TAFAKUR
LANGIT
Dudi
Akasyah
Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan Kami telah
menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandangnya (QS. A Hijr, 15:16)
Langit terbentang luas di atas kita. Sebagian
orang ada yang jauh-jauh datang ke laut, mereka berkata: "Senang sekali ya
jika kita tinggal di tepi laut sehingga dapat sering-sering memandang
laut." Kita juga sebenarnya memiliki pemandangan setiap hari, yaitu
langit. Langit berwarna biru terbentang luas di atas kepala kita. Saat siang
hari, langit bertasbih berhiaskan awan, burung-burung, lembayung, pelangi, dan
keindahan lainnya. Saat malam tiba, langit bertasbih berhiaskan bintang
berkerlap-kerlip laksana mutiara terbaik, bulan melayang tak kalah eloknya, sesekali
terlihat meteor, serta banyak sekali pemandangan langit yang membuat hati
terhanyut dalam kedamaian dzikir.
Saat tempat di bumi telah dijamah manusia
sehingga tampak sumpek dan tidak nyaman, maka pemandangan langit menawarkan
pandangan yang lega dan kenyamanan jiwa.
Kini saatnya kita memandang langit
Mungkin di antara kita masih ada yang belum
sempat memandang langit; atau lupa; atau tidak tahu, maka ketahuilah bahwa
langit itu ada di atas kepala kita dan butuh kita pandang. Langit perlu kita
tafakuri. Ada banyak hal tentang langit yang bisa memberikan ilmu, hikmah, dan
ibadah manakala kita mau merenungi penciptaan langit.
Maka apakah
mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?
(QS. Qaaf, 50 : 6)
Tidak ada suatu bangunan pun di bumi yang tak
memiliki retak, akan tetapi lihatlah langit yang luas terbentang namun ia
sedikit pun tak retak. Allah telah mengokohkan langit. Langit merupakan tempat
yang sangat luas, tak terkira luasnya. Jarak antara bintang yang satu dengan
bintang yang lainnya adalah amat jauh, hanya bisa ditempuh dengan kecepatan
cahaya.
Ada tempat di langit dimana para malaikat
berkumpul untuk melaksanakan perintah Allah. Ada juga jin atau setan yang
berupaya mengintip pembicaraan malaikat kemudian malaikat melemparnya dengan
bintang jatuh (meteor).
Saat pandangan mata menuju langit kita
menyaksikan burung-burung terbang, menari-nari indah di angkasa. Kita pun dapat
memandang pohon-pohon ikut melambai.
Namun ada orang yang seumur hidupnya belum
pernah sekalipun memandang langit, yang ia lihat hanya benda bumi,
kelalaian-kelalaian, nafsu, dan maksiyat.
Banyak hal yang dapat kita renungi dari
penciptaan langit.
Al-Quran
turun dari langit
Banyak kebaikan yang turun dari langit atas
izin Allah. Yang terbesar adalah Al-Quran, ia diturunkan dari lauh mahfuz ke langit
dunia, kemudian diturunkan dari langit dunia ke bumi. Para malaikat mengatur
urusan di langit. Di langit terdapat banyak alam. Bahkan ada alam dimana
malaikat pun tak sanggup untuk menembusnya kecuali yang diberi izin Allah,
Hal ini pernah terjadi saat Nabi Saw Isra
Mi'raj dimana nabi sampai pada suatu alam dimana Jibril tidak bisa mengantar
nabi sebab alam yang akan dimasuki adalah alam khusus tidak diizinkan masuk
kecuali diizinkan Allah Taala.
Langit
menurunkan hujan
Tidakkah kamu melihat bahwasanya
Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu
buah-buahan yang beraneka macam jenisnya (QS. Faathir, 35:27)
Allah mengutus angin, kisaran angin ditentukan,
awan-awan bergerak. Mereka digiring ke suatu tempat kemudian diturunkanlah air
hujan. Air yang diturunkan adalah air tawar. Air hujan tidak asin meski awalnya
banyak diambil dari air laut (uap). Dari air tawar itulah diperoleh manfaat
yang banyak.
Air tawar dari langit tidaklah diangkut oleh
manusia melainkan Allah yang mengaturnya. Di langit air dikumpulkan kemudian
diturunkan ke bumi sesuai kadarnya.
Awan yang berjalan di langit sungguh ada yang
menggerakannya. Mereka bergerak ke daerah yang tepat untuk disirami. Mereka
(awan-awan) bergerak setiap waktu dari dulu hingga kini dengan pengaturan yang
amat terencana.
Tatkala hujan turun, bumi yang awalnya kering
kerontang mendadak menumbuhkan berbagai tanaman dan buah-buahan, penduduk
bergembira, demikian juga dengan hewan ternak, burung, ikan, udara segar dan
sebagainya.
Kehebatan pengaturan yang ada di langit
sebenarnya banyak terjadi, namun hanya sedikit orang yang mau merenungkannya.
Padahal, di akhirat, kita akan menerima banyak pertanyaan yang harus kita
jawab, termasuk sebagaimana firman Allah: Apakah kamu pernah merenungi
penciptaan langit dan bumi? Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allah
menurunkan hujan ke bumi?
Penutup
Selama ini kita selalu dipayungi langit, namun
pernahkah kita memandang dan mentafakuri penciptaan langit? Dengan memandang
langit kita akan menyaksikan keagungan penciptaan langit, betapa Allah Taala
maha luas kekuasaannya. Dengan tafakur langit maka hal itu akan semakin
meningkatkan iman dan kemantapan hati tentang kemaha-besaran Allah Taala. Wallahu a'lam bish shawab.
Selasa 28 Juli 2015
______Mozaik
Islam
Amerika
Memiliki
565
Nama Islam
Amerika, negara adikuasa berjulukan polisi dunia,
ternyata memiliki 565 nama daerah dan kota yang berasal dari khasanah Islam.
Nama-nama Tersebut antara lain Alhambra di Los Angeles.
Di bagian tengah Amerika dari selatan sampai Illionis terdapat nama kota
Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma.
Di Washington ada nama kota Salem dan lain-lain. Nama
Alabama dan Arkansas berasal dari nama Islam, yaitu Allah-bamnya dan
Arkan-Syah. Nama Medina, Mecca juga terdapat di Indiana dan New York.
Nama-nama khasanah Islam di Amerika itu dibeberkan
dalam Encyclopedia Islam International (EII), ditulis HM Iwan Gayo, yang juga
penyusun serial "Buku Pintar" yang telah 45 kali cetak ulang.
"Saya kaget begitu mengetahui fakta bahwa di
Amerika bertebaran nama-nama Islam. Ini membuktikan bahwa Islam sudah
mendarah-daging di benua Amerika," kata Iwan Gayo, yang bertolak ke Turki,
Senin (25/3).
Buku berkulit coklat setebal 1.264 halaman itu memuat
5.181 artikel dan 6.569 gambar.
Untuk merampungkan buku tersebut, Iwan Gayo, peraih
hadiah jurnalistik "Adinegoro" pada 1981, melakukan riset mendalam di
berbagai negara di dunia.
Columbus bukanlah orang pertama menemukan benua Amerika
seperti yang selama ini dimuat dalam buku sejarah. "Jauh sebelum Columbus
datang, sudah ada pelaut Muslim dari Andalusia Spanyol yang hidup dan
berkembang di benua Amerika.
"Columbus tidak akan pernah mengenal benua Amerika
apabila tidak ada bantuan dari dua nakhoda muslim Andalusia, Martin Alonso
Pinzon dan Kanan Vincen Yanez Pinzon," kata Iwan Gayo mengutip isi halaman
118 buku ensiklopedi tersebut.
Columbus sendiri menulis bahwa pada saat berlayar dekat
Gibara pada bagian tenggara Cuba, menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang
indah (halaman 117). (Sumber: zilzaal.blogspot.com/2013)
Artikel ini terdapat di dalam Buku :
Dudi Akasyah Ihsan, “Berjuang untuk Allah, tak Akan Terjatuh,”
Cet. 1, Jakarta: Pustaka Sakinah Jakarta, 2016