Arsip Blog

Kamis, 23 Oktober 2014

keutamaan berteman dan menjaga lidah


KEUTAMAAN BERTEMAN DAN MENJAGA LIDAH

Dudi Akasyah Ihsan


Islam menganjurkan agar kita memiliki teman. Hal ini selaras dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial dimana ia tak bisa berdiri sendiri. Manusia membutuhkan bantuan manusia lain, termasuk dalam hal komunikasi maupun mu'amalah (interaksi dan transaksi).
Jika dilihat dari kehidupan sehari-hari, maka ada orang yang kesulitan mendapat teman, ada juga yang dijauhi teman-temannya, ada juga yang memiliki banyak sahabat, ada juga sebagai sahabat karib, dan ada juga yang disukai oleh banyak orang.
Menjaga Lisan
Agar mudah mendapat teman dan agar persahabatan diberkahi. Salah satunya adalah bijak dalam menjaga perkataan (menjaga lidah). Nabi Saw bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah jika orang yang di sekitarnya merasa aman dari perkataannya."
Al-Ghazali menyatakan bila anda tidak menunaikan hak Allah maka janganlah menuntut saudara anda untuk menunaikan hak Allah.
Ibnu al-Mubarak mengatakan: "Seorang mukmin menuntut adanya saling pengertian, sedangkan orang munafik menghendaki seseorang terjerumus dalam kesesatan."
Al-Fudhail menyatakan: "Memaafkan kesalahan saudara menunjukkan keluhuran budi seseorang."
Imam Syafi'i berkata: "Tak ada seorang muslim yang taat, ia tanpa melakukan kesalahatan sedikit pun. Demikian pula, tak ada seorang manusia yang berbuat maksiyat tanpa melakukan sedikit pun ketaatan. Adalah suatu kewajiban ketaatan melebihi kemaksiyatan. Nasihat Imam Syafii di atas adalah supaya kita menjauhi ghibah.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
"Allah mengharamkan seorang mukmin berprasangka buruk kepada mukmin lainnya" (HR Al-Hakim).
Al-Ghazali menyatakan bahwa sahabat yang baik adalah yang dapat menyimpan rahasianya. Ditanyakan: "Apakah kamu dapat menyimpan rahasia ini?" Ia menjawab: "Saya tidak hanya menyimpan rahasia itu, bahkan saya telah melupakannya."
Para ulama ahli hikmah berkata: "Jangan anda bersahabat karib dengan orang yang berubah sikap dikala 4 keadaan, yaitu saat marah, ambisi, dikala tamak, dan ngelantur.
Abu Said berkata: "Jika anda ingin mengikat persaudaraan yang akrab (sahabat karib) maka buatlah sebuah rekayasa. Anda suruh seseorang untuk bertanya kepadanya tentang Anda. Jika ia berkata tentang hal yang baik dan menyimpan rahasia Anda, maka jadikanlah ia sahabat karib Anda."
Ada perkataan dari ulama: "Bagaimana cara anda menyimpan rahasia?" dijawab: "Aku menguburnya."
Al-Abbas berkata kepada anaknya, Abdullah bin Abbas: "Saya lihat laki-laki ini (Umar r.a.) sangat baik, ia selalu mengutamakanmu daripada para orang tua. Aku berpesan kepadamu tentang 5 hal. Pertama, jangan engkau sebar-luaskan rahasianya. Kedua, jangan engkau membicarakan keburukannya kepada orang lain. Ketiga, janganlah kamu berbohong kepadanya. Keempat, jaga lisanmu jangan sampai ia tak berkenan, membuatnya bersedih, atau berkecil hati. Kelima, jangan engkau berkhianat kepadanya.
Imam Asy-Sya'bi yang menyimak perkataan Al-Abbas berkata: "Setiap kata dari lima pesannya itu lebih baik daripada seribu nasihat."
Menjaga lidah adalah menghindari perdebatan dengan orang bodoh. Ibnu Abbas berkata: "Janganlah berdebat dengan orang bodoh, niscaya akan menyakiti hati."
Nabi Muhammad Saw bersabda: "Barangsiapa meninggalkan perselisihan dan perdebatan, sedangkan ia salah, maka Allah akan membangunkan rumah di surga yang paling dasar. Adapun orang yang menghindari perselisihan dan perdebatan, sedangkan ia benar, lurus, dan adil, maka Allah akan mendirikan istana surga baginya di surga tertinggi" (HR. At-Tirmidzi).
Janganlah kalian saling bermusuhan, saling membenci, saling dengki, dan janganlah kalian saling menjauhi. Jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara. Seorang muslim merupakan saudara muslim lainnya, sehingga ia tidak akan menzalimi saudaranya, melanggar haknya, dan menelantarkannya. Termasuk merupakan kejahatan adalah menghina saudaranya yang Muslim (HR Muslim) (p.666).
Agar Sahabat Bertambah
Sebagai makhluk sosial maka kita membutuhkan teman. Di saat kita mempunyai teman maka kita ingin ada diantaranya yang menjadi teman karib (sahabat karib).
Islam mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang beriman adalah bersaudara. Nabi Saw bersabda bahwa orang mukmin dengan mukmin yang lainnya seperti satu tubuh, jika salah-satunya sakit maka akan sakit seluruh tubuhnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjalin persahabatan, melestarikan persaudaraan, dan mempertahankan pertemanan. Sebab bermula dari persaudaraan maka akan muncul kekuatan dan kejayaan Islam.
Penutup
Ada dosa yang tak disengaja, salah-satunya adalah berkata-kata yang membuat orang lain tersinggung, tak berkenan, atau tersakiti. Jika kita dapat menjaga lisan maka sahabat kita akan nyaman berada di sekitar kita, namun jika kita tidak mampu menjaga lisan maka orang-orang akan menjauh dari kita. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua untuk berkata-kata yang berkualitas, dzikir, ilmu, bijak, dan kata-kata yang mengandung hikmah, pahala, dan persahabatan. Amin Ya Allah Ya Robbal 'Alamin.
17:00, Sun 20-04-2014


Mozaik Islam
AZ-ZAHRAWI
Bapak Ilmu Bedah Modern

Pada tahun 2013, para pemerhati kedokteran dunia, khususnya muslim dunia, memperingati seribu tahun (satu milenium) wafatnya dokter terkemuka Az-Zahrawi. Ia diberi gelar Bapak Ilmu Bedah Modern. Az-Zahrawi lahir di Cordoba, Spanyol, pada tahun 1013 M. Pada saat itu, Spanyol masih dibawah pimpinan Khalifah al-Hakim II.
Di Eropa, Az-Zahrawi disebut juga sebagai Abulcasis (Abul Qasim). Abu Al-Qasim al-Zahrawi merupakan Bapak Ilmu Bedah modern.
Kini, meski Spanyol di bawah pemerintahan non-Muslim, namun pemerintah memberi penghormatan kepada Az-Zahrawi, diantaranya diabadikan menjadi nama jalan di Cordoba yaitu Calle Abulcasis. Di jalan itu, terdapat rumah no.6 yang dirawat Dan dilindungi oleh Badan Kepariwisataan Spanyol. Rumah itu adalah tempat dimana Az-Zahrawi bertempat tinggal. Karya monumentalnya adalah Kitab At-Tasrif liman 'Ajiza 'an At-Ta'lif, yaitu Ensiklopedi Kedokteran yang terdiri dari 30 volume, yang hingga kini menjadi rujukan mata kuliah kedokteran di Eropa. Kitab al-Tasrif membahas secara detail tentang anatomi, klasifikasi penyakit, informasi nutrisi, operasi, ortopedi, optalmologi, farmakologi, dan ilmu bedah. Para ahli bedah selanjutnya, seperti Guy de Chauliac, ahli bedah Prancis tahun 1400, serta Jaques Delechamps, ahli bedah Prancis tahun 1600 mengakui bahwa banyak karya ilmiahnya yang terinspirasi dari Kitab at-Tafsir. Delechamps menulis: "Luas dan dalamnya pemahaman Abul Casis merupakan kontribusi luar biasa bagi ilmu bedah."
Redaksi: DA. Sumber data dari Republika Edisi 21 April 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar