita dapat menjalin hubungan sebaik mungkin dengan Allah Taala.
Menjalankan ibadah membutuhkan kesabaran, baik di kala meraihnya maupun mempertahankannya. Percayalah, bahwa kesabaran akan berbuah kebaikan dan akan melahirkan lebih banyak kebaikan sehingga hidup kita akan lebih baik dari waktu ke waktu. Ketika manusia mati, maka semuanya akan meninggalkan kita, ibadah itulah yang akan terus menemani. Sabar hanya sebentar, setelah itu hasilnya kekal.
Sabar dalam beramal
Sabar dibutuhkan saat mengerjakan amal, yaitu bagaimana agar kita tekun dalam beramal. Menjalani amal setiap hari, setiap saat, setiap waktu; tentu, hal itu sangat membutuhkan sabar. Ketika kita sedekah, kita perlu sabar di dalam menyingkirkan tamak yang ada dalam diri, sabar di saat setan berbisik, atau sabar di dalam menghadapi cacian atau pujian orang-orang. Inti dari sabar dalam beramal adalah bangkit untuk berbuat kebaikan, bersedekah harta, sedekah ilmu, sedekah tenaga, sedekah doa, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
Kita perlu sabar di dalam menunaikan amal, terus beramal meski hambatan menerjang. Buah dari kesabaran dalam beramal akan mengantarkan kita pada ketekunan di dalam berbuat baik, ketangguhan, dan kegigighan dalam beramal-salih.
Eksistensi (kedudukan) manusia di tengah-tengah manusia lainnya adalah dilihat dari amal salihnya (perbuatan baiknya). Kesabaran dalam beramal akan memberikan masa depan yang sangat menggembirakan. Semoga kita diberikan oleh Allah berupa sabar, istiqamah, ikhlas, dan amalan yang diterima oleh-Nya, amin ya Rabbal 'alamin.
Penutup
Sabar merupakan nasihat Allah yang sering kita jumpai di dalam Al-Quran. Hal ini menunjukan bahwa dalam segala situasi, maka kesabaran senantiasa kita butuhkan. Tidak ada suatu saat yang tidak membutuhkan kesabaran. Kehidupan adalah seperti sebuah jalanan yang panjang. Bagaimana pun juga kondisi jalannya maka selalu dibutuhkan kesabaran. Demikian pula dengan kehidupan manusia, segala situasi yang yang menimpanya dibutuhkan kesabaran agar sampai ke tempat tujuan (akhirat) dengan selamat dan bahagia.
Rabu, 01 Jumadil Awal 1437 H / 10 Februari 2016 M
Jam 17.53 WIB

Mozaik Islam

KEISTIMEWAAN KA'BAH

Ka'bah memiliki banyak keistimewaan. Dari sekian banyak keistimewaan Ka'bah, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Ka'bah, merupakan tempat ibadah tertua di dunia. Direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail. Ka'bah pertama kali dibangun oleh malaikat, kemudian oleh Nabi Adam as.
2. Jarum kompas tidak berfungsi di sekitar ka'bah di saat kita menggunakannya, sebab di sana merupakan pertemuan antara kutub utara dengan kutub selatan (zero magnetism area).
3. Kota Mekkah dimana Ka'bah berada merupakan wilayah di dunia yang memiliki tingkat gaya gravitasi yang tinggi yang membuat kekebalan tubuh sangat bagus yang membuat rata-rata usia penduduk lebih panjang. Tak heran, jika anda sepulang dari tanah suci terlihat lebih muda dan muka bercahaya.
4. Kota Mekkah dan Madinah merupakan tempat yang paling terang di bumi, hal ini setelah diamati dari ruang angkasa. Bahkan, empat astronot Rusia Andrey Borisenko, Alexander Samokutyaev, Anton Shkaplerov, serta penerjemah mereka Boris Meshcherykov, ketika berkunjung ke Lembaga Ilmu Penelitian Antariksa OASIS (PSSO) Arab Saudi pada Sabtu (10/11/2012) mengakui bahwa Kota Mekkah dan Madinah terlihat sangat terang meski gambar diambil pada malam hari (Kota New York atau Las Vegas saja gelap, pen).
5. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa Kota Mekkah berada tepat di tengah-tengah bumi, kota Mekkah merupakan wilayah 0 bujur sangkar. Seharusnya dasar penentuan waktu bukan di Greenwich (Inggris) tetapi Kota Mekkah.
6. Ka'bah sebagai tempat thawaf dan pusat ibadah imat Islam, dan di saat thawwaf (mengelilingi ka'bah) berlawanan dengan arah jarum jam, menjelaskan teori bahwa ketika putaran suatu energi berlawanan dengan arah jarum jam maka energi itu akan terpancar ke atas. Ditambah lagi dengan shalat selama 24 jam silih berganti di berbagai negara yang arahnya tertuju ke ka'bah akan melahirkan energi dahsyat di sekitar ka'bah, disambut dengan thawaf maka seperti mesin generator yang kekuatannya kemudian naik ke atas menuju langit, menembus alam semesta. Gerakan thawaf menunjukan rotasi. Demikian juga bumi, matahari, planet, galaksi, galaksi super cluster; semuanya berputar mengikuti aturan Tuhan. Tak dapat dibayangkan jika bumi keluar dari jalur maka tabrakan besar dan tabrakan beruntun akan terjadi menghancurkan semesta raya. Karena itu sebagai manusia, kita perlu berjalan sesuai dengan fitrah (sumber: edi abdullah, www.kompasiana.com).