KEUTAMAAN BERTEMAN DAN MENJAGA
LIDAH
Dudi Akasyah Ihsan
Islam menganjurkan agar kita memiliki teman. Hal ini selaras
dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial dimana ia tak bisa berdiri sendiri.
Manusia membutuhkan bantuan manusia lain, termasuk dalam hal komunikasi maupun mu'amalah (interaksi dan transaksi).
Jika dilihat dari kehidupan sehari-hari, maka ada orang yang
kesulitan mendapat teman, ada juga yang dijauhi teman-temannya, ada juga yang
memiliki banyak sahabat, ada juga sebagai sahabat karib, dan ada juga yang
disukai oleh banyak orang.
Menjaga Lisan
Agar mudah mendapat teman dan agar persahabatan diberkahi.
Salah satunya adalah bijak dalam menjaga perkataan (menjaga lidah). Nabi Saw
bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah jika orang yang di sekitarnya merasa
aman dari perkataannya."
Al-Ghazali
menyatakan bila anda tidak menunaikan hak Allah maka janganlah menuntut saudara
anda untuk menunaikan hak Allah.
Ibnu al-Mubarak
mengatakan: "Seorang mukmin menuntut adanya saling pengertian, sedangkan
orang munafik menghendaki seseorang terjerumus dalam kesesatan."
Al-Fudhail
menyatakan: "Memaafkan kesalahan saudara menunjukkan keluhuran budi
seseorang."
Imam Syafi'i
berkata: "Tak ada seorang muslim yang taat, ia tanpa melakukan kesalahatan
sedikit pun. Demikian pula, tak ada seorang manusia yang berbuat maksiyat tanpa
melakukan sedikit pun ketaatan. Adalah suatu kewajiban ketaatan melebihi
kemaksiyatan. Nasihat Imam Syafii di atas adalah supaya kita menjauhi ghibah.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
"Allah mengharamkan
seorang mukmin berprasangka buruk kepada mukmin lainnya" (HR Al-Hakim).
Al-Ghazali
menyatakan bahwa sahabat yang baik adalah yang dapat menyimpan rahasianya.
Ditanyakan: "Apakah kamu dapat menyimpan rahasia ini?" Ia menjawab:
"Saya tidak hanya menyimpan rahasia itu, bahkan saya telah
melupakannya."
Para ulama ahli hikmah berkata: "Jangan anda bersahabat
karib dengan orang yang berubah sikap dikala 4 keadaan, yaitu saat marah,
ambisi, dikala tamak, dan ngelantur.
Abu Said
berkata: "Jika anda ingin mengikat persaudaraan yang akrab (sahabat karib)
maka buatlah sebuah rekayasa. Anda suruh seseorang untuk bertanya kepadanya
tentang Anda. Jika ia berkata tentang hal yang baik dan menyimpan rahasia Anda,
maka jadikanlah ia sahabat karib Anda."
Ada perkataan dari ulama: "Bagaimana cara anda
menyimpan rahasia?" dijawab: "Aku menguburnya."
Al-Abbas
berkata kepada anaknya, Abdullah bin
Abbas: "Saya lihat laki-laki ini (Umar r.a.) sangat baik, ia selalu
mengutamakanmu daripada para orang tua. Aku berpesan kepadamu tentang 5 hal.
Pertama, jangan engkau sebar-luaskan rahasianya. Kedua, jangan engkau
membicarakan keburukannya kepada orang lain. Ketiga, janganlah kamu berbohong
kepadanya. Keempat, jaga lisanmu jangan sampai ia tak berkenan, membuatnya
bersedih, atau berkecil hati. Kelima, jangan engkau berkhianat kepadanya.
Imam Asy-Sya'bi
yang menyimak perkataan Al-Abbas berkata: "Setiap kata dari lima pesannya
itu lebih baik daripada seribu nasihat."
Menjaga lidah adalah menghindari perdebatan dengan orang
bodoh. Ibnu Abbas berkata:
"Janganlah berdebat dengan orang bodoh, niscaya akan menyakiti hati."
Nabi Muhammad Saw
bersabda: "Barangsiapa meninggalkan perselisihan dan perdebatan, sedangkan
ia salah, maka Allah akan membangunkan rumah di surga yang paling dasar. Adapun
orang yang menghindari perselisihan dan perdebatan, sedangkan ia benar, lurus,
dan adil, maka Allah akan mendirikan istana surga baginya di surga
tertinggi" (HR. At-Tirmidzi).
Janganlah kalian saling bermusuhan, saling membenci, saling
dengki, dan janganlah kalian saling menjauhi. Jadilah kalian hamba-hamba yang
bersaudara. Seorang muslim merupakan saudara muslim lainnya, sehingga ia tidak
akan menzalimi saudaranya, melanggar haknya, dan menelantarkannya. Termasuk
merupakan kejahatan adalah menghina saudaranya yang Muslim (HR Muslim) (p.666).
Agar Sahabat Bertambah
Sebagai makhluk sosial maka kita membutuhkan teman. Di saat
kita mempunyai teman maka kita ingin ada diantaranya yang menjadi teman karib
(sahabat karib).
Islam mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang beriman
adalah bersaudara. Nabi Saw bersabda bahwa orang mukmin dengan mukmin yang
lainnya seperti satu tubuh, jika salah-satunya sakit maka akan sakit seluruh
tubuhnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjalin persahabatan,
melestarikan persaudaraan, dan mempertahankan pertemanan. Sebab bermula dari
persaudaraan maka akan muncul kekuatan dan kejayaan Islam.
Penutup
Ada dosa yang tak disengaja, salah-satunya adalah
berkata-kata yang membuat orang lain tersinggung, tak berkenan, atau tersakiti.
Jika kita dapat menjaga lisan maka sahabat kita akan nyaman berada di sekitar
kita, namun jika kita tidak mampu menjaga lisan maka orang-orang akan menjauh
dari kita. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua untuk berkata-kata
yang berkualitas, dzikir, ilmu, bijak, dan kata-kata yang mengandung hikmah,
pahala, dan persahabatan. Amin Ya Allah
Ya Robbal 'Alamin.
17:00, Sun
20-04-2014
Mozaik Islam
AZ-ZAHRAWI
Bapak Ilmu Bedah Modern
Pada
tahun 2013, para pemerhati kedokteran dunia, khususnya muslim dunia,
memperingati seribu tahun (satu milenium) wafatnya dokter terkemuka Az-Zahrawi.
Ia diberi gelar Bapak Ilmu Bedah Modern. Az-Zahrawi lahir di Cordoba, Spanyol,
pada tahun 1013 M. Pada saat itu, Spanyol masih dibawah pimpinan Khalifah
al-Hakim II.
Di
Eropa, Az-Zahrawi disebut juga sebagai Abulcasis (Abul Qasim). Abu Al-Qasim
al-Zahrawi merupakan Bapak Ilmu Bedah modern.
Kini,
meski Spanyol di bawah pemerintahan non-Muslim, namun pemerintah memberi
penghormatan kepada Az-Zahrawi, diantaranya diabadikan menjadi nama jalan di
Cordoba yaitu Calle Abulcasis. Di jalan itu, terdapat rumah no.6 yang dirawat
Dan dilindungi oleh Badan Kepariwisataan Spanyol. Rumah itu adalah tempat
dimana Az-Zahrawi bertempat tinggal. Karya monumentalnya adalah Kitab At-Tasrif liman 'Ajiza 'an At-Ta'lif,
yaitu Ensiklopedi Kedokteran yang terdiri dari 30 volume, yang hingga kini
menjadi rujukan mata kuliah kedokteran di Eropa. Kitab al-Tasrif membahas
secara detail tentang anatomi, klasifikasi penyakit, informasi nutrisi, operasi,
ortopedi, optalmologi, farmakologi, dan ilmu bedah. Para ahli bedah
selanjutnya, seperti Guy de Chauliac,
ahli bedah Prancis tahun 1400, serta Jaques
Delechamps, ahli bedah Prancis tahun 1600 mengakui bahwa banyak karya
ilmiahnya yang terinspirasi dari Kitab at-Tafsir. Delechamps menulis:
"Luas dan dalamnya pemahaman Abul Casis merupakan kontribusi luar biasa
bagi ilmu bedah."
Redaksi:
DA. Sumber data dari Republika Edisi 21 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar