Arsip Blog

Rabu, 05 Oktober 2016

tafakur langit


TAFAKUR LANGIT

Dudi Akasyah

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandangnya (QS. A Hijr, 15:16)
Langit terbentang luas di atas kita. Sebagian orang ada yang jauh-jauh datang ke laut, mereka berkata: "Senang sekali ya jika kita tinggal di tepi laut sehingga dapat sering-sering memandang laut." Kita juga sebenarnya memiliki pemandangan setiap hari, yaitu langit. Langit berwarna biru terbentang luas di atas kepala kita. Saat siang hari, langit bertasbih berhiaskan awan, burung-burung, lembayung, pelangi, dan keindahan lainnya. Saat malam tiba, langit bertasbih berhiaskan bintang berkerlap-kerlip laksana mutiara terbaik, bulan melayang tak kalah eloknya, sesekali terlihat meteor, serta banyak sekali pemandangan langit yang membuat hati terhanyut dalam kedamaian dzikir.
Saat tempat di bumi telah dijamah manusia sehingga tampak sumpek dan tidak nyaman, maka pemandangan langit menawarkan pandangan yang lega dan kenyamanan jiwa.
Kini saatnya kita memandang langit
Mungkin di antara kita masih ada yang belum sempat memandang langit; atau lupa; atau tidak tahu, maka ketahuilah bahwa langit itu ada di atas kepala kita dan butuh kita pandang. Langit perlu kita tafakuri. Ada banyak hal tentang langit yang bisa memberikan ilmu, hikmah, dan ibadah manakala kita mau merenungi penciptaan langit.
Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? (QS. Qaaf, 50 : 6)
Tidak ada suatu bangunan pun di bumi yang tak memiliki retak, akan tetapi lihatlah langit yang luas terbentang namun ia sedikit pun tak retak. Allah telah mengokohkan langit. Langit merupakan tempat yang sangat luas, tak terkira luasnya. Jarak antara bintang yang satu dengan bintang yang lainnya adalah amat jauh, hanya bisa ditempuh dengan kecepatan cahaya.
Ada tempat di langit dimana para malaikat berkumpul untuk melaksanakan perintah Allah. Ada juga jin atau setan yang berupaya mengintip pembicaraan malaikat kemudian malaikat melemparnya dengan bintang jatuh (meteor).
Saat pandangan mata menuju langit kita menyaksikan burung-burung terbang, menari-nari indah di angkasa. Kita pun dapat memandang pohon-pohon ikut melambai.
Namun ada orang yang seumur hidupnya belum pernah sekalipun memandang langit, yang ia lihat hanya benda bumi, kelalaian-kelalaian, nafsu, dan maksiyat.
Banyak hal yang dapat kita renungi dari penciptaan langit.
Al-Quran turun dari langit
Banyak kebaikan yang turun dari langit atas izin Allah. Yang terbesar adalah Al-Quran, ia diturunkan dari lauh mahfuz ke langit dunia, kemudian diturunkan dari langit dunia ke bumi. Para malaikat mengatur urusan di langit. Di langit terdapat banyak alam. Bahkan ada alam dimana malaikat pun tak sanggup untuk menembusnya kecuali yang diberi izin Allah,
Hal ini pernah terjadi saat Nabi Saw Isra Mi'raj dimana nabi sampai pada suatu alam dimana Jibril tidak bisa mengantar nabi sebab alam yang akan dimasuki adalah alam khusus tidak diizinkan masuk kecuali diizinkan Allah Taala.
Langit menurunkan hujan
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya (QS. Faathir, 35:27)
Allah mengutus angin, kisaran angin ditentukan, awan-awan bergerak. Mereka digiring ke suatu tempat kemudian diturunkanlah air hujan. Air yang diturunkan adalah air tawar. Air hujan tidak asin meski awalnya banyak diambil dari air laut (uap). Dari air tawar itulah diperoleh manfaat yang banyak.
Air tawar dari langit tidaklah diangkut oleh manusia melainkan Allah yang mengaturnya. Di langit air dikumpulkan kemudian diturunkan ke bumi sesuai kadarnya.
Awan yang berjalan di langit sungguh ada yang menggerakannya. Mereka bergerak ke daerah yang tepat untuk disirami. Mereka (awan-awan) bergerak setiap waktu dari dulu hingga kini dengan pengaturan yang amat terencana.
Tatkala hujan turun, bumi yang awalnya kering kerontang mendadak menumbuhkan berbagai tanaman dan buah-buahan, penduduk bergembira, demikian juga dengan hewan ternak, burung, ikan, udara segar dan sebagainya.
Kehebatan pengaturan yang ada di langit sebenarnya banyak terjadi, namun hanya sedikit orang yang mau merenungkannya. Padahal, di akhirat, kita akan menerima banyak pertanyaan yang harus kita jawab, termasuk sebagaimana firman Allah: Apakah kamu pernah merenungi penciptaan langit dan bumi? Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allah menurunkan hujan ke bumi?
Penutup
Selama ini kita selalu dipayungi langit, namun pernahkah kita memandang dan mentafakuri penciptaan langit? Dengan memandang langit kita akan menyaksikan keagungan penciptaan langit, betapa Allah Taala maha luas kekuasaannya. Dengan tafakur langit maka hal itu akan semakin meningkatkan iman dan kemantapan hati tentang kemaha-besaran Allah Taala. Wallahu a'lam bish shawab.
Selasa 28 Juli 2015




______Mozaik Islam

Amerika Memiliki
565 Nama Islam

Amerika, negara adikuasa berjulukan polisi dunia, ternyata memiliki 565 nama daerah dan kota yang berasal dari khasanah Islam.
Nama-nama Tersebut antara lain Alhambra di Los Angeles. Di bagian tengah Amerika dari selatan sampai Illionis terdapat nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma.
Di Washington ada nama kota Salem dan lain-lain. Nama Alabama dan Arkansas berasal dari nama Islam, yaitu Allah-bamnya dan Arkan-Syah. Nama Medina, Mecca juga terdapat di Indiana dan New York.
Nama-nama khasanah Islam di Amerika itu dibeberkan dalam Encyclopedia Islam International (EII), ditulis HM Iwan Gayo, yang juga penyusun serial "Buku Pintar" yang telah 45 kali cetak ulang.
"Saya kaget begitu mengetahui fakta bahwa di Amerika bertebaran nama-nama Islam. Ini membuktikan bahwa Islam sudah mendarah-daging di benua Amerika," kata Iwan Gayo, yang bertolak ke Turki, Senin (25/3).
Buku berkulit coklat setebal 1.264 halaman itu memuat 5.181 artikel dan 6.569 gambar.
Untuk merampungkan buku tersebut, Iwan Gayo, peraih hadiah jurnalistik "Adinegoro" pada 1981, melakukan riset mendalam di berbagai negara di dunia.
Columbus bukanlah orang pertama menemukan benua Amerika seperti yang selama ini dimuat dalam buku sejarah. "Jauh sebelum Columbus datang, sudah ada pelaut Muslim dari Andalusia Spanyol yang hidup dan berkembang di benua Amerika.
"Columbus tidak akan pernah mengenal benua Amerika apabila tidak ada bantuan dari dua nakhoda muslim Andalusia, Martin Alonso Pinzon dan Kanan Vincen Yanez Pinzon," kata Iwan Gayo mengutip isi halaman 118 buku ensiklopedi tersebut.
Columbus sendiri menulis bahwa pada saat berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara Cuba, menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah (halaman 117). (Sumber: zilzaal.blogspot.com/2013)



Artikel ini terdapat di dalam Buku :
Dudi Akasyah Ihsan, “Berjuang untuk Allah, tak Akan Terjatuh,” Cet. 1, Jakarta: Pustaka Sakinah Jakarta, 2016